Diet Ketat Lebih Berbahaya daripada Obesitas dan Merokok, Benarkah?

Diet terlalu ketat malah bikin sakit

Menurut HealthDay News, diet yang buruk dapat menyebabkan kematian lebih besar daripada merokok atau tekanan darah tinggi. Berdasarkan sebuah studi di sekitar 200 negara, diet yang buruk menyebabkan kematian 11 juta orang.

Secara umum diet menurunkan berat badan akan mengurangi kalori dan mengeliminasi berbagai jenis makanan. Tak sedikit orang yang asal-asalan dalam berdiet sehingga malah membuat tubuhnya sakit bukan sehat. Ini bahkan disebut lebih buruk daripada mengalami obesitas.

1. Diet dapat mengganggu metabolisme

Diet Ketat Lebih Berbahaya daripada Obesitas dan Merokok, Benarkah?malibu.diet

Kebanyakan jenis diet akan membatasi pola makan dibandingkan dengan kebiasaan sehari-hari orang tersebut. Jika seseorang secara drastis memotong kalori yang dimakan dalam sehari maka tubuh bisa tidak kuat atau kekurangan energi. Tubuh dapat memunculkan mode kelaparan dan menolak untuk membakar kalori yang dibutuhkan. Metabolisme yang terganggu ini dapat dikembalikan jika makan secara seimbang seperti orang dewasa pada umumnya.

2. Diet menjadi mimpi buruk bagi kesehatan usus

Diet Ketat Lebih Berbahaya daripada Obesitas dan Merokok, Benarkah?bulletproof.com

Sebuah studi dalam jurnal Nature menjelaskan tentang mengapa banyak orang kembali meningkat berat badannya setelah berdiet. Ini karena setiap bertambah atau berkurangnya berat badan, maka variabel dalam tubuh berubah termasuk tekanan darah, kolesterol,dan bakteri dalam usus yaitu microbiome. Saat berat bertambah, maka akan berkembang lebih banyak tipe bakteri usus yang mendukung penambahan berat badan.

Namun saat berat badan berkurang lalu bertambah lagi, maka bakteri usus tersebut tidak mampu mengejarnya. Hal ini bisa menyebabkan efek yo-yo karena bakteri yang mendukung bertambahnya berat badan masih ada dalam usus.

Baca Juga: Ternyata Salah Besar! Ini 7 Mitos Diet Paling Populer yang Keliru

3. Diet dapat mengembangkan jenis lemak yang salah

Diet Ketat Lebih Berbahaya daripada Obesitas dan Merokok, Benarkah?shopify.com

Di bawah permukaan tubuh, ada jenis lemak subkutan dan lemak visceral. Lemak visceral merupakan lemak bagian perut dalam yang mulai menumpuk pada orang-orang yang bertambah beratnya. Ini merupakan masalah karena lemak tersebut aktif secara metabolik. Ia berperan dalam produksi hormon yang berkontribusi pada penyakit jantung, diabetes, dan peradangan.

Saat berat badan berubah ke lebih tinggi lalu lebih rendah berulang-ulang, jumlah lemak visceral terus meningkat. Ini menjadikan seseorang memiliki risiko kesehatan yang sama atau bahkan lebih besar daripada jika tidak kehilangan berat badan.

4. Diet tidak baik bagi kesehatan mental

Diet Ketat Lebih Berbahaya daripada Obesitas dan Merokok, Benarkah?secureservercdn.net

Yo-yo diet telah dihubungkan dengan gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kurangnya rasa percaya diri. Ini juga menurunkan produksi serotonin yang bertanggung jawab untuk mood, tidur, dan nafsu makan. Orang yang kembali bertambah berat badannya setelah berdiet bisa merasa putus asa seperti tidak memiliki kendali.

Lalu bagaimana menurunkan berat badan tanpa diet ketat yang buruk bagi kesehatan tubuh? Ini sebenarnya sama sulitnya dengan berdiet, yaitu dengan sedikit demi sedikit mengubah pola makan menjadi lebih sehat, berolahraga, dan pola hidup sehat lainnya. Tak perlu langsung secara drastis, misalnya dengan mengurangi porsi makanan 10 persen atau mengubah jenis makanan menjadi lebih sehat.

Baca Juga: 6 Risiko Pola Diet Vegetarian bagi Kesehatan yang Perlu Kamu Pahami

Senja Nilasari Photo Verified Writer Senja Nilasari

freelance writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya