TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terapi Multimodal: Definisi, Tipe, Teknik, dan Manfaat

Dikenal juga dengan sebutan psikoterapi integratif

ilustrasi praktik terapi modalitas (pexels.com/cottonbro)

Dalam ranah psikologi, kata "modalitas" artinya adalah metode pengobatan. Sementara untuk terapi multimodal, ini biasanya mengacu pada berbagai jenis pendekatan terapeutik. Arti lain dari terapi multimodal adalah implementasi farmakoterapi atau menggabungkan penggunaan obat-obatan dengan konseling atau psikoterapi.

Secara umum, terapi multimodal dapat didefinisikan sebagai jenis pendekatan holistik untuk psikoterapi. Pada praktiknya, terapi ini cenderung melibatkan beberapa jenis pendekatan untuk membantu proses penyembuhan klien. Dengan demikian, terapi ini memiliki fokus pada perawatan secara menyeluruh.

1. Tipe

ilustrasi terapis dan klien (pexels.com/cottonbro)

Terapi multimodal dikembangkan oleh seorang psikolog bernama Dr. Arnold A. Lazarus pada tahun 1960-an. Ia mencetuskan terapi ini setelah mengetahui bahwa menggunakan lebih dari satu jenis terapi pada satu waktu dapat mendatangkan manfaat signifikan pada klien.

Terdapat berbagai tipe pendekatan yang dapat digunakan dalam terapi multimodal, di antaranya:

  • Terapi kognitif: Berfokus pada keyakinan dan pikiran klien sebagai pusat masalah atau gejala psikologis.
  • Terapi Perilaku: Menitikberatkan pada perilaku yang dapat diamati ketimbang perasaan atau pikiran.
  • Psikoanalisis: Diterapkan guna membantu memahami pikiran bawah sadar, pikiran secara sadar, emosi, atau perilaku.
  • Terapi perilaku emotif rasional: Didasarkan pada perspektif bahwa perilaku dan emosi dapat dipengaruhi oleh keyakinan individu tentang diri sendiri dan orang lain yang tidak selalu benar adanya.
  • Terapi perilaku dialektis: Diterapkan untuk membantu klien dalam mengembangkan regulasi emosi dan keterampilan memahami tekanan secara psikologis dengan lebih positif.
  • Terapi pasangan yang berfokus pada emosi: Mengajarkan klien melakukan komunikasi secara efektif dan menciptakan hubungan yang lebih sehat dengan pasangannya.
  • Psikoterapi eksistensial: Membantu klien menemukan makna hidup, terlebih bagi mereka yang sedang merasa hampa, terasing, atau putus asa dalam menjalani kehidupan.
  • Psikoterapi interpersonal: Diterapkan untuk membantu eksplorasi aspek yang berkaitan antara suasana hati dan hubungan interpersonal klien, khususnya dalam kehidupan sosial.
  • Terapi penerimaan dan komitmen: Mengajarkan klien untuk belajar menyadari pikiran dan perasaan mereka secara penuh tanpa perlawanan atau penghindaran.
  • Pelatihan relaksasi: Melibatkan berbagai aktivitas relaksasi, seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga untuk membantu mengelola perasaan cemas atau stres berlebih.
  • Pelatihan keterampilan sosial: Berpusat pada peningkatan interaksi sosial melalui latihan bermain peran, bercerita, memberi umpan balik, serta penguatan untuk memperbaiki masalah komunikasi.
  • Aktivasi perilaku: Dirancang untuk membantu meningkatkan peluang pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat.

Baca Juga: 5 Gangguan Mental yang Bisa Diatasi dengan Terapi Perilaku Dialektika

2. Teknik

ilustrasi sesi konsultasi pada terapis (pexels.com/Polina Zimmerman)

Terapi multimodal merupakan jenis perawatan yang menggabungkan beberapa pendekatan dalam praktik pelaksanaannya. Tujuan utama dari terapi ini adalah membantu klien dalam meningkatkan perubahan perilaku ke arah yang positif.

Tekniknya sendiri melibatkan berbagai kombinasi strategi. Strategi tersebut mengacu pada aspek kognitif, perilaku, dan psikodinamik.

3. Kondisi yang dapat diatasi dengan terapi multimodal

ilustrasi terapi multimodal (pexels.com/Polina Zimmerman)

Utamanya, terapi multimodal digunakan untuk membantu mengatasi masalah terkait psikologis. Adapun masalah psikologis yang dimaksud ialah:

  • Depresi.
  • Kecemasan.
  • Skizofrenia.
  • Gangguan kepribadian.
  • Gangguan bipolar.
  • Gangguan makan.
  • Gejala psikotik.
  • Penyalahgunaan zat.

Kondisi lain yang berhubungan dengan masalah perkembangan, seperti gangguan spektrum autisme dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) juga bisa mendapatkan perawatan berbasis terapi multimodal. Sementara itu, kondisi fisik seperti kelelahan, nyeri, dan insomnia juga telah dikaitkan dengan terapi multimodal sebagai opsi perawatan.

4. Manfaat

ilustrasi terapi multimodal (pexels.com/Polina Zimmerman)

Studi dalam jurnal Psychiatry tahun 2017 menunjukkan bahwa terapi multimodal dinilai efektif untuk membantu mengatasi banyak kondisi berbeda, termasuk depresi dan kecemasan. Namun, persentase keberhasilannya cenderung bergantung pada kemahiran terapis dalam mengombinasikan pendekatan terapi yang menyesuaikan kondisi dan kebutuhan klien.

Berdasarkan kajian ilmiah yang dilakukan oleh para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai manfaat potensial terapi multimodal di antaranya:

  • Memiliki efek positif pada berbagai kondisi.
  • Klien dapat lebih cepat merespons perawatan dengan beberapa pendekatan yang berbeda.
  • Terapis dapat memfokuskan pengobatan pada isu yang paling relevan dengan kondisi dan pengalaman klien dengan intervensi berlandaskan modalitas lebih dari satu.
  • Lebih hemat biaya ketimbang jenis pengobatan lain.
  • Klien sering merasa lebih puas karena dapat memilih teknik tertentu (tidak dipaksa oleh terapis).
  • Meningkatkan motivasi klien untuk segera pulih karena mengambil kendali dalam porsi yang lebih besar atas proses pengobatan yang dijalani.

Baca Juga: Terapi Seks: Perawatan Nonmedis untuk Mengatasi Gangguan Seksual

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya