TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Panas Ekstrem Tingkatkan Risiko Serangan Jantung Fatal

Cuaca panas tingkatkan beban kerja jantung

ilustrasi beraktivitas saat cuaca panas ekstrem (pexels.com/Lara Jameson)

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), suhu rata-rata Bumi sejak Juni 2023 ini mencapai rekor terpanas. Para peneliti juga memperhatikan panas ekstrem ini diikuti dengan peningkatan risiko serangan jantung yang fatal.

Apa hubungan antara panas ekstrem dan serangan jantung? Berikut pembahasannya.

1. Studi

ilustrasi panas ekstrem (pexels.com/VisionPic.net)

Dalam sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Circulation pada Juli 2023, para peneliti mengamati lebih dari 202.000 kematian akibat serangan jantung di provinsi Jiangsu, China, antara tahun 2015 dan 2020.

Para peneliti mencatat risiko bahwa seseorang akan meninggal akibat serangan jantung jika suhu sangat panas atau dingin atau ada tingkat polusi materi partikulat yang tinggi.

Dijelaskan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), materi partikulat mengacu pada partikel padat atau cair di udara, seperti asap, debu, atau kotoran.

Baca Juga: 7 Komplikasi yang Bisa Kamu Alami akibat Penyakit Jantung

2. Apa yang terjadi dalam tubuh selama panas ekstrem?

ilustrasi beraktivitas saat cuaca panas (pexels.com/Ron Lach)

Diterangkan oleh laman Healthline, panas ekstrem memicu respons fisiologis yang membantu tubuh beradaptasi dan bertahan hidup. Utamanya melalui keringat dan pelebaran pembuluh darah yang dekat dengan permukaan kulit.

Di sisi lain, ini membuat jantung bekerja lebih keras dan lebih cepat untuk mempertahankan aliran darah yang cukup ke organ vital. Peningkatan beban kerja ini memberi tekanan tambahan pada jantung. Risiko meningkat jika seseorang melakukan aktivitas kardiovaskular yang berat, seperti lari atau berjalan jauh.

3. Panas ekstrem menyebabkan dehidrasi

ilustrasi laki-laki mengalami dehidrasi (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Saat suhu lingkungan lebih panas, ini membuat seseorang lebih mudah mengalami dehidrasi. Dehidrasi dapat memicu sindrom yang dikenal sebagai sinkop, yang mana seseorang kehilangan kesadaran karena kekurangan darah ke otak.

Padahal, status cairan merupakan faktor penting dalam risiko serangan jantung. Dehidrasi dan menurunnya aliran darah ke jantung membuat darah lebih mudah menggumpal, yang berpotensi menyebabkan penyumbatan di arteri koroner, sehingga memicu serangan jantung.

4. Polusi udara dan serangan jantung

ilustrasi polusi udara (wikimedia.org/Meghdad Madadi)

Meningkatnya suhu global juga dipicu oleh kebakaran hutan, angin topan, kekeringan, dan gelombang panas. Semua faktor ini juga meningkatkan kadar polusi udara.

Polusi udara merupakan salah satu penyebab penyakit jantung. Partikel kecil di udara dapat memasuki paru-paru dan aliran darah, yang menjadi malapetaka bagi jaringan yang penting untuk sistem kardiovaskular. Seiring waktu, paparan polusi ini memicu peningkatan pembekuan darah, tekanan darah tinggi, dan gangguan tidur.

Dilansir ABC News, saat dihirup, polutan ini menyebabkan stres dan peradangan pada tubuh yang dapat mengakibatkan sindrom kardiometabolik, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

Baca Juga: 5 Alasan Cokelat Baik untuk Kesehatan Jantung

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya