TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tanda Autisme pada Bayi, Segera Sadari!

Tanda autisme bisa diketahui sejak bayi berusia 2 bulan

ilustrasi bayi (pexels.com/Laura Garcia)

Autisme atau gangguan spektrum autisme ialah kondisi perkembangan yang dapat memengaruhi cara seseorang berperilaku, berinteraksi, dan berkomunikasi.

Autisme bukanlah suatu penyakit dan tidak memerlukan pengobatan. Namun, beberapa karakteristik autisme lebih mudah ditangani dengan dukungan atau terapi. Mendapatkan dukungan sejak usia dini dapat membantu meningkatkan perkembangan, bahasa, dan keterampilan interaktif anak autis.

Secara umum, tanda-tanda autisme sudah terlihat sejak anak berusia 12⁠ hingga 24 bulan. Namun, tanda-tanda awal autisme mungkin muncul pada bayi sejak usia 2 bulan. Mari kenali apa saja tanda autisme pada bayi.

1. Berkurangnya kontak mata

ilustrasi bayi (pexels.com/Kelvin Octa)

Bayi umumnya mulai melakukan kontak mata dengan orang lain sejak usia sangat muda. Pada usia 2 bulan, bayi sudah mampu menemukan wajah dan melakukan kontak mata dengan terampil. Kontak mata menjadi salah satu cara membangun hubungan sosial dan memperoleh informasi tentang lingkungan sekitarnya.

Namun, menurut studi dalam jurnal Nature (2013) menemukan bahwa bayi yang mengalami gangguan spektrum autisme mulai mengurangi kontak mata pada usia sekitar 2 bulan. Para peneliti meyakini menurunnya kontak mata mungkin merupakan indikator awal autisme.

2. Tidak menanggapi saat nama mereka disebut

ilustrasi bayi (unsplash.com/Carlo Navarro)

Pada usia 6 bulan, sebagian besar bayi mulai sadar akan nama mereka sendiri, terutama jika namanya disebut oleh ibunya. Akan tetapi, tidak demikian dengan bayi dengan autisme. Pada usia 9 bulan, bayi yang mengembangkan autisme tidak bisa mengenali namanya sendiri.

Menurut penelitian dalam jurnal Neuroimage (2014), hal ini biasanya muncul sebagai pola non respons, bukan hanya satu kejadian.

Baca Juga: 27 Potensi Masalah Kesehatan dan Disabilitas pada Bayi Prematur

3. Kesulitan dalam komunikasi nonverbal

ilustrasi bayi (pexels.com/Edwin Ariel Valladares)

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, sejak usia sekitar 9 bulan, bayi seharusnya sudah bisa menunjukkan berbagai hal. Pada usia ini, mereka seharusnya sudah bisa meniru suara dan gerak tubuh orang lain.

Penelitian dalam jurnal Frontiers in Psychology (tahun 2019) mengungkapkan bahwa pada usia 18 bulan, anak dengan autisme lebih sedikit menunjuk dan memberi isyarat dibandingkan dengan anak tanpa autisme. Kurangnya komunikasi nonverbal dapat mengindikasikan keterlambatan perkembangan bahasa.

4. Ekspresi wajah yang terbatas

ilustrasi autisme pada bayi (pexels.com/William Fortunato)

Pada usia 4 bulan, bayi diharapkan sudah mampu meniru ekspresi wajah, seperti tersenyum atau mengerutkan kening. Bayi juga harus bisa tersenyum secara spontan dan mengekspresikan rasa sedih. Pada usia 6 bulan, bayi mampu mengenali emosi orang lain dan mampu meresponsnya.

Sebaliknya, bayi dengan autisme mungkin tidak merespons senyuman atau ekspresi wajah lainnya. Mereka mungkin juga merespons ekspresi atau pengalaman tertentu dengan ekspresi yang tidak wajar.

5. Keterlambatan bahasa atau ucapan

ilustrasi bayi (pexels.com/olly)

Bayi dan balita mulai berbicara pada usia yang berbeda. Penelitian dalam Journal of Autism and Developmental Disorders (2017) menunjukkan bahwa anak dengan autisme sering kali mengucapkan dan memahami lebih sedikit kata dibandingkan anak tanpa autisme pada usia 12 bulan.

Jika seorang anak tidak mengucapkan satu kata pun pada usia 16 bulan atau tidak menggunakan frasa dua kata pada usia 2 tahun, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter anak.

Menurut National Institutes on Deafness and Other Communication Disorders, perkembangan bahasa mungkin tidak merata, dengan perkembangan bahasa yang luar biasa di beberapa area dan gangguan di area lain.

6. Regresi

ilustrasi bayi (pixabay.com/jry140305)

Jika bayi kehilangan keterampilan dan kemampuan yang sudah mulai berkembang, hal itu bisa menjadi indikasi autisme. Ini juga menjadi pengalaman yang sangat sulit untuk disaksikan oleh orang tua dan pengasuh.

Peneliti tidak mengetahui mengapa regresi terjadi. Akan tetapi, menurut studi dalam Sudanese Journal of Paediatrics (2015), anak dengan autisme kehilangan keterampilan setelah masa bayi dan sebelum prasekolah. Sekitar 94 persen dari kasus tersebut, keterampilan bahasalah yang hilang.

Jika bayi mengoceh, melakukan kontak mata, memberi isyarat, dan menunjukkan perilaku sosial lainnya, lalu berhenti melakukannya saat balita, hal ini perlu didiskusikan dengan dokter anak.

Baca Juga: 5 Persiapan Pra-Hamil untuk Kurangi Risiko Bayi Autis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya