Mioklonus: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan

Cegukan adalah bentuk mioklonus ringan yang sering terjadi

Semua orang pasti pernah mengalami kedutan otot yang tidak disengaja atau istilah medisnya adalah mioklonus. Bila pernah cegukan, melompat karena terkejut, atau merasa tersentak saat tidur, itulah yang disebut mioklonus.

Mioklonus mengacu pada sentakan otot yang cepat dan tidak disengaja dan cegukan adalah bentuk mioklonus yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi pada siapa saja dan jarang menimbulkan masalah serius.

1. Jenis

Mioklonus: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi mioklonus tidur (sleepassociation.org)

Dilansir Cleveland Clinic, otot berkedut atau mioklonus memiliki beberapa jenis yang bisa meliputi:

  • Action: melakukan gerakan atau hanya berpikir untuk bergerak saja dapat menyebabkan otot berkedut. Ini merupakan jenis yang paling melumpuhkan dan kejang otot yang terjadi dapat memengaruhi wajah, lengan, serta kaki.
  • Epilepsi: orang dengan epilepsi lebih rentan mengalami otot berkedut dan tersentak.
  • Esensial: penyebab mioklonus jenis ini tidak diketahui, tetapi terkadang jenis ini terjadi dalam keluarga meski bisa juga terjadi secara acak. Mioklonus esensial cenderung berkembang dengan lambat.
  • Tidur: saat tertidur, kedutan otot bisa saja terjadi dan mungkin adalah tanda dari sindrom kaki gelisah.
  • Stimulus-sensitif: rangsangan luar seperti cahaya, kebisingan, atau aktivitas tertentu berpotensi memicu otot berkedut.
  • Symptomatic:  jenis ini merupakan gejala dari masalah medis yang mendasarinya, misalnya ataksia atau penyakit Parkinson. Jenis ini juga disebut sebagai mioklonus sekunder.

2. Penyebab

Mioklonus: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi epilepsi, salah satu kondisi yang sebabkan mioklonus (integrisok.com)

Salah satu bentuk yang paling ringan adalah cegukan, sementara orang dengan epilepsi atau penyakit Parkinson sering mengalami kejang otot yang parah.

Penyebab mioklonus dapat sangat beragam. Mengutip Healthline, mioklonus dapat berkembang dengan sendirinya atau sebagai akibat dari:

  • Infeksi
  • Efek samping obat atau bahan kimia
  • Hipoksia (kondisi ketika tubuh, termasuk otak, mengalami kekurangan oksigen)
  • Kondisi peradangan autoimun, seperti multiple sclerosis dan penyakit celiac
  • Pukulan
  • Penyakit penyimpanan lipid
  • Trauma pada sumsum tulang belakang atau kepala
  • Tumor di otak atau sumsum tulang belakang
  • Gagal ginjal
  • Gagal hati
  • Gangguan metabolisme

Mioklonus juga merupakan gejala dari berbagai gangguan neurologis seperti:

  • Epilepsi
  • Radang otak
  • Koma
  • Penyakit Parkinson
  • Lewy body dementia
  • Penyakit Alzheimer
  • Penyakit Creutzfeldt-Jakob
  • Sindrom paraneoplastik
  • Degenerasi kortikobasal
  • Demensia frontotemporal
  • Multiple system atrophy

3. Gejala

Mioklonus: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi mioklonus dalam bentuk cegukan (badgut.org)

Dilansir Mayo Clinic, orang yang mengalami mioklonus sering menggambarkan tanda dan gejala mereka sebagai sentakan, getar, atau kejang yang terjadi secara:

  • Tiba-tiba
  • Singkat
  • Tidak disengaja
  • Seperti kaget
  • Intensitas dan frekuensi yang tidak teratur
  • Terlokalisasi pada satu bagian tubuh atau seluruh tubuh
  • Terkadang cukup parah untuk mengganggu makan, berbicara, atau berjalan

Baca Juga: Somatropin: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

4. Kapan harus periksa ke dokter?

Mioklonus: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi sakit kepala yang parah (freepik.com/jcomp)

Kamu sebaiknya memeriksakan diri ke dokter ketika:

  • Kedutan otot yang sering terjadi atau parah, sehingga memengaruhi kemampuan untuk bekerja, tidur, atau menikmati hidup
  • Kejang
  • Sakit kepala yang parah

5. Diagnosis

Mioklonus: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi EEG (wonderbaby.org)

Mioklonus ringan tidak memerlukan perawatan medis. Namun, mioklonus yang berupa kejang perlu pemeriksaan.

Seperti diterangkan di laman WebMD, dokter akan melakukan pemeriksaan dan mencatat bagian tubuh mana saja yang mengalami kejang. Dokter juga dapat memeriksa darah untuk mencari tanda-tanda penyebab lain. Lalu, dokter mungkin merekomendasikan sejumlah tes, misalnya:

  • Elektroensefalogram (EEG): guna melacak dan merekam pola aktivitas listrik di otak untuk mencari tahu di mana mioklonus dimulai. Metode ini dilakukan dengan meletakkan elektroda di kulit kepala yang dihubungkan dengan kabel yang mengirim sinyal ke komputer.
  • Elektromiografi (EMG): tes ini memeriksa kesehatan otot dan sel saraf yang mengendalikannya. EMG menggunakan elektroda untuk merasakan dan merekam sinyal yang dikirim saraf ke otot.
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI): MRI digunakan untuk mengambil gambar rinci dari otak, sumsum tulang belakang, dan bagian tubuh lain yang mungkin terkait dengan mioklonus.

6. Pengobatan

Mioklonus: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi berolahraga lebih sering sebagai perubahan pola hidup untuk mengatasi mioklonus (freepik.com/tirachardz)

Sejumlah obat termasuk antibiotik, antipsikotik, antidepresan, dan opiat mampu mengakibatkan mioklonus sebagai efek samping. Seumpama mioklonus terjadi karena obat, dokter akan merekomendasikan obat alternatif.

Mioklonus karena epilepsi juga dapat diobati obat antikejang yang biasa digunakan untuk epilepsi. Sementara itu, orang yang alami kejang mioklonik ringan umumnya tidak memerlukan pengobatan karena kejang hanya berlangsung selama beberapa detik.

Apabila mioklonus terjadi sebagai gejala sindrom kaki gelisah, pengobatan dan beberapa perubahan gaya hidup bisa membantu. Seseorang mungkin mendapatkan manfaat dari pijat, berolahraga lebih sering, pola tidur yang disesuaikan, dan mengurangi alkohol.

Seandainya pengobatan tidak efektif mengatasi mioklonus, dokter mungkin akan merekomendasikan suntikan Botox untuk meredakan sentakan otot karena dapat membuat otot menjadi rileks, mengutip Medical News Today.

7. Pencegahan

Mioklonus: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahanilustrasi bersepeda menggunakan helm untuk melindungi diri dari cedera otak (freepik.com/gpointstudio)

Mioklonus tidak selalu mungkin dicegah, tetapi kita bisa mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko terhadap berbagai penyebab yang diketahui. Beberapa cara untuk mengurangi risiko mioklonus adalah dengan:

  • Melindungi diri dari cedera otak dengan menggunakan helm atau tutup kepala selama melakukan aktivitas layaknya mengendarai sepeda atau sepeda motor.
  • Menghubungi dokter ketika mengalami kedutan setelah memulai pengobatan baru sehingga pencegahan bisa dilakukan.

Mioklonus atau kedutan otot yang tidak sadar pasti dialami setiap orang sesekali. Namun, bagi sebagian orang, mioklonus berupa kejang otot dapat mengganggu dan bahkan bisa membahayakan.

Segeralah periksa ke dokter jika gejala mioklonus yang dirasakan sudah terlalu sering, parah atau memburuk, serta mengganggu aktivitas harian, ya!

Baca Juga: Stroke: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya