TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anemia Defisiensi Besi pada Anak: Pemicu, Diagnosis, dan Pencegahan

Kenali agar orang tua bisa mengantisipasinya

ilustrasi anemia defisiensi besi pada anak (pexels.com/sklei)

Berdasarkan riset "Worldwide Prevalence of Anaemia 1993–2005" yang dirilis oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), anemia menyerang hingga setengah anak-anak di bawah 5 tahun di seluruh dunia. Jenis anemia yang paling umum pada anak-anak adalah anemia mikrositik akibat kekurangan zat besi.

American Academy of Pediatrics (AAP) dan WHO merekomendasikan skrining rutin untuk anemia sejak anak-anak menginjak usia 12 bulan. Ketahui selengkapnya tentang anemia defisiensi besi pada anak, mulai dari penyebab, diagnosis, dan cara mencegahnya.

1. Apa itu anemia defisiensi besi pada anak?

ilustrasi sel darah merah (wicworks.fns.usda.gov)

Melansir dari laman Kids Health, anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi ketika tidak cukup zat besi dalam tubuh. Pengidapnya memiliki jumlah sel darah merah yang lebih rendah dari biasanya.

Sel darah merah mengandung hemoglobin, yakni protein yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Untuk membuat hemoglobin, tubuh membutuhkan zat besi. Tanpa zat besi yang cukup, lebih sedikit hemoglobin dan sel darah merah yang dibuat, yang menyebabkan anemia.

2. Apa penyebab anemia defisiensi besi pada anak?

ilustrasi anak minum susu (pexels.com/Sasha Kim)

Ada beberapa kemungkinan mengapa anemia defisiensi besi terjadi pada anak. Dilansir Kids Health dan Cedars-Sinai, penyebabnya adalah:

  • Ada masalah dengan cara tubuh menyerap zat besi (seperti pada penyakit celiac).
  • Terlalu banyak minum susu sapi, atau bayi di bawah usia 1 tahun yang diberi susu sapi.
  • Mengalami kehilangan darah karena cedera atau pendarahan di dalam usus.
  • Bayi yang lahir awal atau kecil yang membutuhkan lebih banyak zat besi.
  • Bayi yang diberi susu formula dengan zat besi rendah.
  • Kurang asupan daging, sumber zat besi utama.
  • Bayi terlahir dari ibu yang memiliki anemia atau masalah kesehatan lain yang membuatnya tidak memiliki cukup zat besi.
  • Anak memiliki masalah pada saluran pencernaan atau gastrointestinal.

Baca Juga: Waspada Anemia, Salah Satu Risiko Penyebab Stunting

3. Seperti apa ciri-ciri anak yang mengalami anemia defisiensi besi?

ilustrasi anak terlihat lemas dan lesu (news.knowledia.com)

Bagaimana cara mengetahui apakah anak mengalami anemia defisiensi besi atau tidak? Umumnya, anak akan tampak murung dan kulit terlihat pucat, sangat cepat lelah, pusing, jantung berdetak lebih cepat, hingga mengalami keterlambatan perkembangan.

Ciri-ciri lainnya adalah anak menjadi gampang rewel, kurang berenergi, lidah sakit atau bengkak, limpa membesar, dan mengalami pika.

Pika adalah gangguan makan di mana anak makan sesuatu yang biasanya tidak dianggap makanan dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan.

4. Bagaimana cara diagnosis anemia defisiensi besi pada anak?

ilustrasi pemeriksaan anak oleh dokter (pexels.com/Los Muertos Crew)

Kondisi ini bisa dideteksi dengan tes darah sederhana. Tes skrining pertama adalah mengukur jumlah hemoglobin dan sel darah merah dalam darah. Selanjutnya, hitung darah lengkap, yakni memeriksa sel darah merah dan putih, sel pembekuan darah (trombosit), dan sel darah merah muda (retikulosit).

Lalu, dilanjutkan dengan tes apusan tepi, di mana sampel darah diperiksa di bawah mikroskop lalu dilihat apakah normal atau tidak. Dan yang terakhir adalah studi zat besi, yaitu tes darah yang dilakukan untuk mengukur jumlah zat besi dalam tubuh anak.

Baca Juga: Anemia Mikrositik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya