TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sleep Texting: Penyebab, Faktor Risiko, dan Pencegahan

Tidur di dekat ponsel yang aktif bisa menjadi pemicunya

ilustrasi main smartphone sebelum tidur (freepik.com/frimufilms)

Tidur sambil berjalan, makan, atau berbicara mungkin sudah banyak diketahui. Namun, bagaimana dengan mengirim pesan melalui HP saat tidur? Ya, beberapa orang pernah mengalaminya, mungkin kamu pun termasuk. Tanpa sadar, seseorang mengirim atau membalas pesan saat tidur. Kondisi ini disebut dengan sleep texting.

Saat ini, memainkan HP sebelum tidur atau tidur dengan HP di samping atau letaknya berdekatan mungkin sudah menjadi kebiasaan. Nah, inilah yang bisa memicu terjadinya sleep texting.

1. Apa itu sleep texting?

ilustrasi tidur dengan ponsel (thesleepforum.com)

Dilansir Healthline, sleep texting adalah kondisi seseorang yang menggunakan smartphone-nya untuk mengirim atau membalas pesan saat sedang tidur. Walaupun kedengarannya mustahil, tetapi nyatanya fenomena ini cukup banyak terjadi.

Pada kebanyakan kasus, seseorang melakukan sleep texting ketika ada bunyi notifikasi di smarthphone-nya saat ia tidur, sehingga orang tersebut meresponsnya dengan membalas pesan. Walaupun mengetik pesan saat tidur memungkinkan, tetapi isi pesan mungkin akan sulit dipahami penerimanya.

Baca Juga: Kenali Microsleep, Kondisi Tidur Beberapa Detik yang Bikin Kecelakaan 

2. Letak ponsel yang mudah diraih saat tidur dapat memicu sleep texting

ilustrasi tidur dekat dengan ponsel di kasur (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sleep texting paling sering terjadi saat letak HP mudah untuk dijangkau dan nada notifikasi yang masih menyala. Membalas pesan mungkin menjadi kebiasaan yang hampir otomatis dilakukan. Saat notifikasi pesan masuk berbunyi, biasanya seseorang akan meraih HP-nya dan mengetik balasan.

Walaupun sleep texting tidak menjadi masalah bagi seseorang, tetapi meletakkan gadget di tempat tidur akan berdampak pada kualitas dan durasi tidur.

Berdasarkan sebuah studi dalam Journal of Clinical Sleep Medicine tahun 2013, penggunaan perangkat teknologi, seperti HP, sebelum tidur dikaitkan dengan kesulitan untuk tidur dan tidur yang tidak nyenyak. Dampaknya lebih terlihat pada remaja dan dewasa muda.

3. Dianggap sebagai salah satu bentuk parasomnia

ilustrasi parasomnia (amenclinics.com)

Seseorang mampu untuk melakukan sesuatu saat tidur, seperti berjalan atau berbicara. Sleep texting kemungkinan tidak jauh berbeda dengan perilaku lain yang terjadi selama tidur. Perilaku, sensasi, atau aktivitas tidur yang tidak diinginkan ini merupakan gejala dari gangguan tidur yang disebut parasomnia.

Parasomnia yang berbeda dikaitkan dengan tahapan tidur yang berbeda, yaitu fase rapid eye movement (REM) atau non-rapid eye movement (non-REM). Seseorang yang berjalan saat tidur (sleep walking) biasanya dalam kondisi kesadaran yang rendah. Saat melakukannya, bagian otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi menjadi aktif, sedangkan bagian yang mengontrol rasionalitas dan memori tidak aktif.

Sleep texting mungkin terjadi selama kondisi kesadaran parsial yang serupa. Namun, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai kapan hal itu terjadi dalam siklus tidur atau bagian otak mana yang aktif.

4. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko sleep texting

ilustrasi main gadget sebelum tidur (freepik.com/freepik)

Dilansir Sleep Advisor, beberapa faktor dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya sleep texting, antara lain:

  • Stres. Saat stres, seseorang akan merasa gelisah dan sulit untuk terlelap. Hal tersebut dapat berdampak pada kualitas tidur.
  • Aktivitas berlebihan pada siang hari. Jadwal yang padat pada siang hari mungkin membuat otak tidak sepenuhnya beristirahat saat tidur malam. Hal tersebut dapat memungkinkan seseorang mengirim pesan apa pun yang ada di pikiran bawah sadar.
  • Kurang tidur. Kurangnya waktu tidur dapat membuat seseorang lebih mudah terganggu oleh suara dan rangsangan dari luar.
  • Genetik. Orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan tidur (tidak hanya sleep texting) berisiko untuk mengalami kondisi serupa.

Baca Juga: Tidur Tanpa Mimpi? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Verified Writer

Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya