TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kernikterus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Kerusakan otak akibat penyakit kuning yang parah

ilustrasi bayi dengan kernikterus (sitarambhartia.org)

Kernikterus atau kernicterus adalah kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit kuning yang parah dan tidak diobati. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir, yang terkena penyakit kuning parah dan tidak diobati.

Perlu diwaspadai, berikut ini ulasan mengenai kernikterus yang perlu diketahui, mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, hingga pengobatannya. Baca terus, ya!

1. Apa itu kernikterus?

ilustrasi terapi sinar biru pada bayi dengan penyakit kuning (medicalmalpracticehelp.com)

Secara gobal sekitar 60 hingga 80 persen bayi baru lahir mengalami penyakit kuning. Kadar bilirubin yang tinggi normal pada bayi baru lahir terjadi karena hati atau livernya mungkin belum cukup berkembang untuk memproses bilirubin, terutama pada hari pertama kehidupannya. Namun, biasanya kondisi ini akan hilang dengan sendirinya, mengutip Medical News Today.

Akan tetapi, jika kadar bilirubin tetap terlalu tinggi dan tidak diobati, maka penyakit kuning atau jaundice akan berkembang menjadi kernikterus dan menyebabkan kerusakan otak. Ini disebut juga dengan disfungsi neurologis yang diinduksi bilirubin atau bilirubin induced neurological dysfunction (BIND).

Pada kernikterus, kadar bilirubin yang begitu tinggi menyebar ke otak dan merusak jaringan sistem saraf pusat. Bilirubin adalah produk limbah yang dihasilkan saat hati memecah sel darah merah tua sehingga tubuh bisa mengeluarkannya. 

Dilansir Healthline, kernikterus adalah jenis kerusakan otak yang sering terjadi pada bayi. Ini merupakan keadaan darurat medis dan bayi yang mengalaminya harus segera diobati untuk menurunkan kadar bilirubin dan mencegah kerusakan otak lebih lanjut.

2. Penyebab

ilustrasi bayi dengan kernikterus (birthinjuryguide.org)

Kernikterus terjadi saat kadar bilirubin menjadi sangat tinggi dalam darah sehingga melewati sawar darah-otak dan akhirnya merusak jaringan otak. Kondisi ini berkembang dari penyakit kuning yang parah dan tidak diobati.

Penyebab umum penyakit kuning yang signifikan yaitu meliputi:

  • Hati yang kurang berkembang, sakit, atau rusak
  • Penghancuran sel darah merah, sering kali saat golongan darah ibu tidak cocok dengan bayinya
  • Kelahiran prematur, biasanya sebelum 37 minggu kehamilan
  • Peningkatan bilirubin
  • Sindrom Gilbert, suatu kondisi yang mengakibatkan kadar bilirubin tinggi
  • Obstruksi atau penyumbatan saluran empedu

Baca Juga: Gagal Hati: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, dan Pencegahan

3. Faktor risiko

ilustrasi bayi dengan kernikterus (maesquecuidamg6pd.com.br)

Meski penyakit kuning sangat umum terjadi pada bayi yang baru lahir, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit kuning parah dan kernikterus secara signifikan. Ini termasuk:

  • Ibu dan anak tidak berbagi golongan darah
  • Lahir prematur
  • Berat badan lahir rendah
  • Kekurangan glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD), yaitu enzim yang membantu sel darah merah bekerja dengan baik
  • Kulit yang gelap, karena kulit yang menguning sulit terlihat
  • Kondisi memar
  • Masalah makan atau nafsu makan yang buruk
  • Memiliki riwayat penyakit kuning dalam keluarga
  • Memar atau cedera karena kelahiran yang sulit

Kasus kernikterus pada orang dewasa sangat jarang. Bahkan, hanya sedikit kasus yang dilaporkan. Kernikterus biasanya dianggap lebih mungkin berdampak pada bayi daripada orang dewasa karena sawar darah-otak bayi belum sepenuhnya berkembang.

Selain itu, bayi juga lebih rentan terhadap penyakit kuning dan kernikterus yang parah karena hati mereka belum sepenuhnya berkembang dan kurang mampu mengeluarkan bilirubin dalam darah.

4. Gejala

ilustrasi bayi dengan kernikterus (sitarambhartia.org)

Tanda-tanda penyakit kuning bisa muncul dalam beberapa hari pertama kehidupan bayi baru. Penyakit kuning bisa menyebabkan kulit dan bagian putih mata bayi berubah menjadi kekuningan. Gejala kernikterus bisa lebih parah. 

Bayi yang menderita kernikterus juga akan lesu. Ini berarti mereka akan mengalami kantuk yang luar biasa. Meski bayi umumnya banyak tidur, tetapi bayi yang lesu tidurnya akan lebih lama dari biasanya dan sulit untuk dibangunkan. Saat bangun, mereka sering tertidur kembali.

Gejala kernikterus lainnya yaitu meliputi:

  • Tangisan melengking
  • Nafsu makan berkurang atau makan lebih sedikit dari biasanya. 
  • Tangisan yang tidak bisa dihibur
  • Gerakan tidak terkendali
  • Mual
  • Floopy, tubuh lemas
  • Muntah
  • Gerakan mata yang tidak biasa
  • Kekurangan popok basah atau kotor
  • Demam
  • Kejang

Jika gejala penyakit kuning atau kernikterus muncul, segera cari bantuan medis. Diperlukan waktu sekitar kurang dari 24 jam untuk kasus penyakit kuning yang serius berkembang menjadi kernikterus.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

ilustrasi bayi dengan kernikterus (healthjade.net)

Kernikterus bisa menyebabkan komplikasi yang serius dan permanen yang berhubungan dengan kerusakan otak. Komplikasi yang berkaitan dengan kernikterus meliputi:

  • Gangguan pendengaran atau kesulitan memproses suara
  • Masalah penglihatan
  • Gigi dan tulang rahang yang belum berkembang
  • Disabilitas intelektual dan perkembangan, termasuk disleksia
  • Epilepsi
  • Gangguan spektrum autistik
  • Gangguan gerak yang disebabkan oleh kerusakan otak
  • Gangguan perhatian dan hipereksitabilitas, terutama pada anak usia dini

Jika tidak segera diobati, kernikterus bisa menyebabkan koma dan kematian.

6. Diagnosis

ilustrasi tes bilirubin atau bilirubin blood test (pexels.com/Los Muertos Crew)

Kernikterus paling sering didiagnosis pada bayi. Nah, salah satu tes yang bisa digunakan dokter untuk memeriksa kadar bilirubin yaitu light meter.

Dokter mengukur kadar bilirubin bayi dengan menempatkan pengukur cahaya di kepala bayi. Pengukur cahaya akan memberi tahu seberapa banyak kadar bilirubin di kulit bayi atau tingkat bilirubin transkutan mereka (TcB). 

Jika kadar TcB tinggi, maka itu mengindikasikan penumpukan bilirubin di tubuh bayi. Untuk itu diperlukan evaluasi lebih lanjut.

Pada bayi, dokter biasanya melakukan tes darah bilirubin dengan mengambil sampel darah dari bagian tumit. Tes darah bilirubin ini akan memungkinkan dokter untuk mendapatkan pembacaan kadar total serum bilirubin (TSB).

Baca Juga: 7 Fakta Kraniosinostosis, Kelainan Bentuk Kepala pada Bayi

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya