TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dengar Detak Jantung Sendiri? Waspadai Pulsatile Tinnitus

Bisa menandakan adanya penyakit serius

freepik.com/evening_tao

Pernahkah kamu mendengar detak jantungmu sendiri? Bisa jadi itu adalah tanda dari kondisi yang dinamakan pulsatile tinnitus

Beberapa orang mendengar suara mirip musik atau nyanyian. Pulsatile tinnitus sendiri ditandai dengan suara pendengaran yang berdenyut seiring dengan denyut nadimu.

Apa, sih sebetulnya pulsatile tinnitus? Berikut ini fakta medis seputar penyebab, gejala, diagnosis, dan penanganannya. Yuk, kenali dan waspadai!

1. Apa itu pulsatile tinnitus?

Cek denyut nadi (IDN Times/Nurulia R. Fitri)

Sebelum membahas PT, pertama-tema kenali dulu apa itu tinitus. Menurut keterangan dari British Tinnitus Association, tinitus atau telinga berdenging adalah sensasi suara tanpa adanya sumber eksternal.

Bunyinya bisa berupa dering, siulan, atau deru, atau mungkin lebih kompleks seperti suara mesin atau kicauan burung. Meski suara tidak selalu terdengar, tetapi saat terdengar suara tersebut cenderung menjadi suara yang stabil tanpa perubahan kenyaringan yang sering atau teratur.

Lantas, apa bedanya dengan PT? PT adalah suara ritmis yang biasanya memiliki frekuensi yang sama dengan detak jantung. Ini mudah diperiksa dengan merasakan denyut nadi pada saat yang sama ketika tinitus terjadi.

Ketika dokter menyelidiki kasus tinitus, mereka jarang menemukan penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi untuk masalah tersebut. Namun, pada PT, kemungkinan menemukan penyebab spesifik lebih mungkin daripada tinitus bentuk non-pulsatile, tetapi tetap masih sulit untuk mengidentifikasi penyebab yang pasti.

Baca Juga: Ini 7 Penyebab Tinitus, Suara Dengungan yang Ada di Telingamu

2. Penyebab tinnitus pulsatile

freepik.com/benzoix

Melansir Healthline, ada banyak kemungkinan penyebab PT, tetapi semuanya berasal dari masalah sirkulasi. Penyebab paling umum di antaranya:

  • Tekanan darah tinggi: ketika tekanan darah meningkat, kekuatan darah ke dinding bagian dalam arteri juga  meningkat. Aliran darah yang lebih kuat di arteri di dalam atau di sekitar telinga lebih mudah dideteksi oleh telinga.
  • Aterosklerosis: penyumbatan di arteri yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol, lemak, dan bahan limbah dapat menyebabkan aliran darah jadi bergolak. Jika ini penyebabnya, kamu mungkin mendengar suara ritmis di salah satu telinga.
  • Aliran darah yang bergejolak: arteri leher yang menyempit (arteri karotis) atau vena (vena jugularis) juga dapat menyebabkan perubahan aliran darah ke dan dari kepala. Telinga mungkin menangkap sirkulasi yang bergejolak atau tidak teratur ini, menyebabkan PT.
  • Tumor kepala atau leher: tumor yang menekan vena juga dapat menyebabkan PT.
  • Kapiler abnormal: masalah pada pembuluh darah kecil yang membantu menghubungkan arteri ke vena, atau kapiler, dapat menyebabkan PT.

3. Bagaimana mendiagnosis pulsatile tinnitus?

Ilustrasi Pasien (IDN Times/Mardya Shakti)

Pertama-tama, dokter akan menanyakan seputar gejala dan riwayat kesehatan. Dokter mungkin akan menggunakan stetoskop di dada, leher, dan tengkorak pasien. Bila dokter juga dapat mendengar denyut, pasien dikatakan memiliki PT objektif. Bila bukan, itu akan dianggal sebagai PT subjektif.

Dokter juga mungkin akan melakukan tes pendengaran untuk menentukan apakah ada gangguan pendengaran di salah satu atau kedua telinga. Dokter mungkin memesan beberapa tes pencitraan juga, termasuk:

  • USG
  • MRI
  • CT scan
  • Angiografi

Pasien juga mungkin akan diperiksa tekanan darahnya dan menjalani tes darah untuk mengecek kemungkinan adanya penyakit tiroid atau anemia.

Bila pasien pasien dicurigai memiliki PT, pasien kemungkinan akan dirujuk ke dokter spesialis jantung untuk pemeriksaan dan skrining untuk kemungkinan masalah sirkulasi atau tekanan darah tinggi.

4. Faktor risiko pulsatile tinnitus

freepik.com/pressfoto

Menurut sebuah laporan dalam Canadian Medical Association Journal tahun 2011, faktor risiko PT berhubungan dengan aterosklerosis, termasuk penyakit pembuluh darah perifer, hipertensi, angina, hiperlipidemia, diabetes melitus, dan kebiasaan merokok.

5. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

pixabay

PT bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan tidur. Kondisi kurang tidur bisa menyebabkan:

  • Sulit konsentrasi
  • Tingkat energi rendah
  • Masalah kardiovaskular
  • Naiknya berat badan dan masalah metabolisme lainnya

Baca Juga: 7 Cara Tersehat Pakai Earphone Biar Gak Sakit Telinga dan Berdengung

Verified Writer

Rizky Kusumo

Sedang menjajaki karir sebagai penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya