Mengenal Metode Cryoablation untuk Pengobatan Aritmia
Dinilai lebih aman dan menurunkan risiko
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aritmia merupakan kondisi ketika jantung berdetak secara tidak teratur, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Gangguan ini berkaitan dengan aktivitas jantung yang tidak normal. Dalam kasus yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan kematian mendadak.
Bertepatan dengan 10 tahun perjalanannya, Siloam Hospitals TB Simatupang merayakan ulang tahunnya dengan memperkenalkan metode alternatif pengobatan baru, yaitu cryoablation, untuk mengatasi penyakit aritmia.
1. Prevalensi aritmia di Indonesia
Berdasarkan data dari Perkumpulan Kardiologi Indonesia tahun 2019, kasus aritmia secara global tercatat lebih dari 37 juta kasus, atau sebesar 0,51 persen dari total populasi dunia. Jumlah penderita aritmia secara global juga tercatat meningkat sebesar 33 persen selama 20 tahun terakhir.
Sementara itu, data dari Multinational Monitoring of Trend and Determinant in Cardiovascular Disease tahun 2021 menemukan bahwa dalam populasi urban di Jakarta, tercatat angka kejadian fibrilasi atrium sebesar 0,2 persen dengan rasio 3:2 untuk laki-laki dan perempuan.
Hal ini juga dipengaruhi oleh peningkatan persentase populasi usia lanjut di Indonesia, dari 8 persen pada tahun 2005 hingga diperkirakan sebanyak 29 persen pada tahun 2050.
Baca Juga: Waspada Aritmia pada Usia Muda, Ini Kata Pakar
Baca Juga: Cegah Aritmia dengan Skrining Rutin, Ini Tips dari Dokter