TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Smart Hospital Bisa Jadi Masa Depan Layanan Kesehatan

Teknologi AI bisa meningkatkan akurasi diagnosis

ilustrasi pelayanan kesehatan (vecteezy.com/Titiwoot Weerawong)

Sistem layanan kesehatan di kawasan Asia-Pasifik (APAC) memiliki berbagai tantangan. Ini termasuk peningkatan permintaan pasien dan kekurangan staf yang signifikan. Hal tersebut bisa berdampak pada angka keselamatan dan pengalaman pasien saat berobat.

Untungnya, tantangan tersbut bisa dibantu dengan perkembangan teknologi di dunia kesehatan. Rumah sakit pintar, artificial intelligence (AI), telehealth, dan digital twins merupakan beberapa contoh yang bisa membantu meningkatkan layanan kesehatan.

IDN Times berkesempatan melakukan wawancara dengan Peter Quinlan, Senior Vice President & Managing Director Philips APAC. Dalam kesempatan tersebut, Peter membagikan beberapa insight terkait tantangan dan apa yang bisa dicapai dengan smart hospital.

1. Kelangkaan staf kesehatan jadi masalah serius

ilustrasi dokter (freepik.com/8photo)

Peter memaparkan ada beberapa tren yang sedang menjadi perhatian dalam industri kesehatan. Kekurangan staf merupakan masalah global yang diperkirakan akan terus meningkat.

Kelangkaan personel terampil ini memperparah beban pada sistem layanan kesehatan. Hal ini tentunya berpotensi membahayakan pasien dan akses terhadap layanan.

Ditambah lagi, penyakit kronis masih terus meningkat. Faktor-faktor seperti populasi yang menua (aging population) berkontribusi terhadap tren peningkatan ini.

"Keberlanjutan dan ketahanan sistem layanan kesehatan kita bergantung pada upaya kita untuk mengatasi permasalahan ini secara langsung," kata Peter kepada IDN Times pada Senin (1/11/2023).

2. Tantangan efisiensi dan alur kerja

ilustrasi dokter dan pasien (freepik.com/freepik)

Tak hanya sampai di situ, Peter melaporkan penyedia layanan kesehatan juga menghadapi kebutuhan mendesak untuk mengurangi inefisiensi dan biaya alur kerja.

Inefisiensi seperti ini membebani sumber daya layanan kesehatan yang sudah terbatas dan berdampak pada pemberian layanan berkualitas kepada pasien yang paling membutuhkan. 

"Pasien semakin mencari layanan kesehatan yang lebih dekat dengan mereka. Di sinilah peran teknologi bisa menjembatani," jelas Peter. 

Baca Juga: 10 Penyebab Tinja Mengambang, Bisa Jadi Gangguan Pencernaan

3. Teknologi yang bisa mengatasi masalah layanan kesehatan

ilustrasi cloud computing (freepik.com/rawpixel-com)

Ada beberapa teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja kesehatan. Ini meliputi:

  • Teknologi berbasis cloud: Meningkatkan layanan dan kolaborasi pasien dengan data yang lebih mudah diakses dari jarak jauh. 
  • Catatan kesehatan digital: Dengan penerapan sistem catatan kesehatan elektronik, dokter bisa mengakses riwayat kesehatan pasien lebih mudah. 
  • Solusi perawatan virtual profesional-ke-pasien: Ini memungkinkan para profesional layanan kesehatan terhubung dengan pasien dari jarak jauh. Mereka bisa memberikan konsultasi, memantau kemajuan, dan memberikan perawatan di luar setting layanan kesehatan tradisional.
  • Perawatan virtual antar profesional layanan kesehatan: Teknologi ini memungkinkan para profesional layanan kesehatan untuk berkolaborasi, berkonsultasi, dan bertukar pengetahuan dari jarak jauh.
  • Penggunaan AI dalam layanan kesehatan: Kecerdasan buatan bisa membantu membuat alur kerja menjadi lebih efisien. Teknologi ini juga bisa digunakan sebagai pendukung keputusan medis penting.

4. Teknologi AI banyak diminati pemimpin layanan kesehatan

ilustrasi penggunaan VR (unsplash.com/Jessica Lewis)

Mengutip temuan dari Future Health Index 2023, Peter memaparkan bahwa pemimpin layanan kesehatan banyak melakukan investasi dalam data, teknologi kesehatan digital, dan perluasan layanan virtual untuk saat ini.

Dalam 3 tahun ke depan, AI diprediksi akan banyak digunakan dalam layanan kesehatan. Teknologi digital teratas yang paling banyak diminati meliputi AI untuk memprediksi hasil (39 persen), AI untuk mendukung keputusan klinis (39 persen), dan AI untuk mengoptimalkan efisiensi operasional (37 persen).

"Di Indonesia, mereka saat ini berinvestasi pada setidaknya satu teknologi AI, 76 persen berencana untuk berinvestasi pada AI dalam 3 tahun ke depan," ucap Peter. 

5. Gambaran ekosistem cerdas untuk layanan kesehatan

ilustrasi diagram ekosistem cerdas layanan kesehatan (Dok. Philips)

Dengan data yang sudah didapatkan, Peter mencoba menggambarkan masa depan perawatan kesehatan sebagai ekosistem cerdas dan terhubung. Peter menyatakan semua inovasi layanan kesehatan akan bekerja dalam ekosistem cerdas dan terhubung seperti dalam grafis di atas.

Dengan data dan teknologi digital, sebagian besar layanan yang diberikan di rumah sakit bisa didekatkan secara virtual atau fisik kepada pasien. Ekosistem layanan tersebut akan dihubungkan menggunakan AI, IoT, dan platform digital berbasis cloud.

Baca Juga: Apakah Matcha Mengandung Kafein? Ini Penjelasannya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya