TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Vaginismus: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, Penanganan

Kondisi ini dapat mempersulit hubungan seksual

ilustrasi perempuan dengan vaginismus (pexels.com/Kampus Production)

Vaginismus adalah kondisi yang ditandai dengan otot vagina yang tanpa sengaja terus-menerus berkontraksi ketika mencoba penetrasi.

Kondisi terjadi ketika perempuan mencoba memasukkan penis, tampon, spekulum, atau mainan seks ke dalam vagina, kemudian organ tersebut mengeras karena kontraksi otot dasar panggul yang tidak disengaja.

Ini mengakibatkan kejang otot umum, nyeri, dan henti napas sementara. Dilansir Medical News Today, kelompok otot yang paling umum terdampak yaitu otot pubococcygeus (PC). Otot-otot tersebut bertanggung jawab untuk buang air kecil, sanggama, orgasme, buang air besar, dan melahirkan.

Menambahkan dari Healthline, beberapa perempuan kemungkinan mengembangkan vaginismus setelah menopause. Saat kadar hormon estrogen turun, kurangnya pelumasan dan elastisitas vagina membuat hubungan seks terasa menyakitkan, membuat frustrasi, atau menjadi hal yang tak mungkin dilakukan.

Vaginismus tidak mengganggu gairah seksual, tetapi bisa mencegah penetrasi dan membuat vagina terasa sangat nyeri.

1. Penyebab

ilustrasi perempuan yang mengalami vaginismus (pexels.com/Alex Green)

Vaginismus adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh pemicu stres fisik, emosional, atau keduanya.

Pemicu emosional termasuk:

  • Ketakutan, misalnya rasa sakit atau kehamilan.
  • Kecemasan tentang kinerja atau rasa karena rasa bersalah.
  • Masalah hubungan, misalnya mempunyai pasangan yang kasar atau perasaan yang rentan.
  • Peristiwa kehidupan traumatis, termasuk pemerkosaan atau riwayat pelecehan.
  • Pengalaman masa kanak-kanak, seperti penggambaran seks ketika tumbuh dewasa atau paparan gambar seksual.

Pemicu fisik meliputi:

  • Infeksi, seperti infeksi saluran kemih atau infeksi jamur.
  • Kondisi kesehatan seperti kanker atau lichen sclerosus.
  • Persalinan.
  • Menopause.
  • Kurangnya foreplay.
  • Lubrikasi vagina yang tidak mencukupi.
  • Operasi panggul.
  • Efek samping pengobatan.

Baca Juga: 7 Macam Benjolan pada Vagina, Kenali Ciri-cirinya sebelum Terlambat

2. Jenis

ilustrasi perempuan dengan vaginismus (unsplash.com/Bruno van der Kraan)

Vaginismus terdiri dari berbagai jenis yang bisa menyerang perempuan pada setiap usia.

  • Vaginismus primer: Ini merupakan kondisi seumur hidup, di mana rasa sakit akan selalu ada, membuat perempuan sulit menggunakan tampon dan menjalani pemeriksaan ginekologi. Hal ini sering dialami oleh perempuan ketika berhubungan intim pertama kalinya. Pasangan tidak bisa penetrasi ke dalam vagina, dideskripsikan seperti ''menabrak dinding'' di lubang vagina. Kemungkinan ada rasa sakit, kejang otot umum, dan perempuan mengalami henti napas untuk sementara. Gejala-gejala akan berhenti saat upaya penetrasi dihentikan.

  • Vaginismus sekunder: Jenis ini berkembang setelah perempuan telah mengalami fungsi seksual normal. Ini bisa terjadi pada setiap tahap kehidupan, atau mungkin belum pernah terjadi sebelumnya. Biasanya bisa berasal dari peristiwa tertentu, seperti infeksi, menopause, peristiwa traumatis, perkembangan kondisi medis, masalah hubungan, pembedahan, atau persalinan. Bahkan setelah kondisi medis yang mendasarinya diperbaiki, nyeri bisa berlanjut jika tubuh telah terkondisi untuk merespons dengan cara ini.

  • Vaginismus global: Vaginismus selalu ada dan objek apa pun akan memicunya.

  • Vaginismus situasional: Hanya terjadi dalam kondisi tertentu. Ini kemungkinan terjadi saat berhubungan seks, tetapi tidak selama pemeriksaan ginekologi atau pemasangan tampon.

3. Gejala umum vaginismus

ilustrasi perempuan dengan vaginismus (pexels.com/Darina Belonogova)

Gejala vaginismus bervariasi pada setiap perempuan, yang dapat meliputi:

  • Hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia), dengan sesak dan nyeri yang mungkin terasa seperti terbakar atau menyengat.
  • Penetrasi menjadi lebih sulit atau tidak mungkin.
  • Nyeri seksual jangka panjang dengan atau tanpa penyebab yang diketahui.
  • Nyeri selama pemasangan tampon.
  • Nyeri saat pemeriksaan ginekologi.
  • Kejang otot umum atau pernapasan terhenti selama upaya berhubungan seksual.

Nyeri bisa berkisar dari ringan hingga parah di dalam, bisa berupa ketidaknyamanan hingga sensasi terbakar.

4. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan panggul oleh dokter (medbriefnamibia.com)

Dalam proses diagnosis vaginismus, dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala serta riwayat medis dan seksual kamu serta pasangan. Selain itu, pemeriksaan panggul juga bisa membantu mengesampingkan masalah lain atau memastikan adanya kejang otot.

Dilansir Cleveland Clinic, dokter kemungkinan akan mengoleskan krim mati rasa topikal di bagian luar vagina sebelum pemeriksaan untuk membuat prosesnya menjadi lebih nyaman.

Baca Juga: Beberapa Perubahan Vagina yang Dipengaruhi Kondisi Mental

Verified Writer

Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya