Hipotiroidisme: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
Bisa menyebabkan keguguran jika tidak diobati
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hipotiroidisme, atau penyakit tiroid yang kurang aktif, adalah kondisi umum. Pada kondisi ini kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid secara cukup.
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan bawah leher. Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar berjalan melalui aliran darah dan memengaruhi hampir setiap bagian tubuh, dari jantung dan otak, hingga otot dan kulit.
Tiroid mengontrol bagaimana sel-sel tubuh menggunakan energi dari makanan, proses yang disebut metabolisme. Metabolisme tubuh memengaruhi suhu tubuh, detak jantung, bagaimana tubuh membakar kalori, dan masih banyak lagi. Bila hormon tiroid tidak cukup, proses tubuh akan melambat, yang artinya tubuh menghasilkan lebih sedikit energi dan metabolisme menjadi lamban.
1. Penyebab
Dilansir American Thyroid Association, ada banyak alasan kenapa sel-sel di kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Berikut adalah penyebab utamanya, diurutkan dari yang paling umum hingga yang paling tidak umum.
- Penyakit autoimun. Pada beberapa tubuh orang, sistem kekebalan yang melindungi tubuh dari infeksi yang menyerang dapat salah mengira sel kelenjar tiroid dan enzimnya sebagai ancaman dan dapat menyerang mereka. Kemudian, tidak ada cukup sel tiroid dan enzim yang tersisa untuk membuat hormon tiroid yang cukup. Ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Tiroiditis autoimun dapat dimulai secara tiba-tiba atau dapat berkembang perlahan selama bertahun-tahun. Bentuk yang paling umum adalah tiroiditis Hashimoto dan tiroiditis atrofi.
- Operasi pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. Misalnya pada orang-orang dengan kondisi nodul tiroid, kanker tiroid, atau penyakit Graves. Jika seluruh tiroid diangkat, hipotiroidisme pasti terjadi. Jika masih ada sebagian, mungkin masih dapat membuat hormon tiroid yang cukup untuk menjaga kadar darah tetap normal.
- Perawatan radiasi. Beberapa pasien dengan penyakit Graves, gondok nodular, atau kanker tiroid diobati dengan yodium radioaktif (I-131) untuk menghancurkan kelenjar tiroid mereka. Pasien dengan penyakit Hodgkin, limfoma, atau kanker kepala atau leher diobati dengan radiasi. Semua pasien ini dapat kehilangan sebagian atau seluruh fungsi tiroid mereka.
- Hipotiroidisme kongenital (hadir sejak lahir). Beberapa bayi lahir tanpa tiroid atau hanya sebagian yang terbentuk. Beberapa memiliki sebagian atau seluruh tiroid di tempat yang salah (tiroid ektopik). Pada beberapa bayi, sel tiroid atau enzimnya tidak berfungsi dengan baik.
- Tiroiditis. Tiroiditis adalah peradangan kelenjar tiroid, biasanya disebabkan oleh serangan autoimun atau infeksi virus. Tiroiditis dapat membuat tiroid membuang seluruh persediaan hormon tiroid yang disimpan ke dalam darah sekaligus, menyebabkan hipertiroidisme singkat (terlalu banyak aktivitas tiroid); kemudian tiroid menjadi kurang aktif.
- Obat. Obat-obatan seperti amiodarone, lithium, interferon alpha, dan interleukin-2 dapat mencegah kelenjar tiroid untuk membuat hormon secara normal. Obat-obatan ini paling mungkin memicu hipotiroidisme pada pasien yang memiliki kecenderungan genetik untuk penyakit tiroid autoimun.
- Terlalu banyak atau terlalu sedikit yodium. Kelenjar tiroid harus memiliki yodium untuk membuat hormon tiroid. Yodium masuk ke dalam tubuh dalam makanan dan berjalan melalui darah ke tiroid. Menjaga keseimbangan produksi hormon tiroid membutuhkan jumlah yodium yang tepat. Asupan yodium yang terlalu banyak dapat menyebabkan atau memperburuk hipotiroidisme.
- Kerusakan pada kelenjar pituitari. Pituitari memberi tahu tiroid berapa banyak hormon yang harus dibuat. Ketika pituitari dirusak oleh tumor, radiasi, atau pembedahan, ia mungkin tidak lagi dapat memberikan instruksi kepada tiroid, dan tiroid mungkin berhenti membuat hormon secara cukup.
- Kelainan langka yang memengaruhi tiroid. Pada beberapa orang, beberapa penyakit menyimpan zat abnormal di tiroid dan mengganggu kemampuannya untuk berfungsi. Misalnya, amiloidosis dapat menyimpan protein amiloid, sarkoidosis dapat menyimpan granuloma, dan hemokromatosis dapat menyimpan zat besi.
Baca Juga: Bisa Dialami Siapa Saja, Ini 7 Penyebab Utama Hipotiroidisme
Baca Juga: Beda dengan Gondok, Ini 5 Fakta Gondongan yang Perlu Kamu Ketahui