TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab Kanker Kepala dan Leher, Bisa Dihindari!

Penyebab terbesarnya adalah penggunaan tembakau

ilustrasi sel kanker (vecteezy.com/gstudioimagen)

Kanker merupakan kondisi di mana sel-sel tubuh berkembang di luar kendali. Kanker kepala dan leher merupakan jenis kanker yang dimulai di sekitar kepala dan tenggorokan. Peluang seseorang mengembangkan jenis kanker ini meningkat dengan adanya berbagai faktor risiko.

Faktor risiko ialah apa pun yang meningkatkan peluang kita terkena kanker. Faktor risiko biasanya tidak langsung menyebabkan kanker, tetapi memengaruhi perkembangan kanker. Mengetahui faktor risiko kanker kepala dan leher dapat membantu kita membuat pilihan gaya hidup dan perawatan kesehatan yang lebih tepat.

1. Tembakau

ilustrasi produk tembakau (pexels.com/Basil MK)

Penggunaan tembakau dengan cara apa pun, termasuk merokok, cerutu, pipa, kunyah, merupakan faktor risiko tunggal terbesar untuk kanker kepala dan leher.

American Society of Clinical Oncology memperkirakan antara 70 hingga 80 persen kanker kepala dan leher terkait dengan penggunaan tembakau. Jumlah penggunaan tembakau dapat memengaruhi prognosis, yaitu kemungkinan sembuh. Juga, menjadi perokok pasif meningkatkan risiko terkena kanker kepala dan leher.

2. Human papillomavirus (HPV)

ilustrasi human papillomavirus atau HPV (nfid.org)

Dijelaskan oleh American Society of Clinical Oncology, penelitian menunjukkan bahwa infeksi HPV merupakan faktor risiko kanker kepala dan leher. Virus HPV paling sering menular melalui aktivitas seksual dengan seseorang yang memiliki HPV.

Ada ratusan jenis HPV dan beberapa jenisnya lebih mungkin menjadi penyebab jenis kanker tertentu. Untungnya, beberapa jenis HPV dapat dicegah dengan vaksinasi.

Baca Juga: 7 Faktor Risiko Kanker Testis, Cowok Perlu Waspada!

3. Konsumsi alkohol

ilustrasi minuman beralkohol (pexels.com/Tim Erben)

Konsumsi alkohol dikaitkan dengan kanker mulut dan kanker tenggorokan. Makin banyak dan lama seseorang minum alkohol, makin tinggi risiko orang tersebut terkena kanker kepala dan leher.

Dilansir Macmillan Cancer Support, risiko mengembangkan kanker kepala dan leher jauh meningkat jika seseorang merokok dan minum alkohol. Orang yang merokok dan minum alkohol dalam jumlah banyak selama beberapa tahun memiliki risiko tertinggi terkena kanker kepala dan leher.

4. Paparan pekerjaan

ilustrasi tekstil (pexels.com/Pixabay)

Paparan zat tertentu saat bekerja juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker di nasofaring, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Ini paling mungkin dialami oleh orang yang bekerja di industri konstruksi, tekstil, keramik, penebangan kayu, dan pengolahan makanan.

Bekerja dalam ndustri tersebut dapat menyebabkan orang terpapar zat-zat seperti debu kayu, formaldehida, asbes, nikel, dan bahan kimia lainnya. Ini semua meningkatkan risiko kanker nasofaring.

5. Adanya penyakit tertentu

ilustrasi seseorang sedang sakit (freepik.com/DCStudio)

Beberapa penyakit meningkatkan risiko terkena kanker kepala dan leher. Menurut City of Hope, Epstein-Barr virus (EBV), anemia Fanconi, dan dyskeratosis congenita dikaitkan dengan kanker kepala dan leher.

EBV, virus penyebab mononukleosis, merupakan faktor risiko kanker nasofaring dan kanker kelenjar ludah. Anemia Fanconi dapat meningkatkan risiko berkembangnya lesi prakanker dan kanker tertentu pada individu berusia lebih muda.

6. Terapi radiasi

ilustrasi terapi radiasi (health.clevelandclinic.org)

Terapi radiasi dosis tinggi ke kepala dan leher meningkatkan risiko berkembangnya kanker jenis ini. Paparan radiasi meningkatkan risiko kanker kelenjar ludah, dikutip dari City of Hope.

Anak-anak yang menerima terapi radiasi untuk retinoblastoma herediter memiliki peningkatan risiko kanker rongga hidung.

Baca Juga: 5 Penyebab Mulut Terasa Manis meski Tidak Sedang Makan, Bahaya Gak ya?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya