TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gingivitis (Radang Gusi): Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Pengobatan

Waspadai gusi bengkak dan mudah berdarah

ilustrasi gingivitis atau radang gusi (smilefortcollins.com)

Gingivitis adalah kondisi peradangan pada gusi. Ini merupakan bentuk umum dan ringan dari penyakit gusi (penyakit periodontal), yang menyebabkan iritasi, kemerahan, dan pembengkakan (peradangan) pada gingiva, bagian gusi di sekitar pangkal gigi.

Gingivitis merupakan jenis penyakit periodontal yang tidak merusak, tetapi bisa berkembang menjadi periodontitis jika tidak diobati. Periodontitis merupakan jenis penyakit gusi yang lebih serius yang bisa menyebabkan hilangnya gigi.

1. Penyebab

ilustrasi gingivitis atau radang gusi (trustedhealthproducts.com)

Dilansir Mayo Clinic, penyebab paling umum radang gusi yaitu kebersihan mulut yang buruk, yang mendorong terbentuknya plak gigi, sehingga menyebabkan peradangan pada jaringan gusi di sekitarnya.

Berikut ini adalah mekanisme bagaimana plak gigi bisa menyebabkan peradangan pada gusi:

  • Plak terbentuk di gigi: Plak merupakan lapisan lengket yang tidak terlihat, yang sebagian besar terdiri dari bakteri yang terbentuk di gigi ketika pati dan gula dalam makanan berinteraksi dengan bakteri, yang biasanya ditemukan di mulut. Plak memerlukan pengangkatan setiap hari karena terbentuk kembali dengan cepat.

  • Plak berubah menjadi karang gigi: Plak yang menempel di gigi bisa mengeras di bawah garis gusi dan menjadi karang gigi (kalkulus) yang mengumpulkan bakteri. Tartar membuat plak lebih sulit untuk dihilangkan, dan menciptakan perisai pelindung bagi bakteri dan menyebabkan iritasi di sepanjang garis gusi.

  • Gingiva menjadi meradang (gingivitis): Makin lama plak dan karang gigi tertinggal di gigi, maka ini makin mengiritasi gingiva dan menyebabkan peradangan. Seiring waktu, gusi menjadi bengkak dan mudah berdarah. Karies gigi, juga dikenal sebagai kerusakan gigi atau gigi berlubang, juga bisa terjadi. Jika tidak diobati, gingivitis bisa berkembang menjadi periodontitis dan menyebabkan kehilangan gigi.

Baca Juga: Penyakit Gusi Memperparah Gejala COVID-19? Ini Faktanya

2. Faktor risiko

ilustrasi merokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Gingivitis adalah kondisi yang umum dan siapa pun bisa mengembangkannya. Akan tetapi, hal-hal di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan gingivitis: 

  • Kebiasaan perawatan mulut yang buruk.
  • Merokok atau mengunyah tembakau.
  • Mulut kering.
  • Usia yang lebih tua.
  • Kondisi yang menurunkan kekebalan tubuh seperti leukemia, HIV/AIDS, atau sedang menjalani terapi kanker.
  • Gizi buruk, termasuk kekurangan vitamin C.
  • Restorasi gigi yang tidak pas atau gigi bengkok yang sulit dibersihkan.
  • Perubahan hormonal, seperti yang berkaitan dengan kehamilan, siklus menstruasi, atau penggunaan pil KB.
  • Obat-obatan tertentu seperti fenitoin untuk serangan epilepsi dan beberapa penghambat saluran kalsium untuk menangani angina, tekanan darah tinggi, dan kondisi lainnya.
  • Genetika.
  • Kondisi medis seperti infeksi virus dan jamur tertentu.

3. Tanda dan gejala

ilustrasi perbandingan gusi sehat, gingivitis, dan periodontitis (westoldsdental.ca)

Gingivitis sering tidak menimbulkan gejala apa pun, sehingga penderitanya kemungkinan tidak menyadari jika memiliki kondisi ini. Namun, saat kondisinya memburuk dari waktu ke waktu, gejala yang kemungkinan akan muncul meliputi:

  • Gusi merah, bengkak.
  • Gusi mudah berdarah, terutama ketika menyikat gigi.
  • Bau mulut yang tidak kunjung hilang, bahkan setelah gosok gigi.
  • Sensitivitas terhadap makanan panas atau dingin.
  • Ketidaknyamanan atau rasa sakit ketika mengunyah makanan.

4. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan gusi oleh dokter gigi (pexels.com/cottonbro)

Dokter gigi biasanya mendiagnosis gingivitis berdasarkan:

  • Peninjauan riwayat dan kondisi gigi dan medis pasien yang bisa berkontribusi pada gejala yang muncul.
  • Pemeriksaan gigi, gusi, mulut, dan lidah untuk tanda-tanda plak dan peradangan.
  • Mengukur kedalaman poket dari alur antara gusi dan gigi pasien dengan memasukkan probe gigi di samping gigi pasien, di bawah garis gusi, biasanya di beberapa tempat di seluruh mulut pasien. Dalam mulut yang sehat, kedalaman poket biasanya antara 1 dan 3 milimeter (mm). Kantong yang lebih dalam dari 4 mm bisa mengindikasikan penyakit gusi.
  • Rontgen gigi untuk memeriksa keropos tulang, di area di mana dokter gigi bisa melihat kantong yang lebih dalam.
  • Tes lain sesuai kebutuhan. Jika tidak jelas apa penyebab gingivitis, maka dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk melakukan evaluasi medis untuk memeriksa bila ada kondisi kesehatan yang mendasarinya. Jika penyakit gusi sudah lanjut, maka dokter gigi akan merujuk pasien ke spesialis penyakit gusi (periodontis).

Baca Juga: 14 Pengobatan Rumahan untuk Mengatasi Gusi Berdarah, Efektif!

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya