TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dampak Mengonsumsi Keripik Pisang Narkoba

Keripik pisang narkoba mengandung amfetamin

ilustrasi keripik pisang kopi (unsplash.com/Jay Gajjar)

Baru-baru ini, polisi resmi menangkap pengedar pisang narkoba di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut keterangan dari pihak kepolisian, pisang narkoba tersebut mengandung amfetamin.

Amfetamin akan mengaktifkan reseptor di otak dan meningkatkan aktivitas sejumlah neurotransmiter, terutama norepinefrin dan dopamin. Dalam dunia medis, kandungan ini bisa digunakan untuk mengobati beberapa kondisi, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan depresi.

Lantas, apa saja dampak mengonsumsi keripik pisang narkoba?

Baca Juga: Amfetamin: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Samping

Risiko kesehatan dari amfetamin

ilustrasi narkoba (IDN Times/Mardya Shakti)

Amfetamin ilegal jika digunakan tanpa resep untuk mendapatkan efek high atau meningkatkan kinerja. Dalam hal ini, obat-obatan tersebut dikenal sebagai narkoba, dan penggunaannya dapat menyebabkan kecanduan.

Penggunaan amfetamin sebagai narkoba berfungsi untuk meningkatkan libido, meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kontrol kognitif, dan menimbulkan euforia. Ini juga dapat mempercepat waktu reaksi, meningkatkan kekuatan otot, dan mengurangi kelelahan.

Salah satu dampak utama dari penggunaan amfetamin dengan dosis yang tidak ditentukan oleh dokter adalah peningkatan kecepatan fungsi kerja tubuh. Ini termasuk peningkatan denyut nadi, tekanan darah, dan pernapasan.

Dilansir MedlinePlus, amfetamin dapat membahayakan tubuh dengan berbagai cara, dan menyebabkan:

  • Penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.
  • Masalah jantung seperti detak jantung cepat, detak jantung tidak teratur, tekanan darah meningkat, dan serangan jantung.
  • Suhu tubuh tinggi dan kulit memerah.
  • Kehilangan ingatan, kesulitan berpikir jernih, dan stroke.
  • Masalah suasana hati dan emosional seperti perilaku agresif atau kekerasan, depresi, dan bunuh diri.
  • Halusinasi yang berkelanjutan dan ketidakmampuan untuk mengatakan apa yang nyata.
  • Kegelisahan dan gemetar.
  • Luka kulit.
  • Masalah tidur.
  • Kerusakan gigi.
  • Kematian

Pengguna narkoba, khususnya metamfetamin, berisiko lebih tinggi untuk tertular HIV dan hepatitis B serta C. Hal ini bisa terjadi melalui penggunaan jarum suntik bekas bersama orang yang mengidap penyakit tersebut. Atau, bisa juga melalui hubungan seks yang tidak aman karena penggunaan narkoba dapat memicu perilaku berisiko.

Amfetamin dapat menyebabkan cacat lahir jika dikonsumsi selama kehamilan. Selain itu, obat-obatan terlarang tidak aman selama menyusui.

Baca Juga: Penyalahgunaan Obat-obat Tertentu (OOT), Bahayanya seperti Nakotika?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya