TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Gejala Neuropati Perifer yang Perlu Diwaspadai

Semua gejalanya bisa mengganggu aktivitas sehari-hari

ilustrasi gejala neuropati perifer (pexels.com/Gabriela Mendes)

Sistem saraf perifer menghubungkan saraf dari otak dan sumsum tulang belakang, atau sistem saraf pusat ke seluruh tubuh. Ini termasuk:

  • Lengan dan tangan.
  • Kaki.
  • Wajah dan mulut.
  • Organ dalam.

Tugas saraf ini adalah mengirimkan sinyal tentang sensasi fisik kembali ke otak. Juga, memastikan fungsi internal tubuh, seperti sirkulasi darah dan pencernaan makanan, bekerja sebagaimana mestinya.

Ketika saraf ini tidak berfungsi dengan baik karena rusak atau hancur, ini disebut neuropati perifer. Akibatnya, mereka mungkin mengirimkan sinyal rasa sakit tanpa alasan jelas atau tidak mengirimkan sinyal saat kamu mengalami bahaya.

Neuropati perifer dapat disebabkan oleh:

  • Cedera.
  • Penyakit sistemik.
  • Infeksi.
  • Ketidakseimbangan hormon.
  • Obat-obatan tertentu.
  • Defisiensi vitamin.
  • Kelainan bawaan.

Terdapat lebih dari 100 jenis neuropati perifer yang berbeda. Dan, setiap jenis memiliki gejala unik dan pilihan pengobatan khusus.

Setiap gejala neuropati perifer tentu saja tidak nyaman, tetapi perawatan bisa sangat membantu meredakan gejala. Yang terpenting adalah mencari tahu apakah neuropati merupakan akibat dari kondisi serius yang mendasarinya.

Neuropati perifer menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Berikut ini, kita akan mempelajari lebih dalam apa saja gejala neuropati perifer.

1. Mati rasa

ilustrasi mati rasa pada kaki (freepik.com/fabrikasimf)

Salah satu tanda awal kerusakan saraf adalah kesemutan atau sensasi terbakar di lengan dan kaki, dikutip dari National Library of Medicine. Perasaan ini biasanya dimulai di jari kaki dan kaki. Rasa sakit mungkin cukup dalam.

Kamu mungkin mengalami mati rasa di kaki dan lengan. Karena itu, kamu mungkin tidak sadar saat menginjak sesuatu yang tajam atau menyentuh sesuatu yang terlalu panas atau dingin. Kamu mungkin juga tidak tahu saat ada lepuh kecil atau luka di kaki. Akhirnya, mati rasa dapat menyulitkanmu untuk mengetahui ke mana kaki bergerak dan menyebabkan hilangnya keseimbangan.

2. Berkeringat terlalu banyak atau sedikit

ilustrasi berkeringat (unsplash.com/Hans Reniers)

Tubuh secara otomatis mengatur suhu internalnya. Misalnya, tubuh berkeringat untuk mengeluarkan panas. 

Namun, diterangkan Cleveland Clinic, kerusakan saraf tepi dapat menyebabkan tubuh berkeringat terlalu banyak atau sedikit. Ini dapat menyebabkan kaki menjadi sangat kering bahkan bersisik, atau keringat berlebih setelah makan.

Baca Juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Saraf Terjepit di Leher dan Bahu

3. Ketidakseimbangan dan kecanggungan

ilustrasi orang terjatuh karena kehilangan keseimbangan (pexels.com/Allan Mas)

Saraf juga membawa sensasi yang digunakan otak untuk melacak lokasi tangan dan kaki. Kamu tidak secara sadar menyadari sensasi ini, tetapi ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan koordinasi.

Menurut Cleveland Clinic, tanpa sensasi tersebut, kamu bisa kehilangan keseimbangan, terutama dalam kegelapan, dan mengalami kecanggungan dengan tangan.

4. Masalah pencernaan

ilustrasi masalah pencernaan (freepik.com/wayhomestudio)

Sinyal otonom mengontrol usus dan kandung kemih tanpa kamu sadari. Dikutip dari National Library of Medicine, gangguan serat saraf dapat memengaruhi pergerakan usus, dan terkadang memengaruhi kontrol kandung kemih.

Orang dengan kerusakan saraf mungkin mengalami masalah pencernaan makanan. Misalnya, merasa kenyang atau kembung dan mulas setelah makan sedikit. Atau, memuntahkan makanan yang belum tercerna dengan baik. Feses mungkin menjadi encer atau keras. Beberapa orang bahkan memiliki masalah menelan.

5. Kelemahan otot

ilustrasi kelemahan otot (pixabay.com/alexandra_koch-621802)

Saat saraf motorik telah rusak, kamu mungkin mengalami beberapa masalah pada otot, seperti:

  • Kelemahan otot.
  • Pengecilan otot.
  • Otot kedutan.
  • Kram otot.

Dijelaskan Memorial Sloan Kettering Cancer Center, kelemahan otot dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh. Selanjutnya, kamu mungkin jadi kesulitan melakukan beberapa aktivitas sederhana, seperti berjalan, mengemudi, memegang pulpen, atau mengancingkan baju.

6. Kesemutan

ilustrasi kaki kesemutan (pexels.com/Burst)

Kesemutan terjadi saat terdapat masalah dengan saraf yang membawa sinyal ke otak. Dikutip dari Cleveland Clinic, ini seperti radio statis yang kamu dengar saat berada terlalu jauh dari stasiun penyiaran.

Jika saraf sensorik mengalami kerusakan, kamu mungkin merasakan kesemutan atau sensasi seperti ditusuk jarum. Kamu mungkin juga merasakan kedinginan, menusuk, mencubit, atau terbakar di tangan dan kaki. Beberapa orang menjadi sangat sensitif terhadap sentuhan, sementara yang lain merasa mati rasa.

Baca Juga: 14 Penyebab Pergelangan Kaki Bengkak, dari Ringan hingga Serius

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya