5 Alasan Ilmiah Konsumsi Gula Berlebihan Tingkatkan Risiko Depresi
Bertambah lagi alasan untuk membatasi konsumsi gula
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamu merasa sering lelah, hopeless, dan kehilangan minat pada hal-hal yang tadinya kamu sukai? Jika iya, ada kemungkinan kamu mengalami depresi.
Depresi adalah penyakit medis umum dan serius yang berdampak negatif terhadap perasaan, cara berpikir, dan tindakan. Depresi menyebabkan perasaan sedih dan/atau kehilangan minat pada aktivitas yang dulu kamu sukai. Ini dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik dan dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk berfungsi di tempat kerja dan di rumah.
Ada banyak gagasan tentang penyebab depresi. Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan besar tidak ada satu penyebab tunggal. Penyebab depresi juga bisa bervariasi pada setiap orang. Bagi sebagian orang, kombinasi beberapa faktor menyebabkan depresi. Atau, bisa saja seseorang mengalami depresi tanpa penyebab yang jelas.
Kemungkinan penyebab depresi meliputi pengalaman masa kecil, peristiwa kehidupan, gaya berpikir, masalah kesehatan mental lainnya, masalah finansial, riwayat keluarga, pengobatan, narkoba dan alkohol, serta pola tidur, pola makan, dan olahraga.
Dari pola makan, sudah menjadi rahasia umum kalau mengonsumsi banyak gula tidak baik untuk kesehatan. Ini bisa menyebabkan atau memperburuk kondisi seperti penyakit jantung dan diabetes. Selain itu, ternyata mengonsumsi gula dalam jumlah besar juga dapat membuat kamu berisiko terkena gangguan mental seperti depresi, dilansir WebMD.
Berikut ini beberapa alasan ilmiah konsumsi gula berlebihan bisa meningkatkan risiko depresi.
1. Terlalu banyak konsumsi gula menyebabkan disregulasi sumbu HPA
Salah satu alasan kuat mengapa konsumsi berlebihan gula dapat memicu depresi adalah melalui disregulasi sumbu hipotalamus pituitari adrenal (HPA). Sumbu HPA ini adalah sistem dalam otak dan tubuh yang mengatur respons terhadap stres dan suasana hati, termasuk perasaan sedih dan depresi.
Studi menyatakan bahwa konsumsi gula dalam jumlah besar dapat mengganggu fungsi sumbu HPA, membuat sistem regulasi stres di tubuh kita menjadi terganggu (Frontiers in Public Health, 2023). Akibatnya, kita menjadi lebih rentan terhadap perubahan suasana hati yang negatif dan gejala depresi.
Baca Juga: Depresi Eksistensial, Apakah Ini Kondisi Mental yang Nyata?
Editor’s picks
Baca Juga: 14 Obat-obatan Ini Bisa Picu Depresi, Bijaklah Menggunakannya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.