TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Masalah Kulit Terkait Penyakit Radang Usus, Salah Satunya Jerawat

Dapat diatasi dengan mengelola penyakit radang usus

ilustrasi masalah kulit (pixabay.com/SharonMcCutcheon)

Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah umum untuk menggambarkan gangguan yang melibatkan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Penyebab pasti IBD masih belum diketahui. Pola makan dan stres diketahui dapat memperburuk IBD, tetapi bukan penyebab.

IBD dapat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya masalah kulit. Lalu, apa saja masalah kulit yang disebabkan oleh radang usus? Kita akan membahasnya satu per satu di bawah ini.

1. Eritema nodosum

ilustrasi eritema nodosum (commons.wikimedia.org)

Eritema nodosum adalah masalah kulit yang paling banyak dimiliki orang dengan IBD. Kondisi ini ditandai dengan benjolan merah yang biasanya muncul di kaki atau lengan. Kadang juga terlihat seperti memar di kulit.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Physiology (2012) menyebut bahwa eritema nodosum memengaruhi sekitar 3 hingga 10 persen orang dengan kolitis ulseratif, jenis IBD yang memengaruhi usus besar. Ini juga lebih banyak dialami perempuan daripada laki-laki. Setelah kolitis ulseratif terkendali, eritema nodosum kemungkinan akan hilang.

2. Vitiligo

ilustrasi vitiligo (pexels.com/Armin Rimoldi)

Vitiligo lebih sering dialami oleh orang dengan kolitis ulseratif dan penyakit Crohn daripada populasi keseluruhan. Pada orang dengan vitiligo, sel-sel yang berperan dalam memproduksi pigmen kulit hancur, menyebabkan adanya bercak putih pada kulit.

Menurut National Institutes of Health, vitiligo juga merupakan gangguan kekebalan. Diperkirakan 20 persen orang dengan vitiligo memiliki gangguan kekebalan lain, seperti kolitis ulseratif.

Perawatan untuk vitiligo dapat mencakup kortikosteroid topikal atau pil kombinasi dan perawatan ringan yang dikenal sebagai terapi psoralen and ultraviolet A (PUVA).

Baca Juga: 6 Perubahan Pola Makan untuk Mencegah Kanker Usus Besar

3. Sweet syndrome

ilustrasi sweet syndrome (wikipedia.org/Nadia M Mustafa, Mark Lavizzo)

Ini adalah komplikasi kulit langka yang terkait dengan IBD. Ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki, dan kebanyakan antara usia 30 dan 50 tahun, menurut ulasan yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Medicine (2021).

Sweet syndrome biasanya datang dengan demam mendadak, bersama dengan banyak bintik merah atau kebiruan. Bintik-bintik ini biasanya berkembang di lengan, kaki, dada, wajah, atau leher. Sweet syndrome mungkin juga disertai nyeri sendi, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, masalah mata, atau perasaan tidak sehat secara umum.

4. Jerawat

ilustrasi jerawat (pixabay.com/kjerstin_michaela)

IBD juga terkait dengan jerawat kistik pada beberapa orang. Ini adalah jenis jerawat yang berkembang di bawah kulit dan terasa menyakitkan. Jerawat kistik dapat diobati dengan resep topikal seperti retinol atau benzoil peroksida.

Dikutip dari laman WebMD, jerawat ini bisa jadi merupakan efek samping dari obat-obatan yang digunakan untuk mengobati IBD. Salah satunya steroid, yang dapat menyebabkan jerawat parah dan wajah bengkak. Efek samping lain dari obat ini termasuk stretch mark, penipisan kulit, pergelangan kaki bengkak, dan penyembuhan luka yang lambat.

5. Vaskulitis leukositoklastik

ilustrasi vaskulitis leukositoklastik (rheumatologyadvisor.com)

Vaskulitis leukositoklastik juga dikenal sebagai vaskulitis hipersensitivitas. Kondisi ini ditandai dengan peradangan yang menyebabkan pembuluh darah kecil pecah dan darah menggenang di bawah kulit. Ini kemudian menyebabkan munculnya bintik-bintik berwarna ungu yang dikenal sebagai purpura.

Bintik-bintik itu bisa berukuran kecil atau besar dan biasanya ditemukan di pergelangan kaki atau kaki. Menurut laman Healthline, umumnya vaskulitis leukositoklastik hilang setelah IBD yang mendasarinya diobati.

6. Skin tag

ilustrasi skin tag (insider.com)

Skin tag adalah kondisi yang cukup umum dialami oleh orang dengan penyakit Crohn. Skin tag sering berkembang di sekitar anus. Kotoran dapat menempel pada skin tag yang kemudian mengiritasi kulit. Karenanya, mempraktikkan kebersihan yang baik sangat penting untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan dan menenangkan iritasi.

Crohn's & Colitis Foundation menyarankan untuk tidak melakukan operasi pengangkatan skin tag karena ada risiko terjadi kerusakan atau jaringan parut pada sfingter anus atau saluran anus itu sendiri. Ketika skin tag membesar dan menjadi kenyal, ini bisa jadi tanda bahwa penyakit Crohn sedang aktif.

Baca Juga: 5 Makanan yang Memicu Peradangan, Berbahaya bagi Kesehatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya