Penyakit Celiac: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

2. Gejala yang perlu diwaspadai

Gejala yang timbul berkaitan dengan sistem pencernaan. (pixabay.com/Nastya_gepp)

Gejala penyakit celiac biasanya melibatkan usus dan sistem pencernaan, tetapi bisa juga memengaruhi bagian tubuh lainnya. Gejala yang timbul pada anak-anak cenderung berbeda dengan yang dialami oleh orang dewasa.

Dilansir Healthline, gejala pada anak-anak dapat berupa: 

• Merasa lelah dan mudah tersinggung
• Pertumbuhan dan pubertas terhambat
• Penurunan berat badan
• Muntah
• Perut kembung
• Sakit perut
• Diare atau sembelit
• Feses pucat, berlemak, dan berbau busuk

Orang dewasa bisa mengalami gejala pada pencernaan. Namun, pada kebanyakan kasus, gejala juga memengaruhi area lain di tubuh yang meliputi:

• Anemia
• Nyeri sendi dan kaku
• Tulang lemah dan rapuh
• Kelelahan
• Kejang
• Dermatitis herpetiformis
• Mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki
• Perubahan warna gigi atau hilangnya enamel gigi
• Luka pucat di dalam mulut
• Periode menstruasi tidak teratur
• Infertilitas dan keguguran

Di samping itu, ada beberapa orang dengan penyakit celiac tidak memiliki gejala, sehingga membuat diagnosisnya jadi sulit.

Baca Juga: Benarkah Diet Bebas Gluten Bisa Membantu Meredakan Nyeri PMS?

3. Faktor risiko penyakit celiac

Faktor keturunan menjadi salah satu pemicu penyakit celiac. (pixabay.com/Pexels)

Seperti yang dijelaskan di laman Mayo Clinic, penyebab penyakit celiac belum diketahui secara pasti. Faktor genetik dan kondisi lainnya, seperti menjalani operasi, kehamilan, persalinan, infeksi virus, atau tekanan emosional yang parah bisa memicu penyakit ini.

Penyakit ini cenderung lebih umum terjadi pada orang-orang yang memiliki:

• Anggota keluarga dengan penyakit celiac atau dermatitis herpetiformis
• Diabetes tipe 1
• Sindrom Down atau sindrom Turner
• Penyakit autoimun tiroid
• Kolitis mikroskopik
• Penyakit Addison

4. Diagnosis

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Banyak orang dengan penyakit celiac tidak tahu dirinya memiliki penyakit tersebut. Dua tes darah dapat membantu diagnosisnya, yakni:

• Tes serologi untuk mencari antibodi dalam darah. Peningkatan kadar protein antibodi tertentu menunjukkan reaksi kekebalan terhadap gluten.
• Tes genetik untuk antigen leukosit manusia (HLA-DQ2 dan HLA-DQ8) dapat digunakan untuk mengesampingkan penyakit celiac.

Diet bebas gluten mungkin diperlukan. Menghilangkan gluten dari pola makan mungkin akan membuat hasil tes darah tampak normal. 

Apabila hasil tes menunjukkan penyakit celiac, dokter mungkin akan memesan salah satu tes berikut ini:

• Endoskopi. Tes ini menggunakan tabung panjang dengan kamera kecil yang dimasukkan ke dalam mulut lalu diturunkan ke tenggorokan (endoskopi atas). Kamera memungkinkan dokter untuk melihat usus kecil dan mengambil sampel jaringan kecil (biopsi) untuk menganalisis kerusakan pada vili.
  
  
• Endoskopi kapsul. Tes ini menggunakan kamera nirkabel kecil untuk mengambil gambar seluruh usus kecil. Kamera berada di dalam kapsul berukuran vitamin yang ditelan. Saat kapsul berjalan melalui saluran pencernaan, kamera mengambil ribuan gambar yang dikirimkan ke perekam.

Jika pasien dicurigai menderita dermatitis herpetiformis, dokter mungkin mengambil sampel kecil jaringan kulit untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi kulit).

5. Diet bebas gluten untuk menangani penyakit celiac

Penderit penyakit celiac harus menghindari konsumsi gluten. (pixabay.com/TiBine)

Satu-satunya cara untuk menangani penyakit celiac yaitu dengan menghindari konsumsi makanan atau bahan lainnya yang mengandung gluten dengan menjalankan diet bebas gluten. Hal ini memungkinkan vili usus untuk pulih dan mudah menyerap nutrisi dengan baik.

Dokter juga akan memberi petunjuk tentang cara membaca label makanan dan produk lainnya agar pasien dapat mengidentifikasi bahan apa pun yang mengandung gluten. Tidak perlu khawatir, karena saat ini sudah banyak produk bebas gluten atau berlabel gluten-free yang dijual di pasaran.

Selain gandum, contoh bahan yang mengandung gluten termasuk jelai, gandum hitam, bulgur, durum, dan tepung graham. Adapun bahan alami yang bebas gluten misalnya daging dan ikan segar, buah, produk susu, kentang, jagung dan nasi.

Beberapa jenis tepung yang bebas gluten antara lain tepung jagung, tepung tapioka, tepung kedelai, dan tepung kentang.

6. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Penyakit celiac bisa menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penyakit celiac yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan masalah kesehatan lain. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi antara lain:

• Malnutrisi. Kondisi ini terjadi jika usus halus tidak bisa menyerap cukup nutrisi dari makanan. Malnutrisi bisa mengakibatkan anemia dan penurunan berat badan. Pada anak-anak, malnutrisi dapat menghambat proses pertumbuhan.
• Kelemahan pada tulang. Malabsorpsi kalsium dan vitamin D menyebabkan pelunakan tulang (osteomalasia atau rakitis) pada anak-anak dan hilangnya kepadatan tulang (osteopenia atau osteoporosis) pada orang dewasa.
• Infertilitas atau keguguran. Malabsorpsi kalsium dan vitamin D dapat berkontribusi pada masalah reproduksi.
• Intoleransi laktosa. Kerusakan pada usus halus bisa menyebabkan nyeri perut dan diare setelah makan atau minum produk susu yang mengandung laktosa. Apabila usus telah pulih, pasien biasanya diperbolehkan kembali untuk mengonsumsi bahan makanan tersebut.
• Kanker. Penderita penyakit celiac yang tidak menjalankan diet bebas gluten memiliki risiko lebih besar terkena beberapa jenis kanker, seperti limfoma usus dan kanker usus halus.
• Masalah sistem saraf. Beberapa orang dengan penyakit celiac dapat mengalami kejang atau penyakit pada saraf tangan dan kaki (neuropati perifer).

Jika kamu mengalami gejala yang timbul setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, sebaiknya konsultasikan ke dokter, terlebih bila ada anggota keluarga yang memiliki penyakit ini.

Apabila kamu terdiagnosis penyakit celiac, tak perlu berkecil hati. Dengan menerapkan diet bebas gluten dan mematuhi anjuran dari dokter, kualitas hidup tetap bisa terjaga.

Baca Juga: 5 Roti Tersehat, Ada yang Cocok untuk Penderita Intoleransi Gluten