TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyakit yang Ditandai dengan Pendarahan Hebat saat Menstruasi

Waspadai pendarahan haid selama tujuh hari atau lebih

ilustrasi darah haid (pexels.com/Karolina Grabowska)

Selama menstruasi atau haid, perempuan kehilangan darah rata-rata sebanyak 30–45 ml atau setara dengan 2–3 sendok makan selama 4–5 hari. Namun, beberapa perempuan mungkin mengalami pendarahan yang berlangsung lebih dari 7 hari atau sangat deras. Kondisi ini dikenal sebagai menoragia.

Pendarahan menstruasi yang berat umum terjadi. Namun, tetap saja ini bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Bahkan, dalam beberapa kasus, ini menandakan masalah kesehatan yang lebih serius. Inilah beberapa penyakit yang ditandai dengan pendarahan hebat saat menstruasi yang perlu kamu ketahui.

1. Hiperplasia endometrium

ilustrasi sakit perut karena Hiperplasia endometrium (pexels.com/Sora Shimazaki)

Hiperplasia endometrium mengentalkan lapisan rahim, yang menyebabkan pendarahan hebat atau abnormal. Hiperplasia endometrium atipikal meningkatkan risiko kanker endometrium dan kanker rahim. Kondisi ini biasanya terjadi selama atau setelah menopause.

Diterangkan dalam laman Cleveland Clinic, orang dengan hiperplasia endometrium menghasilkan terlalu banyak estrogen dan tidak cukup progesteron. Selama ovulasi, estrogen mengentalkan endometrium, sementara progesteron mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi, kadar progesteron turun. Penurunan progesteron memicu peluruhan lapisan rahim selama menstruasi.

2. Penyakit radang panggul

ilustrasi penyakit radang panggul (pexels.com/Polina Zimmerman)

Penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease paling sering dipicu oleh infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi setelah melahirkan, aborsi, atau prosedur ginekologi lainnya.

Mengutip dari Verywell Health, pada kejadian penyakit radang panggul, terjadi infeksi pada satu atau lebih organ reproduksi, termasuk rahim, saluran tuba, dan/atau leher rahim. Perawatan yang direkomendasikan untuk penyakit radang panggul adalah terapi antibiotik.

Baca Juga: Mengenal Myomectomy, Operasi Pengangkatan Fibroid

3. Fibroid rahim

ilustrasi fibroid rahim (freepik.com/drobotdean)

Fibroid rahim merupakan pertumbuhan rahim non kanker yang sering muncul selama masa subur. Fibroid rahim tidak meningkatan risiko kanker rahim dan hampir tidak pernah berkembang menjadi kanker.

Gejala fibroid rahim bervariasi, tergantung lokasi, ukuran, dan jumlah fibroid. Diterangkan dalam laman Mayo Clinic, gejalanya yang paling umum meliputi:

  • Pendarahan menstruasi yang berat.
  • Menstruasi berlangsung lebih dari seminggu.
  • Nyeri panggul.
  • Sering buang air kecil.
  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih.
  • Sembelit.
  • Sakit punggung atau sakit kaki.

4. Polip endometrium

ilustrasi polip endometrium (freepik.com/jcomp)

Polip endometrium adalah pertumbuhan seperti anggur yang menonjol dari lapisan rahim. Pertumbuhan ini biasanya tidak bersifat kanker.

Pertumbuhan ini dapat berkembang sebelum dan sesudah menopause. Polip kecil tidak memerlukan perawatan, kecuali jika menimbulkan gejala atau berisiko terkena kanker rahim.

Jika ya, perawatan yang direkomendasikan mungkin berupa polipektomi, yang mana polip akan diangkat untuk pemeriksaan mikroskopis. Polip besar juga secara rutin diangkat dan diperiksa sebagai tindakan pencegahan.

5. Kanker serviks

ilustrasi kanker serviks (freepik.com/freepik)

Kanker serviks adalah kanker yang dimulai di permukaan leher rahim. Ini terjadi saat sel-sel di leher rahim mulai berubah menjadi sel-sel prakanker. Tidak semua sel prakanker akan berubah menjadi kanker, tetapi menemukan sel bermasalah dan mengobatinya sebelum berubah sangat penting untuk mencegah kanker serviks.

Tanda dan gejala awal kanker serviks meliputi:

  • Keputihan atau berdarah yang berat dan mengeluarkan aroma busuk.
  • Pendarahan vagina setelah berhubungan.
  • Pendarahan di luar periode menstruasi atau setelah menopause.
  • Periode menstruasi mungkin lebih berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya.

6. Sindrom ovarium polikistik

ilustrasi PCOS (freepik.com/diana.grytsku)

Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah kondisi umum yang memengaruhi hormon. Ini menyebabkan periode menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, dan kemandulan.

Orang dengan PCOS mungkin berisiko lebih tinggi mengalami kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Perawatan untuk PCOS bervariasi, tergantung pada apakah pasien ingin hamil atau tidak.

Baca Juga: Kista Endometriosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya