TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Agonis Beta: Manfaat, Peringatan, Interaksi, dan Efek Samping

Bermanfaat meredakan gejala penyempitan saluran napas

ilustrasi agonis beta-2 (unsplash.com/roberta sorin)

Agonis beta adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan gejala penyempitan saluran napas. Obat ini jamak diberikan pada pasien asma atau penyakit paru obstruktif kronis. Juga sering disebut sebagai beta-2, obat ini merupakan jenis bronkodilator inhalasi. 

Termasuk obat adrenergik, obat ini bekerja merangsang saraf simpatik pada tubuh. Tujuannya untuk membantu tubuh melepaskan reaksi stres atau keadaan darurat yang bermanfaat untuk mengurangi gangguan kesehatan.

1. Manfaat

Agonis reseptor adrenergik beta-2 berfungsi membuka tabung bronkial atau saluran udara dan mempengaruhi reseptor beta secara langsung. Ketika obat mengikat reseptor beta-2, menyebabkan saluran udara menuju paru-paru lebih lega.

Karena perannya yang membuka saluran udara tersebut, agonis beta banyak diresepkan untuk mengurangi munculnya gejala gangguan pernapasan. Termasuk penyakit asma, bronkitis, emfisema, dan penyakit paru lainnya. 

Penggunaan agonis reseptor dapat meredakan batuk, mengi, sesak napas, dan permasalahan pernapasan. Konsumsi obat ini memungkinkan meningkatkan aliran paru-paru pasien melalui tabung bronkial.

Baca Juga: Dehumidifier Baik untuk Penderita Asma? Ini Faktanya!

2. Klasifikasi

ilustrasi agonis beta-2 (unsplash.com/Christine Sandu)

Agonis beta diklasifikasikan berdasarkan onset (waktu timbul) dan durasi efek yang diciptakan. Dilansir National Center of Biotechnology Information, pengelompokan dipisah menjadi agonis beta kerja pendek (SABA), agonis beta kerja panjang (LABA), dan yang terbaru agonis beta  kerja panjang (ultra-LABA). Berikut penjelasannya masing-masing:

Agonis beta kerja pendek (SABA)

Kategori SABA merupakan obat pertama guna menangani masalah asma akut dan eksaserbasi. Ciri khas dari kategori SABA yakni pemberiannya melalui inhaler atau inhalasi bubuk kering. Publikasi Penelitian Farmasi (Basel), inhalasi memiliki peningkatan fungsi terapeutik dan menurunkan efek samping sistemik. 

Beberapa SABA yang umum ditemukan: Salbutamol, terbutalin, Levalbuterol, dan Pirbuterol.

Agonis beta kerja panjang (LABA)

Sering digunakan bersamaan dengan kortikosteroid inhalasi. LABA merupakan pengobatan lini kedua apabila SABA dan ICS belum cukup menghilangkan gejala asma. Obat-obatan di kategori ini memiliki onset durasi lebih dari 5 menit dibanding SABA dan durasi efek mencapai 12 jam.

Beberapa LABA yang umum ditemukan: Salmeterol dan formoterol.

Agonis beta kerja panjang (ultra-LABA)

Mendapat julukan ultra karena memiliki durasi efek hingga 24 jam. Indacaterol, salah satu obat kategori ultra-LABA, digunakan sebagai pengobatan pemeliharaan yang bisa dikombinasikan dengan bronkodilator lainnya. Manfaat lain dari kategori ini yaitu dosis pengobatan cukup sekali sehari.

Beberapa ultra-LABA yang umum ditemukan: Indacaterol, Olodaerol, Vilanterol, dan formoterol.

3. Peringatan

Agonis beta dapat memicu timbulnya reaksi alergi pada pasien yang memiliki riwayat alergi obat. Beri tahu dokter apabila kamu pernah mengalami reaksi tidak biasa terhadap obat dalam kelompok ini atau obat jenis lain. Juga beritahukan apabila terdapat alergi makanan, pengawet, hewan, dan sebagainya.

Beberapa obat dalam kelompok agonis beta dapat meningkatkan kadar gula darah, tekanan darah, dan detak jantung pada ibu. Konsumsi obat ini pada ibu hamil juga dapat meningkatkan detak jantung dan menurunkan gula darah bayi di kandungan. 

Beberapa obat kelompok agonis beta ini juga dapat mengendurkan otot-otot rahim dan dapat menunda persalinan. Pada ibu menyusui, beberapa obat dapat mempengaruhi ASI dan dapat memberikan efek pada bayi. Komunikasikan pada dokter apabila kamu sedang hamil, berencana hamil, ataupun sedang menyusui.

Agonis beta dapat memperparah kondisi kejang, mengubah jumlah insulin dan kadar gula darah pada pasien diabetes, penyumbatan usus pada penderita penyempitan gastrointestinal. Juga meningkatkan efek samping pada pemilik riwayat tekanan darah tinggi dan tiroid aktif, parkinson, dan masalah jantung.

Obat-obatan dalam kelompok agonis beta tidak dianjurkan pada beberapa kondisi kesehatan di atas. Pastikan untuk memberikan penjelasan riwayat kesehatan secara detail pada dokter guna mengurangi kemungkinan timbulnya efek samping serius. 

4. Interaksi dengan obat lain

ilustrasi minum obat (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Terdapat beberapa obat yang tidak dianjurkan digunakan bersamaan dengan kelompok obat agonis beta. Dokter mungkin memutuskan tidak melakukan pengobatan atau menggantinya dengan obat-obatan lain. Sebab, kombinasi keduanya atau lebih dapat menimbulkan interaksi obat dan meningkatkan kontraindikasi.

Beberapa obat yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi bersamaan dengan agonis beta yaitu:

  • Bepridil
  • Cisapride
  • Dronedarone
  • Flukonazol
  • Ketokonazol
  • Levoketoconazole
  • Mesoridazin
  • Nelfinavir
  • Pimozida
  • Piperakuin
  • Posaconazole
  • Saquinavir
  • Sparfloxacin
  • Terfenadin
  • Tioridazin
  • Tranylcypromine
  • Ziprasidon

Dilansir Mayoclinic, terdapat daftar panjang obat lain yang dapat terjadi interaksi apabila diminum bersama agonis beta. Termasuk acebutolol, citalopram, tetrabenazin, dan sebagainya. Namun, dalam kasus tertentu kombinasi keduanya mungkin diperlukan.

Jika kedua obat dengan potensi interaksi diresepkan bersamaan, dokter akan mengubah dosis atau frekuensi salah satu atau kedua obat. Hal ini dilakukan guna meminimalisir terjadinya interaksi. 

Selain obat-obatan, beberapa bahan lain juga dapat menimbulkan interaksi. Dianjurkan untuk menghindari konsumsi alkohol, tembakau, dan jus anggur selama pengobatan. 

Baca Juga: Adenosine: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Samping

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya