TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ulkus Diabetikum: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

Komplikasi yang banyak dialami pengidap diabetes

ilustrasi ulkus diabetikum (unsplash.com/Danie Franco)

Ulkus diabetikum adalah luka terbuka pada kaki sebagai komplikasi umum dari diabetes yang tidak dikelola melalui metode seperti diet, olahraga, dan pengobatan insulin. Ulkus terbentuk sebagai akibat dari kerusakan jaringan kulit dan mengekspos lapisan di bawahnya.

Ulkus atau borok paling umum ditemukan di bawah jempol kaki dan area di bawah jari-jari kaki, serta dapat memengaruhi kaki hingga ke tulang.

Setiap orang dengan diabetes dapat mengembangkan ulkus diabetikum, tetapi perawatan kaki yang baik dapat membantu mencegahnya. Sebaliknya, ulkus yang dibiarkan hingga terinfeksi dapat mengakibatkan amputasi, sehingga penting untuk mendiskusikan masalah kaki dengan dokter.

1. Gejala

ilustrasi ulkus diabetikum (health.clevelandclinic.org)

Dijelaskan dalam laman Healthline, salah satu gejala utama ulkus diabetikum adalah keluarnya cairan dari kaki yang mungkin dapat menodai kaus kaki atau bocor ke sepatu. Selanjutnya, ini dapat berkembang menjadi pembengkakan yang tidak biasa, iritasi, kemerahan, dan bau dari satu atau kedua kaki.

Ulkus diabetikum yang serius dapat ditandai dengan jaringan hitam di sekitar ulkus (eschar). Ini terbentuk karena tidak adanya aliran darah yang sehat ke daerah sekitar ulkus.

Selanjutnya, area sekitar ulkus dapat mengalami gangren parsial. Pada fase ini, pasien diabetes dapat mengalami keluarnya cairan yang berbau, nyeri, dan mati rasa.

Baca Juga: Perbedaan Diabetes Insipidus dan Diabetes Melitus, Sudah Tahu?

2. Penyebab

Ilustrasi memakai sepatu ketat (pixabay.com/oacthecreator)

Diterangkan laman Diabetes.co.uk, orang dengan diabetes dapat mengalami penurunan fungsi saraf sebagai akibat dari neuropati diabetik perifer. Artinya, saraf yang biasanya membawa sensasi nyeri dari kaki ke otak tidak berfungsi dengan baik sehingga pasien mungkin tidak merasakan saat terjadi kerusakan pada kaki.

Menginjak sesuatu, memakai sepatu ketat, luka, lecet, dan memar di kaki bisa berkembang menjadi ulkus diabetikum. Arteri yang menyempit juga dapat menurunkan aliran darah ke kaki di antara beberapa penderita diabetes dan ini dapat mengganggu kemampuan kaki untuk sembuh dengan baik. Ketika kaki tidak bisa sembuh, ini dapat mengembangkan ulkus diabetikum.

3. Jenis

ilustrasi ulkus diabetikum (mintstl.com)

Menurut University of California San Francisco Department of Surgery, ulkus pada kaki orang dengan diabetes terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Ulkus neuropatik terjadi ketika ada neuropati diabetik perifer, tetapi tidak ada iskemia yang disebabkan oleh penyakit arteri perifer.
  • Ulkus iskemik terjadi ketika terdapat penyakit arteri perifer tanpa melibatkan neuropati perifer diabetik.
  • Ulkus neuroiskemik terjadi ketika orang tersebut memiliki neuropati perifer dan iskemia akibat penyakit arteri perifer.

Mengidentifikasi penyebab ulkus diabetikum yang benar sangat penting untuk membuat rencana perawatan yang tepat.

4. Pengobatan

ilustrasi perawatan kaki untuk orang dengan diabetes (pexels.com/Boris Hamer)

Adanya luka di kaki orang dengan diabetes sangat berbahaya karena mereka memiliki kekebalan yang terganggu, yang meningkatkan risiko infeksi lokal dan sistemik. Oleh sebab itu, pengobatan sedini mungkin sangat penting. Gula darah juga harus dipantau dan dikendalikan secara ketat, karena hiperglikemia dapat meningkatkan risiko infeksi oleh mikroorganisme.

Tujuan pengobatan ulkus diabetikum adalah untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi atau mencegah terulangnya infeksi. Perawatan biasanya terdiri dari:

  • Kontrol gula darah.
  • Pengangkatan semua kulit yang menebal, terinfeksi, tidak dapat hidup, kotoran, dan bahan sisa dari pembalut.
  • Pemberian antibiotik sistemik untuk mengobati infeksi dalam, keluarnya cairan, dan selulitis.
  • Meminta pasien memakai perlengkapan kaki khusus, penyangga, gips khusus, atau menggunakan kursi roda atau kruk.
  • Menciptakan lingkungan luka yang lembap.
  • Pengobatan dengan faktor pertumbuhan dan/atau terapi seluler jika luka tidak kunjung sembuh.

Baca Juga: 7 Perawatan Kaki untuk Orang dengan Diabetes, Cegah Komplikasi Serius

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya