TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Metode Cryoablation untuk Pengobatan Aritmia

Dinilai lebih aman dan menurunkan risiko

ilustrasi jantung (unsplash.com/jesse orrico)

Aritmia merupakan kondisi ketika jantung berdetak secara tidak teratur, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Gangguan ini berkaitan dengan aktivitas jantung yang tidak normal. Dalam kasus yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan kematian mendadak. 

Bertepatan dengan 10 tahun perjalanannya, Siloam Hospitals TB Simatupang merayakan ulang tahunnya dengan memperkenalkan metode alternatif pengobatan baru, yaitu cryoablation, untuk mengatasi penyakit aritmia. 

1. Prevalensi aritmia di Indonesia

ilustrasi gangguan jantung (pexels.com/freestocks.org)

Berdasarkan data dari Perkumpulan Kardiologi Indonesia tahun 2019, kasus aritmia secara global tercatat lebih dari 37 juta kasus, atau sebesar 0,51 persen dari total populasi dunia. Jumlah penderita aritmia secara global juga tercatat meningkat sebesar 33 persen selama 20 tahun terakhir.

Sementara itu, data dari Multinational Monitoring of Trend and Determinant in Cardiovascular Disease tahun 2021 menemukan bahwa dalam populasi urban di Jakarta, tercatat angka kejadian fibrilasi atrium sebesar 0,2 persen dengan rasio 3:2 untuk laki-laki dan perempuan.

Hal ini juga dipengaruhi oleh peningkatan persentase populasi usia lanjut di Indonesia, dari 8 persen pada tahun 2005 hingga diperkirakan sebanyak 29 persen pada tahun 2050. 

Baca Juga: Waspada Aritmia pada Usia Muda, Ini Kata Pakar 

2. Penyebab gangguan irama jantung

ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Gangguan irama jantung berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular yang dapat terjadi seiring bertambahnya usia, seperti gagal jantung dan penyakit jantung koroner. Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh faktor genetik atau penyakit sindrom metabolik, seperti diabetes melitus, obesitas, dan penyakit ginjal kronis. 

Gaya hidup juga bisa menjadi faktor terjadinya gangguan irama jantung. Ini meliputi merokok, minum terlalu banyak alkohol atau kafein, dan penyalahgunaan narkoba.  

Baca Juga: Cegah Aritmia dengan Skrining Rutin, Ini Tips dari Dokter

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya