Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Dehidrasi adalah berkurangnya jumlah air dan elektrolit dalam tubuh secara signifikan. Kondisi ini bisa dialami siapa pun, terutama bayi dan anak-anak. Nah, orang tua mesti mengetahui tanda-tandanya agar bisa segera mengatasinya.
Dehidrasi pada bayi dan anak paling sering disebabkan oleh diare dan muntah. Anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi dikarenakan komposisi air di dalam tubuh mereka cenderung lebih banyak daripada orang dewasa.
Selain itu, bayi dan anak memiliki laju metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa, sehingga air dalam jumlah yang banyak diperlukan untuk menunjang proses metabolisme ini.
Dehidrasi pada anak sering kali sulit dikenali orang tua, apalagi anak belum mampu mengomunikasikan keluhan yang dialaminya. Padahal, jika tidak segera diatasi, dehidrasi dapat berdampak fatal, bahkan bisa menyebabkan kematian. Maka dari itu, yuk, kenali tanda-tanda dehidrasi pada anak.
1. Anak tampak lemas
Tanda dehidrasi pada anak yang bisa dikenali orang tua adalah anak tampak lemas atau bisa sampai tidak sadarkan diri.
Menurut keterangan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2014, ketika anak mengalami dehidrasi tahap awal, anak pada mulanya akan tampak gelisah dan rewel. Namun, saat dehidrasi berlanjut, anak akan terlihat lemas hingga bisa tidak sadarkan diri. Ini sangat berbahaya dan butuh penanganan medis.
Baca Juga: Tanpa Disadari, 7 Masalah Kesehatan Ini Timbul akibat Dehidrasi
2. Anak tidak mau minum
Ketika anak mengalami diare atau muntah yang berlebihan, anak akan tampak kehausan serta meminum cairan dalam jumlah yang banyak.
Akan tetapi, orang tua harus waspada jika anak justru tidak mau minum. Berdasarkan pernyataan dari WHO, anak tidak mau minum dikarenakan mereka merasa lemas atau bahkan mengalami penurunan kesadaran akibat dehidrasi.
3. Mulut kering
Melansir keterangan di laman NHS Inform lewat artikel berjudul "Dry Mouth", disebutkan bahwa kurangnya asupan air ke dalam tubuh akan menyebabkan kelenjar ludah tidak dapat memproduksi air liur.
Padahal, air liur sangat dibutuhkan untuk membasahi rongga mulut, sehingga memudahkan proses pencernaan. Faktor-faktor di atas yang telah disebutkan juga memengaruhi kondisi ini.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Menangis tapi tidak keluar air mata
Bayi atau balita yang belum bisa bicara hanya mampu mengomunikasikan hal yang tidak beres dalam dirinya lewat tangisan. Sebagai orang yang dekat dengan anak, orang tua perlu memperhatikan bagaimana tangisan anak.
Melansir Medical News Today, jika anak tampak menangis namun tidak ada air mata yang keluar, ini merupakan salah satu tanda anak yang mengalami kekurangan cairan di dalam tubuhnya.
5. Tidak ada kencing
ilustrasi anak BAK. freepik.com/anna_grant Keluarnya air seni menandakan cukupnya asupan air ke dalam tubuh. Pada dehidrasi, cairan dalam tubuh sudah sangat berkurang, sehingga tubuh berusaha memperbaikinya dengan membatasi produksi urine.
Menurut sebuah laporan berjudul "Dehydration and diarrhea" dalam jurnal Paediatrics & Child Health tahun 2003, bila ibu mengganti popok yang basah kurang dari empat kali dalam sehari, berarti anak sedang dalam keadaan dehidrasi.
6. Tangan dan kaki anak terasa dingin
Semakin dibiarkan, maka dehidrasi akan semakin bertambah parah. Anak bisa mengalami syok, yaitu kondisi yang mengancam jiwa di mana tubuh anak sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan oksigen yang adekuat.
Berdasarkan keterangan dari National Institute for Health and Care Excellence, salah satu tanda yang akan muncul adalah kaki dan tangan yang terasa dingin. Bila kondisi ini terjadi, segera cari pertolongan medis karena anak dalam kondisi yang membahayakan.
Baca Juga: Dehidrasi Tak Sepele, Ini 7 Fakta Medis soal Pentingnya Air bagi Tubuh