TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Vasa Previa: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Kondisi ini bisa menyebabkan bayi lahir mati

ilustrasi melahirkan (unsplash.com/Olivia Anne Snyder)

Vasa previa adalah komplikasi yang dapat terjadi pada saat kelahiran. Ini terjadi saat pembuluh darah yang menghubungkan tali pusat ke plasenta terletak di atas atau di dekat pintu masuk jalan lahir. Padahal, normalnya, pembuluh darah dari tali pusat akan langsung masuk ke plasenta. Saat selaput di sekitar bayi pecah, pembuluh darah ini juga bisa pecah.

Kondisi ini tentu berbahaya karena darah yang hilang berasal dari bayi. Tubuh bayi hanya memiliki sedikit darah, sehingga vasa previa menempatkan bayi pada risiko meninggal dunia. Selain itu, sang ibu mungkin juga mengalami komplikasi.

Dirangkum dari laman Healthline dan WebMD, inilah sejumlah informasi penting seputar vasa previa, mulai dari gejala hingga pengobatan.

1. Gejala

ilustrasi pendarahan (pexels.com/Polina Kovaleva)

Pada sebagian besar kasus, vasa previa tidak menimbulkan gejala apa pun hingga persalinan dimulai. Beberapa perempuan mungkin juga mengalami pendarahan vagina tanpa rasa sakit. Darah yang keluar biasanya berwarna gelap karena darah bayi tidak memiliki oksigen sebanyak darah orang dewasa.

Pada vasa previa yang belum ditemukan sebelum persalinan, gejalanya biasanya berupa pendarahan vagina setelah ketuban pecah. Bayi mungkin juga memiliki detak jantung yang lemah.

Baca Juga: 6 Fakta Husband Stitch, Jahitan Ekstra setelah Persalinan

2. Penyebab

ilustrasi persalinan pervaginam (peanut-app.io)

Penyebab umum vasa previa adalah kelainan tali pusat yang disebut insersi tali pusat velamentous. Pada kondisi ini, tali pusat masuk ke membran, menghasilkan pembuluh darah yang tidak terlindungi yang mengarah ke plasenta.

Penyebab lainnya dari vasa previa adalah plasenta bilobed, di mana plasenta terbagi menjadi dua bagian. Pada kasus ini, pembuluh darah menjadi tidak terlindungi karena mereka melintas di antara dua lobus.

3. Siapa yang berisiko terkena vasa previa?

ilustrasi rokok, sebagai salah satu faktor risiko vasa previa (unsplash.com/Mathew MacQuarrie)

Perempuan memiliki risiko lebih besar terkena vasa previa apabila:

  • Plasenta terletak rendah (plasenta previa).
  • Kelahiran sebelumnya melalui persalinan sesar.
  • Kehamilan terjadi melalui fertilisasi in vitro.
  • Hamil banyak bayi.
  • Pernah menjalani operasi rahim sebelumnya.
  • Merokok.
  • Memiliki masalah kesehatan kronis, seperti diabetes.

4. Diagnosis

ilustrasi dokter sedang membahas hasil USG dengan ibu hamil (pexels.com/MART PRODUCTION)

Vasa previa bukanlah kondisi yang diperiksa secara rutin selama kehamilan. Namun, jika kamu memiliki satu atau beberapa faktor ini, dokter mungkin akan merekomendasikan pemindaian tambahan selama kehamilan untuk memeriksa apakah kamu menderita vasa previa.

Dokter mungkin mencurigai adanya vasa previa berdasarkan USG yang rutin dilakukan. Setelah itu, dokter akan melakukan ultrasonografi transvaginal, yang dilakukan dengan memasukkan tongkat ke dalam vagina untuk memverifikasinya. Dokter juga dapat melakukan uji pemetaan aliran warna Doppler. Tes ini memungkinkan dokter melihat di mana pembuluh darah berada.

Baca Juga: 7 Penyebab Bayi Lahir Prematur, Ibu Hamil Perlu Waspada

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya