TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jarang Disadari, 6 Kebiasaan Buruk Ini Bikin Kamu Selalu Lapar 

Cek dulu deh, jangan-jangan kamu sering gini

unsplash.com/Ruslan Petrov

Kelaparan adalah isyarat alami bahwa tubuh membutuhkan asupan makanan. Rasa lapar yang dibiarkan kadang-kadang juga disertai dengan perasaan sakit kepala, mudah tersinggung, atau tidak dapat berkonsentrasi.

Umumnya, setelah makan, orang akan merasa lapar lagi beberapa jam kemudian. Namun, ada juga orang yang langsung merasa lapar lagi tak lama setelah makan atau cenderung merasa lapar terus-menerus.

Nah, kalau kamu juga termasuk salah satu yang selalu merasa lapar, jangan buru-buru menyalahkan tubuhmu atau genetik. Bisa jadi, selama ini kamu memiliki kebiasaan buruk yang tanpa disadari menyebabkan kamu terus merasa kelaparan seperti beberapa kebiasaan ini.

1. Makan sambil mengerjakan aktivitas lain

unsplash.com/Jeshoots.com

Sebuah studi yang menguji bagaimana persepsi kita tentang pengaruh suara makanan terhadap makan telah diterbitkan dalam jurnal Food Quality and Preference.

Peserta dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua kelompok. Saat diminta makan makanan renyah, satu kelompok menggunakan headphones penghasil white noise dan kelompok lainnya tanpa headphones.

Penggunaan headphones ini tujuannya untuk meniru perilaku makan sehari-hari yang terganggu, seperti menonton TV atau mendengarkan musik sambil makan. Ternyata, peserta yang kurang sadar akan suara makanan—karena tingkat kebisingan white noise—makan lebih banyak daripada mereka yang bisa mendengar kunyahan makanan mereka.

2. Kurang tidur

unsplash.com/Priscilla Du Preez

Menurut sebuah studi dalam PLoS Medicine, ketika kamu kurang tidur, kadar leptin atau hormon pemberi sinyal kenyang akan turun, yang akhirnya meningkatkan nafsu makan dan membuat makanan yang sifatnya menenangkan tampak lebih menarik.

Selain merangsang nafsu makan, kurang tidur yang cukup dapat menyebabkan tubuh membakar lebih sedikit kalori, kurang bisa mengendalikan nafsu makan, dan mengalami peningkatan kadar kortisol yang menyimpan lemak.

Baca Juga: 5 Olahan Berserat Tinggi yang Wajib Dikonsumsi, Cocok untuk Diet!

3. Makan dengan cepat

Unsplash.com/Ruslan Petrov

Menurut laman Eat This Not That, hormon lapar membutuhkan waktu antara 20 hingga 30 menit untuk sampai ke otak. Jadi, jika kamu makan dengan terburu-buru, kemungkinan besar kamu akan makan lebih banyak daripada normalnya.

Ini karena hormon-hormon lapar bertindak secara bergantian dengan menyampaikan sinyal penuh antara satu sama lain sebelum memberitahu otak. Sistem ini membutuhkan waktu untuk bekerja. Itulah sebabnya kamu sebaiknya makan secara perlahan.

4. Olahraga secara berlebihan

unsplash.com/Alexander Redl

Menurut laman Healthline, beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu yang berolahraga dengan keras secara teratur cenderung memiliki metabolisme yang lebih cepat. Itu berarti mereka membakar lebih banyak kalori saat istirahat daripada mereka yang berolahraga secara moderat.

Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa orang yang melakukan olahraga dengan kuat dan jangka panjang cenderung memiliki nafsu makan yang lebih besar daripada mereka yang tidak berolahraga.

Saat olahraga, aktivitas memompa darah yang mengandung zat besi akan meningkat. Aktivitas memompa zat besi ini menyebabkan tubuh meningkatkan metabolisme dan membakar simpanan glukosa yang akhirnya memicu pelepasan ghrelin yang meningkatkan nafsu makan.

5. Manajemen stres yang buruk

unsplash.com/Yuris Alhumaydy

Stres berlebih dapat meningkatkan nafsu makan karena efeknya pada peningkatan kadar kortisol, hormon yang telah terbukti memicu rasa lapar dan mengidam makanan. Karena alasan ini, kamu mungkin selalu merasa lapar jika sering mengalami stres.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology, 59 peserta perempuan yang terpapar stres cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori sepanjang hari dan mengonsumsi makanan yang jauh lebih manis daripada perempuan yang tidak stres.

Studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition Research and Practice yang dilakukan dengan membandingkan kebiasaan makan 350 perempuan muda, menunjukkan bahwa mereka yang memiliki tingkat stres lebih tinggi lebih cenderung makan berlebihan daripada mereka yang memiliki tingkat stres lebih rendah.

Para perempuan yang stres juga melaporkan lebih banyak mengonsumsi makanan ringan tidak sehat, seperti keripik dan kue.

Baca Juga: Diet Ketat Lebih Berbahaya daripada Obesitas dan Merokok, Benarkah?

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya