TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kanker Vagina: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

Sering terjadi pada perempuan yang berusia di atas 60 tahun

ilustrasi kanker vagina (healthreflect.com)

Kanker vagina adalah jenis kanker langka yang dimulai pada vagina, yaitu saluran otot yang menghubungkan rahim dengan alat kelamin bagian luar.

Kanker vagina paling sering terjadi pada sel yang melapisi permukaan vagina, yang kadang disebut jalan lahir. Sementara beberapa jenis kanker bisa menyebar ke vagina dari tempat lain di tubuh, kanker yang dimulai di vagina (kanker vagina primer) jarang terjadi.

Kanker vagina lebih sering terjadi pada perempuan yang berusia di atas 60 tahun, dan hampir separuh kasus kanker vagina terjadi pada usia 70 tahun atau lebih. Hanya sekitar 15 persen kasus yang ditemukan pada perempuan usia di bawah 40 tahun, mengutip Cleveland Clinic.

1. Penyebab dan faktor risiko

ilustrasi nyeri perut bagian bawah (freepik.com/Dragana_Gordic)

Penyebab kanker vagina masih belum jelas. Namun, secara umum kanker dimulai saat sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah sel normal menjadi sel abnormal. Saat sel-sel sehat tumbuh dan berkembang biak dengan kecepatan tertentu, akhirnya mati pada waktu yang ditentukan.

Sel kanker tumbuh dan berkembang biak di luar kendali dan mereka tidak mati. Sel abnormal yang terakumulasi akan membentuk massa (tumor). Sel kanker menyerang jaringan di dekatnya dan bisa lepas dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain di tubuh (metastasis).

Perempuan yang memiliki human papillomavirus (HPV) lebih mungkin untuk mengembangkan kanker vagina. Perempuan yang telah terinfeksi virus herpes simpleks juga berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker langka ini.

Namun, faktor risiko yang lebih tinggi lagi adalah bila ibu seorang perempuan minum obat diethylstilbestrol (DES) saat hamil antara tahun 1940 dan 1971. Perempuan yang ibunya mengonsumsi ibu tersebut dikenal sebagai "anak perempuan DES" dan berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan adenokarsinoma sel bening pada vagina atau serviks, dibanding perempuan yang ibunya tidak mengonsumsi DES.

Selain itu, memiliki riwayat kanker serviks, pernah menjalani histerektomi, pernah menjalani perawatan radiasi, merokok, dan menggunakan alat pencegah kehamilan vagina seperti selama prolaps organ panggul juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker vagina.

Baca Juga: Cegah Kanker Serviks dengan Rutin Pap Smear dan Vaksin HPV

2. Jenis

ilustrasi kanker vagina (mayoclinic.org)

Kanker vagina terdiri dari beberapa jenis. Dilansir Medical News Today, ada dua jenis kanker vagina yang lebih  umum dan ada beberapa jenis yang sangat langka. Jenis yang umum antara lain:

  • Karsinoma sel skuamosa. Jenis ini berkembang dalam sel-sel skuamosa yang melapisi vagina. Ini merupakan jenis kanker vagina yang paling umum, tercatat sekitar 9 dari setiap 10 diagnosis. Jenis ini paling sering berkembang pada perempuan usia 60 tahun atau lebih.
  • Adenokarsinoma. Adenokarsinoma dimulai di sel kelenjar di lapisan vagina yang menghasilkan cairan tertentu. Adenokarsinoma lebih mungkin untuk menyebar dibanding kanker sel skuamosa.

Jenis kanker vagina yang sangat langka yaitu:

  • Melanoma. Jenis kanker ini berasal dari sel yang menghasilkan pigmen kulit, yang umumnya di bagian luar vagina. Kasus melanoma kurang dari 3 persen dari semua kasus kanker vagina.
  • Sarkoma. Kanker ini berkembang di sel tulang, otot, atau jaringan ikat. Kurang dari 3 persen kasus kanker vagina adalah sarkoma. Sarkoma vagina yang paling umum yaitu rhabdomyosarcoma yang paling sering menyerang anak-anak.
  • Kanker yang menyebar dari organ lain. Kanker serviks, rahim, rektum, atau kandung kemih bisa menyebar ke vagina.

3. Tanda dan gejala

ilustrasi nyeri perut bagian bawah (pexels.com/Sora Shimazaki)

Pada tahap awal dan lesi prakanker cenderung tidak menimbulkan gejala yang nyata. Kanker vagina sangat sering terdeteksi saat perempuan melakukan pemeriksaan rutin. Kanker vagina stadium lanjut cenderung menimbulkan gejala yang terlihat.

Salah satu gejala kanker vagina yang paling umum yaitu perdarahan vagina yang tidak normal sesudah berhubungan seks. Ini adalah salah satu gejala pertama yang mesti diperhatikan. Selain itu, perempuan harus mencari bantuan medis bila mengalami perdarahan vagina setelah menopause.

Gejala kanker vagina lainnya meliputi:

  • Keputihan abnormal.
  • Massa di vagina.
  • Kesulitan atau nyeri saat buang air kecil.
  • Nyeri setelah berhubungan seks.
  • Sembelit.
  • Nyeri panggul.
  • Nyeri di bagian belakang kaki.
  • Kaki bengkak.

4. Diagnosis

ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/gpointstudio)

Untuk diagnosis, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien untuk tahu lebih lanjut tentang gejala dan kemungkinan faktor risiko. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mencari kemungkinan penyebab gejala yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan Pap smear untuk memeriksa sel-sel abnormal di area vagina pasien.

Jika Pap smear menunjukkan adanya sel abnormal, maka dokter akan melakukan kolposkopi. Prosedur ini menggunakan alat pembesar yang disebut kolposkop untuk memeriksa dinding vagina dan leher rahim. Tujuannya adalah untuk melihat di mana sel-sel abnormal berada. Prosedur ini mirip pemeriksaan panggul biasa. Setelah dokter mengetahui di mana letak sel abormal, akan dilakukan biopsi untuk melihat apakah sel tersebut kanker.

Bila selnya bersifat kanker, maka kemungkinan besar dokter akan melakukan MRI, CT scan, atau PET scan untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.

5. Pengobatan

ilustrasi pengobatan kanker vagina (bmhsc.org)

Setelah kanker vagina terdiagnosis, dokter akan memberikan perawatan yang sesuai dengan kesehatan dan riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan, luasnya penyakit, toleransi pasien terhadap pengobatan dan prosedur atau terapi tertentu, serta harapan untuk perjalanan penyakit.

DilansirJohns Hopkins Medicine, secara umum ada tiga jenis perawatan yang tersedia untuk pasien dengan kondisi kanker atau prakanker vagina temasuk:

1. Operasi:

  • Operasi laser untuk mengangkat kanker, termasuk loop electroexcision procedure (LEEP).
  • Eksisi lokal untuk mengangkat kanker.
  • Vaginektomi untuk mengangkat seluruh atau sebagian vagina.
  • Histerektomi total

2. Terapi radiasi: Penggunaan sinar-X, sinar gamma, dan partikel bermuatan untuk melawan kanker.

3. Kemoterapi (topikal): Penggunaan obat antikanker untuk membunuh sel kanker.

Prognosis untuk penderita kanker vagina tergantung pada stadium saat pasien terdiagnosis. Kanker vagina pada tahap awal sering kali berhasil diobati dan pasien bisa hidup sepenuhnya.

Menurut laporan dari National Institutes of Health, tingkat kelangsungan hidup selama 5 tahun secara keseluruhan untuk pasien kanker vagina yang terdeteksi pada tahap awal adalah 80 hingga 90 persen.

Baca Juga: Picu Keputihan, Ini 7 Penyebab Umum Infeksi Jamur pada Vagina

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya