TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Manfaat Operasi Bariatrik Selain untuk Menurunkan Berat Badan

Juga bisa mencegah penyakit lain terkait obesitas ekstrem

ilustrasi obesitas (freepik.com/Anastasia Kazakova)

Metode penurunan berat badan dengan operasi bariatrik menjadi pilihan terakhir bagi orang yang obesitas. Namun, saat ini operasi bariatrik tidak hanya dianggap untuk menurunkan berat badan, tetapi juga bisa mencegah berkembangnya penyakit lain terkait obesitas ekstrem, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan sleep apnea.

Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma yang mana obesitas dianggap sebagai penyakit medis yang harus diobati. Sebagian besar operasi penurunan berat badan dilakukan menggunakan teknik invasif minimal, yang artinya ahli bedah memasukkan alat melalui beberapa sayatan kecil di perut.

Baca Juga: Atasi Obesitas dengan Operasi Bariatrik, Ini Manfaatnya

1. Apa itu operasi bariatrik?

ilustrasi operasi bariatrik (pexels.com/VidalBalieloJr.)

Dilansir Penn Medicine, bidang bariatrik fokus pada penderita obesitas untuk mendorong penurunan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui diet, olahraga, dan terapi perilaku.

Operasi penurunan berat badan, seperti bypass lambung Roux-en-Y gastric bypass (RYGB) atau gastrektomi lengan vertikal, dilakukan untuk membantu penurunan berat badan pada orang dengan obesitas. Metode ini juga dapat mengurangi risiko penyakit kronis.

Meskipun ini mungkin menjadi acuan umum, tetapi istilah "bariatrik" tidak selalu berarti pembedahan. Bariatrik dapat merujuk pada benda-benda yang dibuat untuk mereka yang obesitas agar sesuai dengan kebutuhan mereka.

Misalnya timbangan bariatrik, yaitu timbangan yang dibuat khusus untuk individu dengan obesitas. Perangkat bariatrik lainnya dibuat khusus untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan serta dapat digunakan untuk memindahkan dan membantu pasien.

2. Prosedur dan risikonya

ilustrasi cek tekanan darah pada orang dengan hipertensi (pixabay.com/geraldoswald62)

Prosedur bedah bariatrik bekerja dengan memodifikasi sistem pencernaan, seperti lambung, terkadang juga usus kecil untuk mengatur berapa banyak kalori yang dapat dikonsumsi dan diserap. Itu juga dapat mengurangi sinyal lapar yang mengalir dari sistem pencernaan ke otak.

Jika dibandingkan dengan risiko hidup dengan kondisi obesitas, risiko dari operasi bariatrik sangatlah kecil. Beberapa risiko potensialnya antara lain:

  • Sindrom dumping (pengosongan lambung ke bagian usus kecil lebih cepat daripada biasanya).
  • Timbulnya batu ginjal.
  • Berat badan tidak turun sesuai jumlah yang diinginkan.
  • Berat badan kembali naik.

Namun, sebagian besar pasien yang menjalani operasi bariatrik yang berkomitmen untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan melaporkan peningkatan yang signifikan pada kesehatan mereka secara keseluruhan.

Mencapai berat badan yang lebih sehat dapat membantu mengatasi sleep apnea (gangguan tidur yang menyebabkan napas terhenti), menangani diabetes tipe 2, termasuk menormalkan tekanan darah, sehingga berpotensi hidup lebih lama dan lebih sehat.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa dengan obesitas yang menjalani prosedur penurunan berat badan memiliki risiko 32 persen lebih rendah terkena kanker dan risiko kematian akibat kanker sebesar 48 persen lebih rendah, dibandingkan dengan yang tidak menjalani prosedur penurunan berat badan (JAMA, 2022).

Obesitas meningkatkan risiko berkembangnya 13 jenis kanker berbeda yang secara keseluruhan menyumbang 40 persen dari seluruh kanker yang didiagnosis setiap tahunnya. Yang menonjol di antaranya adalah kanker endometrium.

Baca Juga: Operasi Bariatrik: Prosedur, Manfaat, dan Risikonya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya