BPOM AS Setujui Operasi Baru untuk Pembengkakan Prostat
Bisa mengurangi efek samping pengobatan pembesaran prostat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) resmi menyetujui metode pengobatan terbaru untuk hiperplasia prostat jinak (BPH) atau lebih sering dikenal dengan pembesaran prostat. Pengobatan baru ini bernama Optilume BPH Catheter System.
Hampir seabad yang lalu, para ahli bedah mengembangkan metode pengobatan bernama reseksi transurethral prostat (TURP) untuk BPH. Sekitar 90 persen pria yang diobati dengan metode ini mendapatkan kesembuhan jangka panjang. Namun, mereka biasanya harus menghabiskan satu malam untuk pemulihan di rumah sakit, dan banyak dari mereka yang tidak bisa ejakulasi.
Operasi pengobatan BPH yang lebih baru dan bersifat minimal invasif, menawarkan waktu pemulihan yang lebih cepat dengan risiko komplikasi yang lebih sedikit. Penelitian tentang metode baru ini telah diterbitkan dalam The Journal of Urology.
1. Prosedur pengobatan Optilume
Selama prosedur, dokter memasang kateter tiup ke prostat melalui uretra, yaitu saluran yang membawa urine keluar dari kandung kemih. Kateter akan membelah dua bagian prostat (yang disebut lobus), menciptakan saluran berbentuk V di bagian atas kelenjar yang mengurangi tekanan pada uretra.
Ini akan meningkatkan laju aliran urine. Tak hanya itu, kateter dilapisi dengan obat kemoterapi, yaitu paclitaxel. Obat ini akan membantu membatasi respons peradangan terkait pengobatan. Setelah kateter dilepas, saluran berbentuk V di prostat akan tetap ada.
Baca Juga: Studi: Dengerin Lagu Galau Bisa Bantu Kurangi Rasa Sakit
Baca Juga: BPOM AS Setujui Vaksin Chikungunya Pertama di Dunia