TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Foreign Accent Syndrome: Penyebab, Gejala, dan Perawatan

Hanya ada sekitar 100 kasus foreign accent syndrome di dunia

ilustrasi foreign accent syndrome (pixabay.com/RobinHiggins)

Bagaimana perasaanmu jika tiba-tiba saat kamu bangun, kamu bicara dengan menggunakan aksen atau logat yang sama sekali asing bagimu? Kondisi seperti inilah yang dialami oleh orang dengan foreign accent syndrome (FAS) atau sindrom aksen asing.

FAS merupakan gangguan bicara yang ditandai dengan perubahan pada aksen atau logat seseorang saat bicara dalam bahasa ibunya.

Jika digambarkan, kondisi ini ibarat penutur bahasa Inggris dengan aksen American English, tiba-tiba saja bicara bahasa Inggris dengan aksen British English. Akibat sindrom ini, seseorang mengalami perubahan aksen secara mendadak, sehingga tak jarang orang lain menganggapnya berpura-pura memakai aksen asing saat sedang berbicara.

1. Penderita berbicara dengan aksen yang sama sekali asing baginya

ilustrasi foreign accent syndrome (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Ciri utama FAS ini adalah penderitanya berbicara dalam bahasa ibunya, dengan menggunakan aksen yang sama sekali asing bagi dirinya. Aksen tersebut bisa berasal dari tempat atau negara yang sama sekali belum pernah dia kunjungi sebelumnya.

Tak hanya itu, penderita sindrom aksen asing ini juga ada yang tiba-tiba saja berbicara dalam bahasa asing, yang sebelumnya tak pernah sama sekali dia gunakan atau pelajari.

Baca Juga: Afasia Broca: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Perawatan

2. Penyebab neurologis

ilustrasi foreign accent syndrome (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengutip Medical News Today, FAS memiliki dua penyebab utama, yaitu kondisi neurologis dan kondisi mental.

Kebanyakan orang dengan FAS memiliki kondisi neurologis atau riwayat cedera kepala atau wajah. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan FAS meliputi:

  • Pukulan ke kepala atau wajah.
  • Operasi di kepala atau wajah.
  • Multiple sclerosis.
  • Tumor otak.
  • Migrain.

Laporan berjudul "Understanding foreign accent syndrome" dalam Journal of Neurology, Neurosurgery and Psychiatry menganalisis 49 orang dengan FAS dan menemukan bahwa bahwa kondisi terkait yang paling umum meliputi:

  • Sakit kepala atau migrain parah (15 orang).
  • Stroke (12 orang).
  • Operasi pada wajah atau mulut (6 orang).
  • Kejang (5 orang).

Cedera otak dari jatuh, kanker, dan faktor lain yang dapat mengubah cara otak memproses bahasa, serta cara otak mengontrol bicara.

3. Foreign accent syndrome juga bisa disebabkan oleh gangguan mental

ilustrasi foreign accent syndrome (pexels.com/Liza Summer)

Selain karena gangguan neurologis seperti stroke atau cedera otak traumatis, seseorang juga bisa mengalami FAS karena adanya gangguan kesehatan mental.

Beberapa penderita FAS diketahui dalam kondisi kesehatan mental yang terganggu, seperti menderita skizofrenia, depresi, dan memiliki riwayat trauma berat. Sakit pada psikis yang dialami ini kemudian termanifestasi dalam bentuk gejala FAS.

4. Hanya ada sekitar 100 kasus sindrom aksen asing yang tercatat

ilustrasi foreign accent syndrome (unsplash.com/Becca Tapert)

FAS merupakan sindrom yang terbilang langka. Sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 1940-an, hingga sekarang hanya ada sekitar 100 kasus yang berhasil didokumentasikan.

Salah satu kasus FAS yang paling terkenal adalah kasus ketika seorang perempuan Norwegia tiba-tiba saja berbicara dengan aksen Jerman, akibat cedera otak traumatik yang dialaminya saat NAZI menduduki Norwegia pada Perang Dunia II. Akibat aksen Jerman yang tiba-tiba dimilikinya itu, ia dikucilkan oleh lingkungannya.  

5. Diagnosis

ilustrasi pemindaian MRI (commons.wikimedia.org/GeorgeWilliams21)

Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan. Mereka juga dapat memeriksa otot yang digunakan saat berbicara, mengutip Healthline.

Dokter mungkin perlu melihat gambar otak. Ini dapat dilakukan dengan pemindaian resonansi magnetik (MRI) atau pemindaian computed tomography (CT). Keduanya dapat membuat gambar detail fitur di dalam otak pasien.

Karena FAS sangat jarang, pemeriksaan mungkin akan melibatkan beberapa spesialis, seperti:

  • Ahli patologi wicara-bahasa. Seorang spesialis dalam gangguan bicara dan komunikasi dapat merekam pasien saat membaca dengan keras untuk membantu mendiagnosis sejauh mana perubahan aksen. Mereka juga dapat menggunakan tes medis lain untuk membantu menyingkirkan gangguan bicara lain dengan gejala serupa seperti afasia.
  • Ahli saraf. Spesialis otak dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan penyebab gejala FAS. Mereka kemungkinan akan menganalisis pemindaian MRI atau CT pasien untuk mencoba dan menafsirkan hubungan antara aktivitas otak dan ucapan.
  • Psikolog. Seorang spesialis kesehatan mental dapat membantu mengatasi efek sosial dan emosional dari aksen baru pasien.

Baca Juga: Mengenal Afasia, Gangguan Berbahasa akibat Kerusakan pada Otak

Verified Writer

Gusti Hafsari

Thriller is not my cup of tea

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya