TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Syok Kardiogenik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Bila tidak ditangani dengan tepat, bisa menyebabkan kematian

dagbladet.no

Salah satu kondisi kesehatan yang berhubungan dengan jantung adalah syok kardiogenik. Kondisi ini didefinisikan sebagai jantung yang mengalami gangguan secara mendadak, sehingga tidak dapat mencukupi pasokan darah yang dibutuhkan oleh tubuh.

Meski jarang terjadi, tetapi syok kardiogenik yang tidak segera diatasi bisa berdampak fatal. Maka dari itu, penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi medis yang satu ini.

Berikut ini fakta-fakta seputar penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, dan cara mencegah syok kardiogenik yang perlu diketahui.

1. Apa itu syok kardiogenik?

info.dralexrinehart.com

Syok kardiogenik adalah kondisi serius yang terjadi saat jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke otak, ginjal, dan organ vital lainnya. Syok kardiogenik dianggap sebagai keadaan darurat medis dan harus segera ditangani.

Bahkan, dengan pengobatan sekalipun, syok kardiogenik masih berpotensi fatal. Berdasarkan sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal Open Heart tahun 2019, kematian di antara pasien yang datang dengan syok kardiogenik akut tergolong tinggi, mulai dari 25 hingga 50 persen.

Baca Juga: 9 Cara Turunkan Kadar Trigliserida, Pemicu Sakit Jantung

2. Apa penyebabnya?

newscientist.com

Melansir Healthline, penyebab syok kardiogenik yang paling umum adalah serangan jantung. Masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan syok kardiogenik termasuk kondisi jantung seperti:

  • Penyumbatan tiba-tiba pembuluh darah di paru-paru (emboli paru)
  • Penumpukan cairan di sekitar jantung yang mengurangi kapasitas pengisiannya (tamponade perikardial)
  • Kerusakan katup jantung, memungkinkan aliran balik darah (regurgitasi katup mendadak)
  • Pecahnya dinding jantung karena peningkatan tekanan
  • Ketidakmampuan otot jantung untuk bekerja dengan baik, atau tidak mampu samak sekali pada beberapa kasus
  • Aritmia di mana ruang bawah mengalami fibrilasi atau bergetar (fibrilasi ventrikel)
  • Aritmia di mana ventrikel berdetak terlalu cepat (takikardia ventrikel)

Overdosis obat juga dapat memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah dan dapat menyebabkan syok kardiogenik.

Melansir Medical News Today, beberapa mungkin lebih rentan mengalami syok kardiogenik, yaitu orang-orang yang:

Selain itu, syok kardiogenik lebih banyak dilaporkan terjadi pada laki-laki ketimbang perempuan. Lebih jauh lagi, orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik memiliki risiko lebih tinggi mengalami syok kardiogenik dibanding kelompok etnis lain.

3. Tanda dan gejala syok kardiogenik

powerofpositivity.com

Gejala syok kardiogenik terjadi sebagai reaksi terhadap hilangnya darah yang kaya akan oksigen dalam tubuh. Gejala yang dialami pasien mungkin akan bergantung pada seberapa cepat tekanan darah turun dan seberapa rendah tekanan darah tersebut. Beberapa pasien mungkin mengalami gejala ringan pada awalnya, sementara yang lain mungkin tidak mengalami gejala lalu segera kehilangan kesadaran.

Berdasarkan keterangan dari National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), tanda-tanda syok kardiogenik yang paling umum adalah:

  • Tekanan darah rendah yang ditandai dengan pusing, kebingungan, dan mual
  • Denyut nadi lemah atau tidak teratur

Tanda dan gejala syok kardiogenik lain yang mungkin terjadi:

  • Masalah pernapasan, termasuk pernapasan cepat dan sesak napas yang parah
  • Pembengkakan pembuluh darah besar di leher
  • Kulit berkeringat
  • Tangan dan kaki dingin
  • Hilang kesadaran
  • Pembengkakan kaki
  • Buang air kecil jauh lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali

Perlu diingat bahwa itu semua tidak mungkin menjadi tanda atau gejala syok kardiogenik.

Jika seseorang tidak mendapat pengobatan, syok kardiogenik dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa, seperti kerusakan organ dan gagal organ total. Ini juga bisa berakibat fatal dalam beberapa kasus.

4. Bagaimana cara diagnosis syok kardiogenik?

pixabay.com/kian2018

Dokter akan bekerja cepat untuk membuat diagnosis berdasarkan tanda dan gejala pasien sambil memberikan perawatan apa pun yang mungkin dibutuhkan.

Proses diagnostik akan meliputi electrocardiogram (EKG) yang menunjukkan aktivitas jantung. Laporan dalam Journal of the American Heart Association tahun 2019 mencatat bahwa dokter harus memesan EKG dalam waktu 10 menit setelah gejala-gejala tampak. Tes ini dapat menunjukkan ketidakteraturan ritme jantung yang dapat membantu dokter mendiagnosis penyebabnya.

Demikian pula tes dengan echocardiogram dapat menunjukkan penampakan jantung, yang mana ini bisa membantu dokter untuk mendeteksi area yang mengalami kerusakan akibat serangan jantung.

Alat diagnostik lain akan membantu setelah pasien stabil. Dokter mungkin akan merekomendasikan tes darah yang berdalam dalam satu hari pertama, atau bahkan pada jam-jam pertama pasien. Hasil tes ini dapat membantu memastikan diagnosis atau mengubah jalannya pengobatan.

5. Pilihan pengobatan

pixabay.com/Arek Socha

Syok kardiogenik adalah keadaan darurat medis dan membutuhkan perawatan segera. Tujuan pengobatan adalah memulihkan aliran darah ke otak dan organ lain secepat mungkin untuk melindunginya dari kerusakan.

Melansir Medical News Today, pengobatan syok kardiogenik tergantung pada kondisi pasien saat perawatan dimulai.

Perawatan yang mungkin akan dilakukan di antaranya:

  • Pemberian cairan infus
  • Kateterisasi jantung untuk angiografi koroner
  • Suplementasi oksigen
  • Ventilasi mekanis
  • Perangkat pendukung peredaran darah mekanis (MCS)
  • Obat-obatan, seperti vasopresor, untuk mengontrak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah

Perawatan lain mungkin perlu berfokus pada pencegahan atau perawatan kerusakan pada organ lain.

Baca Juga: 8 Hal Aneh Pemicu Serangan Jantung, Termasuk Tinggi Badan

Verified Writer

هني چاندرا كيرانا

Don't give up

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya