Mengenal Kontraksi Braxton-Hicks, Kontraksi Palsu pada Ibu Hamil 

Bagaimana membedakannya dengan kontraksi persalinan asli?

Selama masa kehamilan, ibu mungkin mengalami beberapa jenis kontraksi. Salah satunya yang paling umum adalah kontraksi palsu, atau dalam istilah medis disebut dengan kontraksi Braxton-Hicks.

Kontraksi Braxton-Hicks dapat terjadi pada masa awal kehamilan dan biasanya lebih intens ketika menjelang persalinan. Tak heran, kontraksi ini sering kali disalahartikan dengan kontraksi persalinan sungguhan yang terkadang menimbulkan kekhawatiran tertentu, terutama bagi calon ibu baru.

Nah, biar gak bingung atau keliru lagi membedakan kontraksi persalinan palsu dan sungguhan, yuk simak lebih lanjut ulasan di bawah ini!

1. Apa itu kontraksi Braxton-Hicks? 

Mengenal Kontraksi Braxton-Hicks, Kontraksi Palsu pada Ibu Hamil pexels.com/Amina Filkins

Kontraksi Braxton-Hicks merupakan kontraksi kehamilan yang bersifat intermiten. Artinya, ini bisa datang dan pergi dengan pola yang tidak menentu. Terkadang, ini digambarkan seperti kram menstruasi ringan, kadang lemah, atau lebih kuat tetapi kemudian melemah kembali.

Kontraksi yang pertama kali diidentifikasi oleh ahli ginekolog Inggris bernama John Braxton Hicks ini biasanya sudah dimulai sekitar 6 minggu kehamilan. Namun lebih sering dirasakan pada trimester kedua atau ketiga. Ciri khas lain dari kontraksi ini adalah tidak menimbulkan rasa sakit, hanya menyebabkan ketidaknyamanan atau kram.

Secara umum, kontraksi Braxton-hicks tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, kejadian ini tidak menyebabkan pengembangan rahim yang bisa memicu persalinan.

2. Penyebab kontraksi Braxton-Hicks 

Mengenal Kontraksi Braxton-Hicks, Kontraksi Palsu pada Ibu Hamil ilustrasi ibu hamil bekerja (pixabay.com/shaila19)

Tidak diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan kontraksi Braxton-Hicks. Tetapi, beberapa aktivitas dan kondisi tubuh ibu saat hamil yang dapat membuat bayi stres dalam kandungan, dikatakan dapat memicu munculnya kontraksi palsu ini. Beberapa hal tersebut termasuk:  

  • Dehidrasi disebut sebagai pemicu paling umum kontraksi Braxton-Hicks pada ibu hamil. Oleh karena itu, penuhi cairan tubuh selama kehamilan, setidaknya 10 hingga 12 cangkir cairan setiap hari.
  • Aktivitas sehari-hari seperti terlalu banyak berdiri atau melakukan olahraga berat juga dapat memicu kontraksi palsu selama kehamilan.
  • Berhubungan seks. Air mani yang masuk pada vagina dapat menyebabkan kontraksi rahim. Ini terjadi karena adanya kandungan prostaglandin pada air mani atau semen. Meski begitu, bukan berarti ini indikasi kamu tidak boleh melakukan hubungan seks selama kehamilan, ya. Sebab pada sebagian besar kasus, aktivitas seksual sangat sehat dilakukan selama hamil.
  • Orgasme. Mengutip Healthline, orgasme dapat memicu tubuh mengeluarkan hormon oksitosin yang dapat membuat otot yang memicu kontraksi rahim.
  • Kandung kemih penuh dapat memberikan tekanan pada rahim sehingga menyebabkan kontraksi atau kram pada rahim.
  • Mengangkat sesuatu yang berat.
  • Kondisi yang menyebabkan mual atau muntah.

Baca Juga: Amankah Masturbasi selama Kehamilan? Ini yang Harus Kamu Tahu!

3. Perbedaan kontraksi persalinan palsu dan persalinan sejati 

Mengenal Kontraksi Braxton-Hicks, Kontraksi Palsu pada Ibu Hamil ilustrasi ibu hamil (pexels.com/lucas mendes)

Kontraksi Braxton-Hicks terkadang juga disebut dengan kontraksi prapersalinan atau latihan persalinan. Karena ini biasanya lebih sering terasa saat menjelang kelahiran. Tidak heran, jika ibu hamil terkadang salah menganggap kontraksi palsu sebagai kontraksi persalinan yang sesungguhnya.

Berikut adalah perbedaan penting yang membantu mengenali kontraksi palsu dan kontraksi persalinan sejati:

  • Konsistensi: kontraksi persalinan sejati terjadi secara berkala dan berlangsung sekitar 30 hingga 70 detik. Sedangkan kontraksi palsu tidak memiliki pola yang konsisten atau terjadi secara acak.
  • Peningkatan frekuensi: kontraksi asli terjadi lebih sering menjelang persalinan  dan terus meningkat. Sedangkan kontraksi Braxton-Hicks tidak ada peningkatan frekuensi.
  • Intensitas ketidaknyamanan: kontraksi asli umumnya lebih menyakitkan. Sedangkan kontraksi palsu biasanya tidak menyakitkan, hanya menyebabkan ketidaknyamanan.
  • Lokasi: kontraksi sejati biasanya dirasakan di seluruh perut dan punggung bawah, yang dapat menyebar ke kaki. Sementara kontraksi palsu hanya menimbulkan ketidaknyamanan di bagian depan perut saja.
  • Perubahan posisi atau gerakan: kontraksi asli biasanya tidak hilang dengan adanya gerakan atau perubahan posisi ibu hamil. Sedangkan kontraksi palsu biasanya hilang dengan perubahan posisi tubuh, misalnya duduk atau berbaring. Selain itu, minum air putih untuk mengatasi dehidrasi juga dapat menghilangkan kontraksi palsu, sementara kontraksi asli tidak akan berhenti dengan cara ini.

4. Cara mengatasi kontraksi palsu 

Mengenal Kontraksi Braxton-Hicks, Kontraksi Palsu pada Ibu Hamil ilustrasi ibu hamil yoga (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Meski sering kali tidak menyakitkan, tetapi kontraksi Braxton-Hicks dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang mengganggu. Nah untuk mengatasinya, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk meredakan kontraksi ini. Di antaranya:

  • Perbanyak minum. Minum 3 sampai 4 gelas air atau cairan lain seperti susu, jus, atau teh herbal dapat membantu menghentikan kontraksi palsu.
  • Istirahat. Meski melakukan beberapa aktivitas fisik dianjurkan selama kehamilan, tetapi ini kadang juga dapat memicu kontraksi palsu. Oleh karena itu, jadwalkan istirahat di tengah aktivitasmu.
  • Bergeraklah karena menghabiskan waktu rebahan atau banyak duduk juga dapat memicu kontraksi palsu. Bangun, mengubah posisi, atau bergerak dapat menghilangkan kontraksi ini.
  • Latihan pernapasan, relaksasi, atau melakukan pijatan.
  • Pengurangan stres.
  • Mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil.

5. Kapan harus menghubungi dokter atau bidan? 

Mengenal Kontraksi Braxton-Hicks, Kontraksi Palsu pada Ibu Hamil ilustrasi konsultasi dengan dokter (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kontraksi Braxton-Hicks umumnya memang tidak perlu tindakan medis. Tetapi, segera hubungi dokter jika kamu mengalami kontraksi yang disertai dengan beberapa kondisi berikut ini:

  • Merasakan cairan bocor dari vagina yang dapat mengindikasikan pecahnya cairan ketuban.
  • Mengalami pendarahan yang hebat dari vagina.
  • Mengalami rasa sakit yang parah dan terus-menerus.
  •  Janin bergerak lebih sedikit dari biasanya.

Selain itu, jika kamu mengalami kontraksi yang mirip dengan aturan 5-1-1, ini merupakan tanda kamu akan melahirkan. Berikut ciri-cirinya:

  • Kontraksi datang setiap 5 menit.
  • Setiap kontraksi berlangsung setidaknya 1 menit.
  • Mengalami kontraksi selama 1 jam.

Mengenali perbedaan antara kontraksi palsu dan kontraksi yang sesungguhnya dapat membantu ibu hamil mengetahui kapan mereka harus pergi ke dokter. Namun, konsultasikan dengan tenaga medis jika kamu menjumpai beberapa ketidakpastian kontraksi yang kamu alami.

Baca Juga: Ejakulasi di Luar Vagina Tidak Efektif Cegah Kehamilan, Ini Faktanya

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya