TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anemia Fanconi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Kondisi saat sumsum tulang tidak berfungsi secara normal

ilustrasi anak yang memiliki anemia Fanconi (pexels.com/Vlada Karpovich)

Di dalam tulang kita ada jaringan ikat yang fleksibel dan kenyal, yang disebut sumsum tulang. Ini membuat sel darah merah pembawa oksigen, sel darah putih yang melawan penyakit, dan trombosit untuk pembekuan darah. Namun, kadang sumsum tulang bisa mengalami kegagalan. Salah satu alasannya adalah karena kondisi genetik yang disebut anemia Fanconi.

Anemia Fanconi mencegah sumsum tulang bekerja dengan baik dan memproduksi sel darah yang sehat, suatu kondisi yang dikenal sebagai anemia aplastik. Ini bertanggung jawab atas berbagai cacat lahir fisik dan mental, termasuk masalah kerangka dan pewarnaan kulit yang tidak biasa.

Pada orang dengan anemia Fanconi, peluang mengembangkan kanker, termasuk kanker darah yang disebut leukemia myeloid akut, meningkat. Anemia Fanconi  bisa membuat seseorang lemah dan menurunkan kemampuan melawan penyakit. Efek anemia Fanconi bahkan bisa membuat organ tubuh berhenti bekerja.

1. Penyebab

Anemia Fanconi adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh mutasi bawaan (perubahan diskret dalam kode genetik) pada sekelompok gen (cetak biru genetik) untuk protein.

Ada sekitar 20 gen anemia Fanconi, tetapi tidak semuanya terpengaruh saat gen bermutasi. Gen anemia Fanconi melindungi tubuh dari kerusakan DNA yang terjadi sepanjang hidup. Saat gen anemia Fanconi bermutasi, protein yang biasanya memperbaiki kerusakan DNA rutin tidak berfungsi dengan baik dan tidak mampu memperbaiki DNA yang rusak. Dilansir Cleveland Clinic, inilah yang terjadi:

  • Kerusakan DNA terus menyebar, menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal atau kematian sel.
  • Kematian sel yang tidak normal dapat menyebabkan kelainan fisik yang terkait dengan anemia Fanconi, serta mengurangi jumlah sel darah yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi.
  • Pertumbuhan sel yang tidak normal dapat menyebabkan leukemia myeloid akut atau jenis kanker lainnya.

2. Gejala

ilustrasi dokter memeriksa telinga anak (freepik.com/gpointstudio)

Orang dengan anemia Fanconi memiliki jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit yang lebih rendah dari normal (sel yang membantu pembekuan darah).

Sel darah putih yang tidak cukup dapat menyebabkan infeksi. Kurangnya sel darah merah dapat menyebabkan lemah dan lesu (anemia).

Jumlah trombosit yang lebih rendah dari normal dapat menyebabkan perdarahan berlebih.

Dilansir publikasi MedlinePlus, kebanyakan orang dengan anemia Fanconi memiliki beberapa gejala berikut:

  • Jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan yang tidak normal.
  • Masalah tulang (terutama pinggul, tulang belakang, atau tulang rusuk) dapat menyebabkan tulang belakang melengkung (skoliosis).
  • Perubahan warna kulit, seperti area kulit yang menggelap, disebut bintik café au lait, dan vitiligo.
  • Ketulian karena kelainan telinga.
  • Masalah mata atau kelopak mata.
  • Ginjal yang tidak terbentuk dengan benar.
  • Masalah dengan lengan dan tangan, seperti ibu jari yang hilang, kelebihan atau cacat, masalah tangan dan tulang di lengan bawah, dan tulang kecil atau hilang di lengan bawah.
  • Perawakan pendek.
  • Kepala kecil.
  • Testis kecil dan perubahan genital.

Gejala lain yang mungkin terjadi:

  • Gagal untuk berkembang.
  • Ketidakmampuan belajar.
  • Berat lahir rendah.
  • Cacat intelektual.

Baca Juga: Anemia Aplastik, Gangguan pada Sumsum Tulang Belakang

3. Diagnosis

Tes umum yang dapat dilakukan oleh dokter untuk diagnosis anemia Fanconi antara lain:

  • Biopsi sumsum tulang.
  • Tes darah lengkap.
  • Tes perkembangan.
  • Obat-obatan ditambahkan ke sampel darah untuk memeriksa kerusakan kromosom.
  • Sinar-X tangan dan studi pencitraan lainnya (CT, MRI).
  • Tes pendengaran.
  • Pemeriksaan human leukocyte antigen (HLA).
  • Ultrasonografi untuk ginjal.

Perempuan hamil mungkin memerlukan amniosentesis atau pengambilan sampel vili korionik untuk mendiagnosis kondisi pada anak yang belum lahir.

4. Pengobatan

ilustrasi operasi atau pembedahan (pexels.com/ Павел Сорокин)

Menurut WebMD, sebagian besar perawatan untuk anemia Fanconi berfokus pada gejala, dan akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk tingkat keparahan penyakit, riwayat medis, usia, dan kesehatan secara keseluruhan. Tim dokter anak, ahli bedah, ahli jantung, ahli kanker, ahli urologi, spesialis ginjal, dan lainnya mungkin terlibat dalam perawatan.

  • Transplantasi sel punca sumsum tulang. Salah satu cara untuk mengobati anemia Fanconi adalah dengan mengganti sel sumsum tulang yang rusak dengan sel sehat melalui transplantasi sumsum tulang. Selama prosedur ini, sumsum tulang yang rusak dihancurkan oleh radiasi dan kemoterapi, kemudian diganti dengan sumsum tulang dari donor yang sehat.
  • Terapi androgen. Dokter mungkin juga memutuskan untuk menggunakan hormon pria yang disebut androgen. Hormon-hormon ini dapat membantu tubuh menghasilkan lebih banyak sel darah. Namun, perawatannya tidak tahan lama. Seiring waktu tubuh mungkin kehilangan kemampuannya untuk membuat lebih banyak sel darah. Jadi, bentuk perawatan lain mungkin dibutuhkan. Terapi hormon juga dapat menyebabkan penyakit hati dan masalah lainnya.
  • Faktor pertumbuhan. Dokter juga dapat mengobati anemia Fanconi dengan faktor pertumbuhan sintetis, yaitu zat buatan manusia yang merangsang pertumbuhan sel darah.
  • Operasi. Jika anak mengidap anemia Fanconi, pembedahan dapat membantu memperbaiki beberapa kelainan fisik, masalah pencernaan, dan cacat lainnya.
  • Terapi gen. Ini melibatkan dokter mengganti gen anemia Fanconi yang bermutasi dengan salinan normal. Ini masih percobaan, tetapi para peneliti berharap gen baru ini dapat membuat protein yang dapat memperbaiki sumsum tulang.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Komplikasi dari anemia Fanconi dapat meliputi:

  • Kegagalan sumsum tulang.
  • Kanker darah.
  • Kanker hati (baik jinak maupun ganas).

Baca Juga: Anemia Normositik: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya