TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Azithromycin, Obat yang Sering Disebut-sebut Saat Pandemi

Pemberiannya ke pasien COVID-19 harus didasari indikasi kuat

ilustrasi minum Paxlovid (pexels.com/JESHOOTS.com)

Dari laporan kasus pertama hingga kini, belum ada obat definitif untuk infeksi COVID-19. Seluruh penelitian di dunia yang berhubungan dengan virus corona strain SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih terus dilakukan, termasuk obat COVID-19.

Maka dari itu, pencegahan masih menjadi kunci utama untuk mengatasi penularan COVID-19 serta segera mendapatkan vaksinasi.

Azithromycin atau azitromisin adalah salah satu obat yang sering disebut-sebut selama pandemi, dan cukup banyak diberikan ke pasien COVID-19. Bahkan, tak sedikit oknum yang menimbun obat ini, entah untuk jaga-jaga untuk dipakai bila terpapar COVID-19 atau dijual kembali dengan harga selangit.

Apa benar azitromisin bisa menyembuhkan pasien COVID-19? Sebetulnya apa fungsi obat ini? Apa saja efek sampingnya? Berikut ini beberapa fakta seputar azitromisin yang penting untuk kamu ketahui.

1. Azitromisin adalah obat golongan antibiotik

ilustrasi obat azithromycin atau azitromisin (acc.org)

Berdasarkan panduan Monthly Inndex of Medical Specialities, azitromisin adalah obat antibiotik golongan makrolida. Obat ini bekerja dengan cara  menghambat sintesis protein bakteri yang tergantung pada RNA, dengan mengikat subunit ribosom 50S, sehingga mencegah translokasi rantai peptida.

Azitromisin cepat diserap dari saluran pernapasan setelah diminum dan memerlukan waktu sekitar 2-3 jam untuk mulai bekerja dalam tubuh. Meskipun tergolong cepat diserap, tetapi meminum obat ini bersama dengan makanan dapat menurunkan penyerapannya. Obat ini baru tereliminasi tubuh sekitar 68-72 jam setelah diminum.

Baca Juga: Pasien COVID-19 Meninggal akibat Interaksi Obat? Ini Kata Ahli!

2. Apa kegunaan azitromisin?

ilustrasi obat azitromisin atau azithromycin (settlementhelpers.com)

Sesuai dengan jenis obat ini, yaitu antibiotik, azitromisin efektif dalam menyembuhkan bakteri. Berdasarkan buku Farmakologi dan Terapi, azitromisin kerap digunakan untuk menangani pneumonia komunitas atau community-acquired pneumonia (CAP), serta radang uretra (uretritis) non-spesifik.

Selain itu, obat ini juga bisa diberikan untuk beberapa penyakit infeksi akibat bakteri, seperti radang panggul atau pelvic inflammatory disease, konjungtivitis akibat bakteri, penyakit menular seksual, otititis media akut, sinusitis akut akibat bakteri, dan infeksi saluran pernapasan atas.

Jadi, perlu digarisbawahi kalau azitromisin tidak bisa menyembuhkan penyakit akibat virus, karena obat ini bekerja untuk melawan bakteri!

3. Apa saja efek sampingnya?

ilustrasi nyeri perut bagian bawah (pexels.com/Sora Shimazaki)

Meskipun memiliki banyak manfaat dan tergolong aman bila digunakan sesuai dengan anjuran dokter, tetapi tetap saja setiap obat memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Tak terkecuali azitromisin.

Dilansir WebMD, beberapa efek samping antibiotik azitromisin yang paling sering muncul adalah gangguan pencernaan, mulai dari sakit perut, diare, mual, hingga muntah. Selain itu, beberapa pasien juga bisa mengalami efek samping lainnya seperti:

  • Gangguan pendengaran (seperti pendengaran berkurang atau tuli)
  • Gangguan penglihatan (seperti kelopak mata sulit terangkat atau penglihatan kabur)
  • Kesulitan berbicara atau menelan
  • Kelemahan otot,
  • Gangguan hati (seperti kelelahan yang tidak biasa, mual atau muntah terus-menerus, nyeri perut, mata atau kulit menguning, serta urine berwarna gelap)

Bila selama menjalani pengobatan dengan azitromisin kamu merasakan satu atau beberapa efek samping di atas, jangan berpikir dua kali untuk konsultasi ke dokter yang meresepkan obat tersebut, ya!

4. Penggunaan azitromisin harus dengan pengawasan dokter!

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Karena tergolong obat keras, azitromisin harus diminum sesuai anjuran dan pengawasan dokter. Ini semata-mata untuk mencegah terjadinya efek samping berbahaya.

Selain itu, azitromisin baru diberikan setelah dokter mempertimbangkan indikasi dari penyakit yang diderita dan kontraindikasi pasien. Azitromisin yang merupakan antibiotik juga harus diminum hingga habis agar infeksi bakteri dapat tertangani secara tuntas.

Satu hal berbahaya yang bisa dicegah dengan penggunaan azitromisin secara bijak adalah resistansi antibiotik. Berdasarkan laporan dalam Best Practice Journal, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai indikasi (misalnya diberikan untuk infeksi virus) dan minum antibiotik dengan dosis atau durasi yang tidak tepat dapat menimbulkan resistansi antibiotik.

Mengingat azitromisin termasuk antibiotik dengan kinerja kuat, resistansi azitromisin dapat mengancam kesehatan karena akan menyulitkan pengobatan di kemudian hari.

Baca Juga: Obat Cacing Ivermectin untuk COVID-19, Efektif Sembuhkan Pasien?

Verified Writer

Indira swastika utama

An ISTJ-T. A medical student who love write :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya