TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Air Ketuban Pecah sebelum Persalinan, Tak Semenyeramkan Itu!

Tak perlu khawatir secara berlebihan, ya, Bunda

ilustrasi ibu hamil (freepik.com/yanalya)

Menjelang persalinan, air ketuban pecah menjadi salah satu hal yang paling dikhawatirkan para ibu hamil. Fenomena ini kerap digambarkan sebagai situasi kritis seperti yang terlihat di film atau drama TV. Padahal ini sebenarnya tidak sedramatis yang dibayangkan kebanyakan orang.

Faktanya, hanya 15 hingga 20 persen ibu hamil yang mengalami air ketuban pecah sebelum melahirkan. Sisa 80 hingga 85 persen lainnya mengalami hal tersebut selama persalinan. Lantas apa itu air ketuban pecah, apa penyebabnya, serta apa risiko yang terjadi jika mengalaminya sebelum masa persalinan? Simak faktanya sampai habis, ya!

1. Mengenal fenomena air ketuban pecah 

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Selama berada di dalam rahim, janin dilindungi oleh sebuah kantung berisi cairan amniotik atau yang dikenal juga dengan air ketuban. Cairan ini tak hanya berfungsi sebagai bantalan bagi janin, tetapi juga mendorong perkembangan dan mengatur suhu dalam rahim.

Air ketuban pada akhirnya akan pecah di saat tertentu, baik sebelum atau pun selama persalinan. Dilansir Mayo Clinic, air ketuban yang pecah sebelum melahirkan disebut juga prelabor rupture of membranes atau disingkat PROM. 

Di kasus tertentu, air ketuban bahkan tidak pecah sehingga bayi dilahirkan di dalam tubuh. Namun ini merupakan kasus yang sangat jarang terjadi sehingga tak perlu dikhawatirkan.

Baca Juga: Mengenal Kontraksi Braxton-Hicks, Kontraksi Palsu pada Ibu Hamil 

2. Air ketuban pecah merupakan proses fisiologis tubuh

ilustrasi ibu hamil (freepik.com/freepik)

Air ketuban pecah ialah hasil dari serangkaian proses enzimatik di dalam membran yang mengelilingi cairan amniotik. Dilansir The Bump, ini merupakan proses fisiologis dalam tubuh sehingga tak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.

Ketika proses enzimatik ini terjadi, struktur membran menjadi lemah dan akhirnya akan pecah. Di kehamilan normal, proses ini umumnya terjadi ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga, ketika janin sudah berkembang sempurna dan siap lahir.

3. Tanda-tanda air ketuban pecah

ilustrasi ibu hamil (freepik.com/yanalya)

Setiap ibu hamil memiliki pengalaman air ketuban pecah yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya merasakan semburan cairan, tetapi yang lainnya hanya merasakan tetesan air menyerupai urine yang bocor.

Namun umumnya ketika air ketuban pecah, ibu hamil merasakan sensasi basah di vagina atau di perineum. Ini merupakan area di antara otot vagina dan anus yang menghubungkan otot dasar pelvis.

Ibu hamil mungkin akan merasakan kebocoran cairan yang menetes terus menerus seperti sedang pipis di celana. Bedanya, ini tak bisa dikendalikan atau ditahan. Meski terlihat sakit, proses ini tidak akan terasa sama sekali. 

4. Apakah waktu persalinan semakin dekat saat air ketuban pecah?

ilustrasi ibu melahirkan (pexels.com/Jozemara Friorili Lemes)

Sayangnya, tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini. Umumnya waktu persalinan kian dekat ketika air ketuban pecah, tetapi setiap ibu mungkin memiliki pengalaman berbeda. Jika ibu hamil mengalami kontraksi bertepatan dengan momen air ketuban pecah, maka ibu kemungkinan besar akan segera melahirkan.

Akan tetapi, di beberapa kasus, air ketuban pecah juga terkadang tidak diikuti dengan persalinan. Maka dari itu, dokter atau tenaga profesional lain perlu memberikan stimulasi tambahan agar rahim berkontraksi. Semakin lama waktu antara air ketuban pecah dengan persalinan, bayi akan semakin berisiko mengalami infeksi.

Baca Juga: Amniosentesis, Pemeriksaan Prenatal dengan Sampel Air Ketuban

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya