TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fungsi Penting Saliva atau Air Liur dalam Rongga Mulut 

Punya fungsi perlindungan, lo!

ilustrasi saliva, ludah, atau air liur (medscape.com)

Saliva atau air liur adalah cairan biologis yang ditemukan di rongga mulut dan memiliki banyak fungsi penting. Cairan ini diproduksi oleh kelenjar saliva mayor dan minor yang berada di sekeliling rongga mulut.

Secara umum saliva terdiri dari 98 persen air dan sisanya merupakan komponen-komponen yang memegang peranan penting seperti protein, mineral, elektrolit, dan enzim.

Dilansir Delta Dental, saliva menjadi bagian yang penting dari tubuh yang sehat. Saliva dapat melindungi jaringan keras maupun lunak di rongga mulut dari penyakit-penyakit yang mungkin terjadi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa saliva dapat mencegah karies, infeksi mulut, dan penyakit gusi. Jika penyakit di rongga mulut dapat dicegah, maka dapat berdampak baik bagi kesehatan tubuh secara umum.

Saat ini masih banyak orang yang belum mengetahui fungsi dari saliva. Padahal, cairan biologis ini menjadi cerminan kesehatan gigi dan mulut serta berpengaruh pada kesehatan tubuh seutuhnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui fungsi air liur atau saliva sebagai aksi preventif dari penyakit yang mungkin terjadi pada rongga mulut.

1. Lubrikasi

ilustrasi mulut terasa kering (unsplash.com/manunalys)

Berdasarkan beberapa laporan seperti dalam Journal of Pakistan Dental Association tahun 2017 dan Current Opinion in Colloid & Interface Science tahun 2019, dijelaskan bahwa lubrikasi atau yang awam dikenal sebagai proses pelumasan diperankan komponen saliva yaitu mucin dan air.

Mucin merupakan protein saliva yang melapisi seluruh bagian gigi dan mulut. Protein ini memiliki peran dalam mengurangi gaya gesek yang terjadi dalam rongga mulut, terutama ketika mengunyah makanan.

Dalam proses mengunyah, permukaan keras gigi akan bergesekan dengan jaringan lunak mulut secara terus-menerus. Gesekan yang terjadi akan menyebabkan lapisan mukosa semakin menipis dan akan membentuk ulkus atau seriawan. Hadirnya mucin akan melumasi bagian permukaan yang berkontak dan mengurangi kemungkinan terjadinya trauma atau luka pada jaringan lunak rongga mulut.

Baca Juga: Ini 10 Penyebab Utama Air Liur Kamu Sangat Bau, Hindari Sekarang Juga!

2. Proteksi

ilustrasi saliva, ludah, atau air liur (drjenningsdds.com)

Rongga mulut merupakan jalur utama masuknya makanan untuk diproses tubuh menjadi energi. Makanan yang dikonsumsi belum dapat dipastikan higienis sepenuhnya. Bisa saja pada makanan terdapat berbagai mikroba yang dapat memengaruhi kesehatan tubuh.

Dalam saliva, banyak terkandung komponen antimikroba seperti lisozim, imunoglobulin, histatin, dan beberapa komponen protein lainnya. Antimikroba tersebut akan membantu membunuh bakteri, sehingga memastikan berkurangnya jumlah bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

3. Pembersihan

ilustrasi makan roti lapis (unsplash.com/gardiept)

Masih bersumber dari laporan dalam Journal of Pakistan Dental Association tahun 2017, sering kali setelah makan, terdapat sisa-sisa makanan yang masih tertinggal di rongga mulut. Sisa-sisa tersebut dapat menjadi sumber makanan bagi bakteri.

Kondisi tersebut akan menyebabkan peningkatan produksi asam oleh bakteri yang akan memengaruhi struktur gigi. Oleh karena itu, saliva berperan besar dalam proses pembersihan atau cleansing di rongga mulut.

Proses pembersihan tersebut bisa berlangsung dengan baik bila jumlah air liur mencukupi. Jumlah volume saliva normal yaitu 1 ml/menit tanpa stimulasi. Ketika terjadi stimulasi seperti mengunyah, volume saliva akan bertambah lebih banyak.

Komponen air membantu melarutkan sisa-sisa makanan atau debris serta mikroba pada gigi. Proses ini juga berperan penting dalam mencegah adanya makanan yang lengket pada gigi yang bisa menyebabkan karies.

4. Buffering

ilustrasi rongga mulut (pexels.com/Kamaji Ogino)

Setelah bangun tidur atau ketika sedang berpuasa, kamu tentu sering merasa mulut terasa asam, bukan? Itu terjadi karena berkurangnya sekresi saliva yang dapat membantu menjaga keasaman dalam rongga mulut.

Pada saliva, terdapat ion-ion dan protein yang berfungsi sebagai buffer atau larutan penyangga. Ion dan protein ini akan menjaga pH di rongga mulut agar tetap normal. Komponen ion buffer yang umum dijumpai yaitu ion bikarbonat dan ion fosfat.

Buffer ini dapat membantu menetralkan kondisi asam yang diciptakan dari produk metabolisme bakteri. Hal tersebut akan menjaga gigi tetap kuat dan meningkatkan remineralisasi, sehingga gigi terlindungi dari karies atau gigi berlubang.

5. Remineralisasi 

ilustrasi gigi dan mulut (unsplash.com/Rafael Rocha)

Remineralisasi adalah proses pengembalian mineral ke dalam struktur gigi sebagai komponen anorganik yang memperkuat gigi. Struktur mineral kuat yang menyusun gigi dikenal sebagai hidroksilapatit. Struktur ini disusun secara kompleks oleh kalsium dan fosfat. Struktur hidroksilapatit dapat lebih diperkuat lagi dengan hadirnya ion fluorida yang bisa diperoleh dari penggunaan pasta gigi.

Dalam saliva terkandung mineral kalsium dan fosfat dalam bentuk ion. Mineral-mineral tersebut akan melalui proses pertukaran ion pada gigi dan berlangsung proses remineralisasi. Saliva juga membantu menghantarkan ion fluorida baik dari makanan atau pasta gigi sebagai bahan remineralisasi dan membentuk struktur gigi yang lebih kuat.

Baca Juga: Ini 12 Penyebab Utama Hipersalivasi, Air Liur Tiba-tiba Keluar Banyak

Writer

Ignasius Oktadewien

Seseorang yang tertarik pada bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi dan mulut.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya