TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fisura Ani: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Sembelit dapat menjadi salah satu penyebabnya

ilustrasi mengejan saat buang air besar (thehealthy.com)

Mengejan terlalu kuat biasanya dilakukan saat kesulitan buang air besar atau sembelit. Terlebih bila feses atau tinja yang dikeluarkan cukup besar atau keras. Namun, bila ini dilakukan terlalu sering, ini bisa menimbulkan masalah. Salah satunya adalah timbulnya robekan di area anus atau istilah medisnya adalah fisura ani atau anal fissure.

Selain menimbulkan nyeri, kondisi ini juga membuat orang yang mengalaminya merasa tidak nyaman. Untuk lebih mewaspadainya, berikut beberapa hal tentang fisura ani yang perlu kamu ketahui.

1. Apa itu fisura ani?

ilustrasi fisura ani (fascrs.org)

Dilansir Mayo Clinic, fisura ani adalah luka atau robekan kecil pada jaringan tipis dan lembap (mukosa) yang melapisi anus. Kondisi ini dapat terjadi ketika feses yang dikeluarkan saat buang air besar cukup keras atau besar.

Fisura ani biasanya menimbulkan rasa sakit dan pendarahan saat buang air besar. Fisura ani merupakan kondisi yang cukup umum dan dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada usia antara 20 hingga 40 tahun serta bayi.

Fisura ani dianggap akut jika berlangsung kurang dari 6 minggu. Bila berlangsung lebih dari 6 minggu atau sering kambuh, ini dianggap sebagai fisura ani kronis, mengutip WebMD.

Baca Juga: Kanker Prostat: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

2. Penyebab

ilustrasi sembelit (freepik.com/jcomp)

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami fisura ani, seperti:

  • Mengeluarkan tinja yang besar atau keras
  • Sembelit dan mengejan saat buang air besar
  • Mengalami diare kronis
  • Persalinan
  • Melakukan hubungan seks anal
  • Menderita penyakit Crohn atau penyakit radang usus lainnya

Kondisi medis lainnya yang dapat menjadi penyebab fisura ani antara lain:

  • Kanker anus
  • HIV
  • Tuberkulosis (TBC)
  • Sifilis
  • Mengalami penurunan aliran darah ke daerah anorektal
  • Memiliki otot sfingter anus yang terlalu kencang

3. Gejala

ilustrasi buang air besar (freepik.com/gpointstudio)

Fisura ani dapat menimbulkan berbagai gejala mungkin mencakup:

  • Nyeri di sekitar anus saat buang air besar.
  • Nyeri setelah buang air besar yang dapat berlangsung hingga beberapa jam.
  • Terasa panas seperti terbakar atau gatal di area anus.
  • Ada bercak darah pada feses atau di kertas toilet saat menyeka anus.
  • Robekan yang terlihat pada kulit di sekitar anus.
  • Ada benjolan kecil atau skin tag pada kulit di dekat fisura ani.

4. Perbedaan antata fisura ani dan wasir

ilustrasi wasir (commons.m.wikimedia.org/BruceBlaus)

Memiliki gejala yang mirip, seperti nyeri di area anus dan buang air besar berdarah, fisura ani berbeda dengan wasir.

Fisura ani adalah luka atau robekan kecil pada jaringan mukosa di anus dan biasanya terjadi ketika feses yang dikeluarkan cukup keras atau besar.

Sementara itu, wasir atau ambeien adalah pembengkakan pembuluh darah di area anus dan rektum bagian bawah. Wasir dapat berkembang di dalam rektum (wasir internal) atau di bawah kulit di sekitar anus (wasir eksternal).

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan wasir di antaranya:

  • Kebiasaan mengejan terlalu kuat saat buang air besar
  • Duduk dalam waktu yang lama
  • Diare atau sembelit kronis
  • Obesitas
  • Kehamilan
  • Melakukan hubungan seks anal
  • Pola makan rendah serat 
  • Sering mengangkat beban berat

5. Diagnosis

ilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)

Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan lembut pada area anus. Sering kali robekan akan terlihat. Biasanya hanya pemeriksaan ini yang diperlukan untuk mendiagnosis fisura ani.

Fisura ani akut akan terlihat seperti robekan baru, mungkin tampak seperti luka tergores kertas. Pada kasus kronis, robekannya mungkin lebih dalam dan memiliki pertumbuhan berdaging, baik internal maupun eksternal. Fisura ani dianggap kronis bila berlangsung lebih dari 8 minggu.

Fisura anal akut terlihat seperti robekan baru, agak seperti potongan kertas. Fisura anal kronis kemungkinan memiliki robekan yang lebih dalam, dan mungkin memiliki pertumbuhan berdaging internal atau eksternal. Fisura dianggap kronis jika berlangsung lebih dari delapan minggu.

Lokasi fisura dapat memberi petunjuk akan penyebabnya. Bila terjadi di sisi lubang anus, bukan di bagian belakang atau depan, ini lebih mungkin menjadi tanda gangguan lain seperti penyakit Crohn. Dokter mungkin merekomendasikan pengujian lebih lanjut jika pasien memiliki kondisi yang mendasari, seperti:

  • Anoskopi. Anoskop adalah alat berbentuk tabung yang dimasukkan ke dalam anus untuk membantu dokter memvisualisasikan rektum dan anus.

  • Sigmoidoskopi fleksibel. Dokter akan memasukkan tabung tipis dan fleksibel dengan video kecil ke bagian bawah usus besar. Tes ini dapat dilakukan jika pasien berusia kurang dari 50 tahun dan tidak memiliki faktor risiko penyakit usus atau kanker usus besar.

  • Kolonoskopi. Dokter akan memasukkan tabung fleksibel ke dalam rektum untuk memeriksa seluruh usus besar. Tes ini dapat dilakukan jika pasien berusia lebih dari 50 tahun atau memiliki faktor risiko kanker usus besar, tanda-tanda kondisi lain, atau gejala lain seperti sakit perut atau diare. 

Baca Juga: Waldenstrom Makroglobulinemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Verified Writer

Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya