TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kriptosporidiosis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Infeksi parasit yang menyebabkan diare

ilustrasi diare akibat kriptosporidiosis (unsplash.com/Tony Mucci)

Kriptosporidiosis atau cryptosporidiosis, atau sering disingkat sebagai crypto, adalah infeksi yang menyebabkan diare. Kondisi ini disebabkan oleh parasit yang ditemukan dalam tinja.

Kamu bisa terkena setelah makan makanan atau air minum yang terkontaminasi tinja. Ini termasuk menelan air saat berenang. Kamu juga dapat terinfeksi jika menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi tinja atau mendapatkan infeksi tersebut dari orang lain.

1. Penyebab dan faktor risiko

Kriptosporidiosis disebabkan oleh infeksi parasit Cryptosporidium. Parasit ini hidup di saluran pencernaan manusia dan hewan. Parasit ini meninggalkan tubuh melalui tinja orang yang terinfeksi. Kemudian parasit dapat ditemukan di tanah, air, dan makanan, atau pada permukaan yang telah terkontaminasi dengan kotoran yang terinfeksi.

Cryptosporidium juga sering ditemukan dalam persediaan air rekreasi. Ini dapat mencakup kolam renang, bak air panas, taman air, danau, sungai, dan air mancur. Parasit tidak terbunuh oleh pembekuan atau oleh kadar klorin normal di kolam renang dan bak air panas.

Makan atau minum air atau makanan yang terkontaminasi membuat banyak orang terkena infeksi. Selain itu, beberapa orang tertular Cryptosporidium dari kontak langsung dengan orang lain yang terinfeksi.

Parasit Cryptosporidium hidup di usus manusia dan hewan. Menelan sedikitnya 10 dari mereka dapat menyebabkan infeksi. Kamu bisa terkena kriptosporidiosis melalui:

  • Memasukkan sesuatu ke dalam mulut setelah menyentuh kotoran dari orang atau hewan yang terinfeksi Cryptosporidium.
  • Menyentuh mulut setelah menyentuh kotoran orang atau hewan yang terinfeksi.
  • Berenang atau minum air yang terkontaminasi.
  • Makan makanan yang terkontaminasi.

Kriptosporidiosis tidak menyebar melalui kontak dengan darah.

Faktor risiko

Kamu lebih mungkin terkena kriptosporidiosis jika:

  • Bekerja atau mendatangi pusat penitipan anak.
  • Memiliki anak yang terinfeksi parasit Cryptosporidium.
  • Merawat orang-orang yang memiliki kriptosporidiosis.
  • Usia 75 tahun atau lebih.
  • Bepergian ke negara lain.
  • Minum air yang tidak disaring dan tidak diolah, misalnya air sumur.
  • Berenang di kolam, danau, atau sungai.
  • Menangani hewan yang terinfeksi.
  • Berkontak dengan tinja lewat hubungan seksual.

Orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah kemungkinan besar terkena kriptosporidiosis yang parah. Ini termasuk orang-orang dengan AIDS, memiliki penyakit lain yang memengaruhi sistem imun, atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu karena kanker atau transplantasi organ. Pada orang-orang ini, infeksi kriptosporidiosis bisa serius, berlangsung lama, dan terkadang mematikan.

Jika jumlah CD4 (sejenis sel darah putih yang terkena HIV) di bawah 200, seseorang lebih mungkin mengalami diare dan gejala kriptosporidiosis lainnya untuk waktu yang lama.

Jika jumlah CD4 di atas 200, seseorang mungkin akan mengalami gejala hanya beberapa hari atau minggu. Akan tetapi, parasit masih bisa bersembunyi di usus. Mereka dapat menyebabkan masalah lagi jika jumlah CD4 turun di bawah 200.

Baca Juga: 8 Infeksi Kulit Akibat Bakteri Paling Umum, Jaga Kebersihan!

ilustrasi pemeriksaan sampel tinja (unsplash.com/CDC)

2. Gejala

Mengutip Johns Hopkins Medicine, setiap orang mungkin mengembangkan gejala yang berbeda-beda. Ini adalah gejala paling umum kriptosporidiosis:

  • Diare.
  • Tinja encer atau berair.
  • Muntah-muntah.
  • Penurunan berat badan.
  • Kram perut.
  • Demam.

Seseorang yang terinfeksi mungkin saja tidak memiliki gejala. Jika gejala muncul, ini dapat berlangsung selama dua minggu atau kadang lebih. Namun, bahkan jika kamu tidak bergejala, parasit tetap ada di tinja hingga dua bulan. Selama waktu ini, orang tersebut berisiko menyebarkan infeksi ke orang lain.

3. Diagnosis

Dilansir WebMD, dokter akan mencari tanda-tanda parasit dalam satu atau lebih sampel tinja. Tes yang mungkin akan dilakukan meliputi:

  • Pengujian antigen untuk memeriksa protein tertentu.
  • Tes DNA untuk mencari materi genetik kriptosporidiosis.
  • Memeriksa sampel di bawah mikroskop.

Apabila seseorang mengalami diare yang tidak kunjung sembuh dan tes tidak menunjukkan penyebabnya, kemungkinan endoskopi dibutuhkan. Dokter akan menggunakan tabung tipis dan fleksibel yang disebut endoskop untuk melihat bagian atas saluran pencernaan. Dokter juga mungkin akan mengambil sampel jaringan.

4. Pengobatan

Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat, kriptosporidiosis biasanya akan sembuh dengan sendirinya.

Untuk orang dengan HIV tahap lanjut, atau AIDS, pengobatan yang paling penting adalah terapi antiretroviral (ART). Ini akan melawan virus dan membantu sistem kekebalan bekerja lebih baik.

Sementara itu, diare bisa menyebabkan dehidrasi. Jadi, minumlah banyak cairan. Bubuk rehidrasi oral juga bisa membantu. Konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun.

Tergantung kondisi pasien, dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obatan seperti:

  • Antibiotik paromomycin.
  • Nitazoxanide, obat yang melawan parasit (antiparasit).
  • Loperamide dan obat lain untuk meredakan diare.
Cryptosporidium, parasit mikroskopik yang menyebabkan kriptosporidiosis. (cdc.gov)

5. Pencegahan

Mengutip Cleveland Clinic, orang dengan sistem kekebalan yang sehat dapat mencegah paparan parasit Cryptosporidium dengan:

  • Menghindari paparan kotoran, termasuk di fasilitas penitipan anak dan kolam renang.
  • Menghindari air yang mungkin terkontaminasi, seperti bak mandi air panas dan kolam renang.
  • Mempraktikkan kebersihan tangan yang baik.
  • Mempraktikkan seks yang aman untuk mengurangi risiko terkena tinja.
  • Tidak minum air atau menggunakan es di area dengan persediaan air yang terkontaminasi.
  • Mencuci dan memasak makanan seperti sayuran atau buah-buahan secara menyeluruh.
  • Merebus air untuk membunuh parasit.

Orang dengan sistem kekebalan yang terganggu atau mereka yang mungkin berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi harus ekstra hati-hati. Selain mengikuti rekomendasi di atas, paparan parasit bisa diminimalkan dengan menghindari hewan dan kotorannya.

Baca Juga: 7 Bakteri Paling Umum yang Ditemukan di Makanan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya