TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Penyakit yang Sebabkan Batuk serta Durasi Batuk Berlangsung

Pada pneumonia, batuk dapat bertahan selama 6 minggu

ilustrasi batuk (unsplash.com/Towfiqu bharbuiya)

Pernahkah kamu mengalami gejala batuk terus-menerus atau hilang timbul? Rasanya pasti sangat tidak nyaman. Batuk merupakan refleks alami tubuh untuk mengeluarkan udara dari saluran udara. Ini merupakan cara tubuh membersihkan saluran udara dari iritasi. Beberapa iritan yang dikeluarkan tubuh melalui batuk adalah debu, lendir atau dahak, dan kuman.

Batuk bisa jadi pertanda atau gejala dari berbagai masalah kesehatan. Lamanya batuk berlangsung biasanya tergantung penyebabnya.

Klasifikasi jenis batuk

ilustrasi batuk kering, salah satu gejala asbestosis (pixabay.com/nastya_gepp)

Berdasarkan jenisnya, batuk dibedakan menjadi batuk produktif, yakni batuk yang mengeluarkan lendir atau dahak, serta batuk nonproduktif yakni batuk kering. Sementara itu, menurut durasinya, batuk dibedakan menjadi:

  • Batuk akut: merupakan batuk yang berlangsung selama kurang dari tiga minggu. Infeksi seperti pilek, sinusitis, dan pneumonia cenderung menyebabkan batuk akut.
  • Batuk subakut: batuk yang berlangsung antara 3-8 minggu. Batuk ini biasanya terjadi terus-menerus akibat pilek atau infeksi, bahkan batuk masih dapat terjadi setelah sembuh sekalipun.
  • Batuk kronis: adalah batuk yang berlangsung lebih lama dari delapan minggu. Kondisi seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD), alergi, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), fibrosis paru, dan penyakit paru interstisial adalah beberapa penyebab batuk kronis.

Kalau itu tadi adalah jenis-jenis batuk, berikut ini akan dijelaskan informasi mengenai beberapa masalah kesehatan dan penyakit yang bisa menyebabkan batuk terus-menerus.

1. Pilek

ilustrasi pilek (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), pilek adalah infeksi saluran pernapasan atas yang dapat disebabkan oleh lebih dari 200 jenis virus. Akan tetapi, rhinovirus adalah jenis virus penyebab yang paling umum.

Orang dewasa dapat terkena pilek sebanyak 2 hingga 3 kali dalam setahun, sementara anak kecil dapat memiliki frekuensi yang lebih sering.

Batuk dan beberapa gejala pilek lainnya dapat muncul dalam 2-3 hari setelah seseorang terkena virus yang menyebabkan pilek. Durasi batuknya bervariasi, biasanya berlangsung selama 10-14 hari.

Selain itu, batuk juga merupakan gejala pilek yang paling lama hilang dibanding gejala-gejala lainnya. Beberapa kasus pilek juga dapat menimbulkan batuk yang bertahan hingga lebih dari 2 minggu.

Selain batuk, pilek juga dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat, dan hidung meler.

Baca Juga: Uhuk! Dada Sakit saat Batuk? Cek di Sini, Mungkin Ini 8 Penyebabnya

2. Influenza

ilustrasi influenza (pixabay.com/4330009)

Sama seperti pilek, influenza atau flu adalah infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh berbagai jenis virus influenza.

Meskipun gejala-gejala flu biasanya mereda setelah 3 hingga 7 hari, tetapi CDC mengatakan bahwa batuk mungkin saja berlangsung selama 14 hari atau lebih. Gejala batuk bisa lebih lama hilang bila flu dialami oleh lansia dan orang yang memiliki penyakit paru-paru.

3. Bronkitis

ilustrasi paru-paru (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Bronkitis merupakan kondisi meradangnya saluran udara besar di paru-paru (bronkus). Peradangan ini dapat disebabkan oleh infeksi pernapasan atau paparan iritan seperti asap rokok dan debu.

Pada jenis bronkitis akut atau sementara, infeksi dapat terjadi tiba-tiba dan berlangsung selama 3-10 hari. Sementara itu, batuk dapat sembuh dalam kurang dari 3 minggu. Namun, batuk yang terjadi akibat bronkitis bisa berlanjut hingga beberapa minggu sesudahnya.

Bahkan, bila bronkitis menjadi kronis, batuk berdahak dapat terjadi setiap hari. Kondisi batuk seperti ini dapat bertahan selama sekitar 3 bulan. Selain itu, batuk dapat kembali menyerang dari tahun ke tahun.

4. Radang paru-paru atau pneumonia

ilustrasi batuk (freepik.com/jcomp)

Radang paru-paru atau pneumonia adalah kondisi kantung udara kecil di paru-paru (alveolus) mengalami peradangan. Penyakit ini lebih sering disebabkan oleh bakteri, meski bisa pula disebabkan oleh virus. Beberapa gejala yang dapat ditimbulkan meliputi batuk, demam, dan sesak napas.

Dilansir Healthline, batuk pada pneumonia dapat bertahan selama 6 minggu. Waktu pemulihannya bisa bervariasi, tergantung tingkat keparahan penyakit dan kondisi kesehatan penderitanya.

Baca Juga: Catat! Ini Cara Membedakan Batuk Biasa dengan Batuk COVID-19

5. COVID-19

ilustrasi COVID-19 (pixabay.com/Tumisu)

COVID-19 adalah penyakit pernapasan yang hingga kini masih menjadi pandemik. Penyakit ini disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2. Berbagai gejala dapat ditemukan pada penyakit ini, dan batuk merupakan salah satu gejala umumnya.

Banyak sekali penelitian yang masih perlu dilakukan terhadap penyakit ini. Sebab, COVID-19 masih kerap berevolusi dan masih belum sepenuhnya dipahami dan dapat ditangani. Pengidap COVID-19 juga bisa tidak memiliki gejala sama sekali.

Dilansir Medical News Today, penelitian menyatakan bahwa batuk akibat COVID-19 cenderung bertahan setidaknya dalam 2-3 minggu. Akan tetapi, pada beberapa kasus, batuk akibat COVID-19 dapat bertahan selama berbulan-bulan. 

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), orang yang telah pulih dari COVID-19 juga dapat mengalami batuk post-viral cough yang dapat menyebabkan sebaran virus COVID-19 ke orang lain. 

6. Batuk rejan atau pertusis

ilustrasi batuk (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Batuk rejan atau pertusis merupakan infeksi bakteri yang serius pada saluran pernapasan. Menurut CDC, batuk yang terkait dengan pertusis dapat berlangsung selama 10 minggu atau lebih. Inilah kenapa penyakit ini dijuluki batuk 100 hari karena durasi batuknya yang cukup lama.

Pada awalnya, batuk hanya datang sesekali pada tahap awal penyakit, tetapi kemudian makin parah hingga dapat menciptakan suara rejan (whoop) saat penderitanya menarik napas kuat-kuat. Batuk bisa terjadi terus-menerus dan memburuk pada malam hari.

7. Croup

ilustrasi batuk pada anak (babycentre.co.uk)

Croup adalah infeksi saluran napas bagian atas, yang terutama dialami anak-anak usia 6 bulan hingga 3 tahun. Penyebabnya adalah beberapa jenis virus yang berbeda. Gejalanya meliputi batuk, demam, pilek, sakit tenggorokan, dan hidung tersumbat.

Batuk berulang yang ditimbulkan croup dapat terdengar seperti gonggongan. Gejala batuk juga dapat memburuk pada malam hari. Batuk bisa hilang dalam kurun waktu 3-7 hari. Bila gejala memburuk atau batuk bertahan lebih lama, maka penderitanya harus memeriksakan diri ke dokter.

8. Alergi

ilustrasi batuk pada anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat yang tidak berbahaya atau biasa disebut alergen seperti asap, serbuk sari, debu, dan bulu hewan peliharaan. Gejala alergi meliputi hidung meler, mata gatal dan berair, serta batuk.

Batuk karena alergi biasanya akan hilang setelah saluran udara dibersihkan dan pengidap tidak lagi berkontak dengan alergi. Batuk terjadi selama alergen masih ada di saluran udara dan/atau alergen hadir sepanjang tahun di rumah atau lingkungan orang-orang dengan alergi.

9. GERD

ilustrasi batuk (pexels.com/cottonbro)

GERD adalah kondisi sfingter yang lemah di sekitar bagian bawah kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan asam lambung kembali naik ke kerongkongan. Perut mulas dan nyeri dada (heartburn) adalah gejala umum GERD, serta gejala lainnya adalah batuk.

Menurut laporan berjudul “Management of GERD-Related Chronic Cough” dari jurnal Gastroenterology & Hepatology tahun 2013, diperkirakan bahwa perlu waktu sekitar 3 bulan untuk batuk akibat GERD mereda. Durasi batuk yang lama ini disebabkan oleh saraf yang terlibat dalam refleks batuk butuh waktu yang cukup lama untuk kembali berfungsi normal.

Baca Juga: 5 Makanan yang Bisa Memicu Kanker Paru-paru, Sebaiknya Dibatasi!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya