TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sindrom Elang: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

Kondisi langka yang ditandai dengan rasa sakit di area wajah

ilustrasi perempuan sedang sakit (pexels.com/Liza Summer)

Sindrom elang (eagle syndrome) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan rasa sakit di area wajah dan leher. Rasa sakit sindrom elang termasuk dalam jenis nyeri saraf atau sinyal saraf abnormal. Dengan demikian, ini tidak berkaitan dengan disfungsi bagian tubuh tubuh yang terdampak.

Kondisi langka ini biasanya disebabkan oleh styloid process atau stylohyoid ligament. Styloid process merujuk pada tulang kecil runcing di bawah telinga. Sementara stylohyoid ligament menghubungkannya dengan tulang hyoid di area leher. Berikut akan dipaparkan mengenai sindrom elang secara lebih detail yang menarik untuk diketahui.

1. Gejala

ilustrasi wanita sedang pusing (pexels.com/Ron Lach)

Gejala utama sindrom elang adalah timbulnya rasa nyeri di bagian sisi leher atau wajah (terutama di dekat rahang). Rasa nyeri pun bisa terasa menjalar sampai ke telinga. Bahkan berpotensi terasa lebih sakit ketika menguap, menoleh, atau menggerakkan kepala.

Adapun gejala lain dari sindrom elang, meliputi:

  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Kesulitan menelan
  • Telinga terasa terngiang-ngiang
  • Seperti ada sesuatu di bagian tenggorokan

2. Penyebab

ilustrasi perempuan sedang duduk merenung (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tulang styloid process yang memanjang menjadi penyebab utama pada kebanyakan kasus sindrom elang. Cedera tenggorokan atau situasi pasca operasi diyakini menjadi pemicu sindrom elang timbul. Pemanjangan styloid process memberikan tekanan pada tenggorokan dan secara progresif memengaruhi saraf atau pembuluh darah di sekitarnya. Oleh karena itu, individu yang bersangkutan merasakan nyeri pada bagian wajah dekat rahang yang cukup mengganggu.

Beberapa di antaranya dapat mengembangkan sindrom elang akibat masalah anatomi atau faktor tertentu seiring bertambahnya usia. Penyebab potensial lain sindrom elang di antaranya adalah:

  • Tonsilektomi: merupakan bagian dari prosedur pembedahan medis yakni operasi pengangkatan amandel. Seseorang yang telah menjalani operasi tersebut dapat mengembangkan jaringan parut di dalam maupun sekitar tenggorokan. Hal ini bisa menimbulkan tekanan yang mengenai saraf sehingga timbul rasa sakit sampai denging di telinga.
  • Kalsifikasi stylohyoid ligament: beberapa orang mungkin mengembangkan kelebihan kalsium pada ligamen stylohyoid yang menempel pada styloid process. Kebanyakan tidak menunjukkan gejala secara signifikan, meskipun beberapa mungkin mengalami rasa sakit atau nyeri yang tidak biasa.

Baca Juga: Sindrom Wolfram: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

3. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan untuk mengesampingkan kondisi medis lain (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Meskipun dokter bisa dengan mudah mencurigai sindrom elang berdasarkan keterangan pasien dan gejala yang ditunjukkan, namun penting juga untuk mengesampingkan kondisi medis lain. Kondisi medis lain yang menyebabkan nyeri mirip sindrom elang, di antaranya adalah:

  • Hernia nukleus pulposus.
  • Infeksi telinga.
  • Sakit gigi yang menjalar ke bagian leher.
  • Cedera fisik yang memengaruhi rahang.
  • Masalah terkait pembuluh darah di dekat rahang, leher, atau telinga.

Di samping evaluasi riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh, dokter mungkin juga merekomendasikan pemeriksaan fisik. Selain itu, tes pencitraan dengan rontgen dapat membantu dokter mengamati styloid process yang memanjang ke tenggorokan.

4. Perawatan

ilustrasi pasien di rumah sakit (pexels.com/RODNAE Productions)

Laporan dalam Journal of the Korean Association of Oral and Maxillofacial Surgeons memaparkan, prosedur pembedahan styloidectomy menjadi intervensi medis utama untuk memperpendek prosesus styloideus. Studi dalam International Journal of Dentistry menambahkan, jika styloidectomy dapat dilakukan melalui mulut atau leher.

Pembedahan yang dilakukan lewat mulut nampaknya sedikit berisiko terhadap kerusakan pembuluh darah di sekitar area yang terdampak. Selain itu, prosesnya mungkin lebih sulit dalam hal mengakses styloid process. Sementara pembedahan melalui leher cenderung lebih mudah diakses. Namun, efek sampingnya mungkin akan meninggalkan bekas luka atau merusak bagian tubuh dan saraf.

Saat ini dokter mulai menawarkan prosedur medis non-bedah endoskopi dengan memasukkan alat khusus ke dalam organ pasien dilengkapi kamera untuk menjangkau styloid process. Menurut studi dalam Journal of oral and maxillofacial surgery: official journal of the American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons, terhimpun data sebanyak 107 dari 133 orang yang telah mendapatkan perawatan endoskopi melaporkan kelegaan total dari gejala. Temuan ini mungkin bisa jadi pilihan terbaik dalam memanajemen sindrom elang.

Baca Juga: Sindrom Ehlers-Danlos: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya