TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada ISPA pada Anak, Cegah dengan Vaksinasi

Kualitas udara yang buruk tingkatkan risiko ISPA

ilustrasi anak (unsplash.com/CDC)

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA merupakan masalah penyakit yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung hingga alveoli. Kondisi ini disebut akut karena bisa berlangsung hingga 14 hari atau lebih.

Belakang ini, kasus ISPA di wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan karena kualitas udara yang buruk. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan langkah-langkah pencegahan agar anak terhindar dari bahaya ISPA.

Salah satu cara efektif adalah dengan memberikan vaksin pneumonia dan influenza kepada anak.

1. Gejala ISPA pada anak

ilustrasi anak sakit (pexels.com/Cottonbro)

Dokter Handoko Lowis, SpA, dokter spesialis anak di RSIA Family & RSIA Grand Family, menjelaskan bahwa orang tua harus lebih waspada akan potensi anak mengalami ISPA. Hal ini ia sampaikan dalam acara media gathering Eka Hospital pada Kamis (21/9/2023) di Kemang, Jakarta.

Beberapa gejala ISPA yang harus diwaspadai orang tua meliputi:

  • Demam.
  • Pusing.
  • Lemas.
  • Tidak nafsu makan.
  • Muntah.
  • Suara napas mengorok.
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Kekurangan oksigen yang dapat mengakibatkan gagal napas.

"Salah satu yang penting diperhatikan itu kecepatan napas anak. Kalau anak mengalami napas cepat atau sesak napas, ini menunjukkan tubuhnya memerlukan oksigen lebih," jelas dr. Lowis. 

Baca Juga: Perbedaan ISPA Biasa dan ISPA karena COVID-19, Jangan Salah ya

2. Kapan harus ke dokter?

ilustrasi anak sakit (pexels.com/MART PRODUCTION)

Umumnya, batuk, pilek, atau sakit tenggorokan yang dialami anak bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu 1–3 minggu tanpa pengobatan. Namun, jika gejala tak kunjung hilang atau bahkan mulai mengganggu ritme napas, dr. Lowis menyarankan untuk segera menemui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter akan mendiagnosis ISPA melalui pemeriksaan fisik dengan menanyakan gejala dan melihat langsung kondisi fisik anak. Diagnosis ini meliputi pemeriksaan kondisi hidung, telinga, hingga tenggorokan untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi.

3. Pertolongan pertama ISPA pada anak

ilustrasi anak sakit (freepik.com/lifeforstock)

Pertolongan pertama ISPA biasanya tidak membutuhkan tindakan apabila gejala tidak menunjukkan suatu kondisi yang serius. Untuk kasus sedang, dokter biasanya akan meresepkan obat untuk meredakan gejala, seperti obat batuk pilek atau obat peradangan saluran pernapasan.

Pertolongan pertama terhadap penyakit ISPA meliputi:

  • Memberikan obat penurun panas atau memberikan kompres jika terjadi demam.
  • Memberikan obat batuk yang bersifat antitusif dan mukolitik jika anak mengalami batuk.
  • Memperhatikan asupan gizi dengan memberikan makanan bernutrisi untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.
  • Memperhatikan asupan cairan anak. Cairan dapat membantu mengencerkan dahak dan mencegah infeksi yang lebih parah.
  • Jika pilek, bersihkan hidung anak untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.
  • Pastikan lingkungan tempat tinggal sehat, contohnya memiliki ventilasi yang cukup dan bebas asap.
  • Apabila selama perawatan di rumah keadaan anak memburuk, maka dianjurkan untuk segera dibawa ke dokter.
  • Pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter agar mendapatkan hasil yang maksimal. 

Orang tua juga bisa membantu mengecerkan sumbatan di saluran napas anak jika itu terjadi.

"Jika anak pilek, itu harus dibersihkan untuk mengurangi sumbatan di saluran napasnya. Bisa dengan irigasi hidung atau nasal aspirator dengan menyedot lendir di hidung," jelas dr. Lowis. 

Baca Juga: 6 Cara Mencegah ISPA pada Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya