TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demam Saat Hamil, Apa Dampaknya untuk Janin?

Jangan panik dan segera hubungi dokter

ilustrasi perempuan merasa tidak enak badan. (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Saat sedang hamil, masalah sekecil apa pun bisa menyebabkan kekhawatiran. Sebagai contoh, demam sering kali bukanlah masalah serius. Namun, jika terjadi selama kehamilan, kamu mungkin khawatir apakah ini akan memengaruhi bayi.

Daripada panik, sebaiknya segera hubungi dokter. Dengan begitu, dokter akan membantumu menentukan penyebabnya dan meresepkan obat jika diperlukan. Demam saat hamil sering kali merupakan gejala dari kondisi mendasar yang bisa saja berbahaya bagi calon bayi.

1. Gejala

ilustrasi termometer (pixabay.com/congerdesign)

Demam adalah respons umum terhadap infeksi, dikutip dari laman Baby Center. Semua orang, termasuk perempuan hamil, dapat terserang infeksi yang menyebabkan demam. Untuk mengetahui apakah kamu mengalami demam selama kehamilan, gunakan termometer untuk mengukur suhu.

Karenanya, penting bagi ibu hamil untuk memiliki termometer. Seseorang dikatakan demam jika memiliki suhu lebih dari 38 derajat Celcius. Jika kamu mengalami demam, bicarakan dengan dokter untuk mengidentifikasi penyebabnya.

Baca Juga: 7 Bahaya Polusi Udara untuk Ibu Hamil, Bayi Bisa Lahir Prematur

2. Penyebab

ilustrasi bakteri (pixabay.com/nadya_il)

Penyebab demam selama kehamilan kurang lebih sama seperti demam selama tidak hamil. Dikutip dari laman What to Expect, beberapa kemungkinan penyebab demam selama kehamilan, meliputi:

  • Flu: Ibu hamil lebih mungkin terinfeksi virus umum penyebab flu. Ini karena selama kehamilan, sistem kekebalan mengalami perubahan untuk melindungi janin.
  • Infeksi bakteri: Demam dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, infeksi ginjal, atau radang tenggorokan. Demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri mungkin perlu diobati dengan antibiotik.
  • Listeriosis: Kemungkinan terinfeksi listeriosis meningkat selama kehamilan. Untuk menghindari infeksi listeriosis, perempuan hamil harus menghindari makan daging mentah, ikan, dan keju yang tidak dipasteurisasi.
  • COVID-19: COVID-19 dapat menyebabkan berbagai macam gejala, salah satunya demam. Ibu hamil yang curiga telah terinfeksi virus COVID-19 harus segera menghubungi dokter, karena ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi akibat COVID-19.

3. Bagaimana pengaruh demam terhadap bayi?

ilustrasi kehamilan (pexels.com/Amina Filkins)

Suhu tubuh yang lebih tinggi dari 37 derajat Celcius menjadi tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Menurut laman Baby Center, demam selama kehamilan bisa berbahaya bagi bayi, tetapi biasanya tidak. Demam umumnya tidak mengkhawatirkan jika suhu tubuh kurang dari 38,3 derajat Celcius dan tidak berlangsung lama.

Pada kasus yang jarang, demam selama kehamilan dapat menyebabkan:

  • Cacat tabung saraf.
  • Keguguran.
  • Cacat jantung bawaan.
  • Cacat dinding perut.
  • Celah mulut.

Demam lebih mungkin membahayakan kehamilan apabila tidak diobati. Jadi, penting untuk tidak meremehkan demam dan segera mencari pengobatan.

4. Pengobatan

ilustrasi minum obat (unsplash.com/Danilo Alvesd)

Obat untuk demam tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut beberapa pilihan pengobatan untuk demam dilansir laman Medical News Today:

  • Antibiotik: Jika demam disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik.
  • Obat antivirus: Demam yang disebabkan oleh virus mungkin disertai gejala flu. Obat antivirus untuk demam yang disebabkan oleh infeksi virus paling efektif jika diminum dalam waktu 48 jam setelah gejala muncul.
  • Obat bebas: Ibu hamil tidak boleh mengonsumsi ibuprofen selama kehamilan karena dikhawatirkan memicu berat badan lahir rendah. Sebagai alternatifnya, ibu hamil boleh menggunakan asetaminofen selama diperlukan untuk menurunkan demam.
  • Pengobatan rumahan: Pengobatan rumahan seperti istirahat dan meningkatkan asupan cairan dapat membantu mengatasi gejala demam dan mempercepat penyembuhan penyakit.

Baca Juga: Hamil Bisa Mengubah Risiko Terkena 6 Penyakit Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya