TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Xerophthalmia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

‌Xerophthalmia lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak

ilustrasi xerophthalmia (flickr.com/Community Eye Health/Margreet Hogeweg)

Xeroftalmia atau xerophthalmia adalah penyakit yang menyebabkan mata kering karena kekurangan vitamin A. Jika tidak diobati, penyakit ini bisa berkembang menjadi rabun senja atau kerusakan pada kornea berupa bintik-bintik di mata yang menyebabkan kebutaan.

Bahkan saat ini, xeroftalmia merupakan masalah utama di negara berkembang dan merupakan penyebab utama dari kebutaan yang dapat dicegah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 254 juta anak-anak mengalami defisiensi atau kekurangan vitamin A dan sejumlah 2,8 juta anak mengembangkan xeroftalmia.

1. Penyebab dan faktor risiko

ilustrasi ‌xerophthalmia pada anak (flickr.com/Community Eye Health/John DC Anderson)

Vitamin A atau retinol adalah salah satu nutrisi esensial. Fungsi utamanya adalah membantu menjaga kesehatan mata dan penglihatan. Vitamin juga melindungi organ vital tubuh, termasuk paru-paru dan jantung, serta mendukung sistem imun.

Tubuh tidak bisa memproduksi vitamin A, sehingga asupannya hanya bisa didapat dari makanan atau suplemen. Pemenuhan vitamin A setiap hari sangat penting bagi kesehatan. Nah, kekurangan vitamin A dapat menyebabkan mata kering, yang mana ini dinamakan xeroftalmia.

Xeroftalmia bisa terjadi karena kondisi yang mendasari yang menyebabkan kekurangan vitamin A. Faktor risikonya adalah sebagai berikut:

  • Usia muda: Kekurangan vitamin A lebih umum dialami bayi dan anak-anak. Kondisi ini bisa menghambat pertumbuhan anak, berdampak negatif pada organ-organ vital, dan memperumit penyakit atau infeksi lain. Bila anak tidak mendapat vitamin A yang cukup saat ia tumbuh, anak bisa mengalami xeroftalmia atau kebutaan pada masa kanak-kanak.

    Kekurangan vitamin ini juga bisa dialami anak karena penyakit, seperti campak dan infeksi pernapasan, yang mana bisa meningkatkan risiko xeroftalmia pada anak-anak. Xeroftalmia parah memengaruhi bayi jauh lebih banyak daripada orang dewasa. Anak-anak usia 3-6 tahun berisiko lebih tinggi mengalami rabun senja karena xeroftalmia.

Faktor lainnya

Faktor risiko lainnya dari xeroftalmia pada anak-anak dan orang dewasa meliputi:

  • Kemiskinan: Mereka yang tidak mampu menyediakan makanan yang memadai lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit seperti xeroftalmia. 
  • Kurangnya edukasi mengenai nutrisi: Mereka yang tidak mendapat edukasi yang baik tentang nutrisi lebih biasanya tidak menyadari manfaat vitamin A. Ini dapat menyebabkan asupan vitamin A yang lebih rendah dalam makanan mereka.
  • Malnutrisi. Kurangnya asupan nutrisi yang memadai dapat menyebabkan kekurangan vitamin A. Malnutrisi parah dapat menyebabkan mata kering dan mungkin dapat menyebabkan rabun senja.
  • Penyakit lainnya: Penyakit seperti pankreatitis, penyakit celiac, atau radang usus dapat menyebabkan kekurangan vitamin A.
  • Masalah pada hati: Penyakit hati kronis atau sirosis hati dapat mencegah vitamin A diserap ke dalam tubuh. Ini mengakibatkan defisiensi vitamin yang mungkin dapat menyebabkan xeroftalmia.
  • Diare kronis: Orang-orang dengan diare berulang lebih berisiko mengalami xeroftalmia karena berkurangnya kadar vitamin A.
  • Alkoholisme: Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menurunkan kadar vitamin A dalam tubuh.
  • Pengobatan radioiodine untuk kanker tiroid, yang dapat menghasilkan gejala xeroftalmia yang tidak permanen.
  • Fibrosis kistik.

Baca Juga: Mastoiditis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

2. Gejala

ilustrasi jaringan parut pada kornea akibat ‌xerophthalmia (flickr.com/Community Eye Health/Clare Gilbert)

Xeroftalmia adalah penyakit progresif umumnya diawali dengan gejala mata kering dan mungkin terus memburuk. Berikut ini adalah gejala khas xeroftalmia:

  • Pengeringan dan kerutan pada lapisan luar mata atau konjungtiva.
  • Rabun senja, yaitu penyakit mata yang membuat seseorang tidak dapat melihat dalam cahaya redup.
  • Adanya ulkus atau jaringan parut di kornea.
  • Bintik Bitot, atau bintik putih pada konjungtiva.
  • Pelunakan kornea

Xeroftalmia adalah penyakit yang dapat dicegah dan bisa dengan mudah diobati. Namun, dalam kasus yang ekstrem, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen.

3. Diagnosis

ilustrasi mata kering (freepik.com/user18526052)

Jika kamu memiliki gejala seperti mata kering yang tak kunjung hilang, baiknya periksalah ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meninjau gejala serta riwayat kesehatan. Pola makan juga mungkin akan ditanyakan.

Dokter mungkin akan memesan tes darah untuk mengetahui kadar vitamin A dalam tubuh. Bila kamu memiliki xeroftalmia yang parah atau rabun senja, dokter akan segera memulai pengobatan.

Bila kamu memiliki rabun senja, dokter mungkin akan memberikan terapi vitamin A, bahkan sebelum tes darah dilakukan.

Terkadang ulkus kornea dari xeroftalmia sering dikira infeksi bakteri. Akibatnya, dokter akan meresepkan antibiotik. Pengujian lebih lanjut untuk kekurangan vitamin A mungkin diperlukan.

4. Pengobatan

ilustrasi pemeriksaan mata (unsplash.com/Nrd)

Suplementasi vitamin A adalah pengobatan utama xeroftalmia. Pemberiannya bisa secara oral maupun injeksi, dengan dosis yang berbeda-beda tergantung usia dan kondisi kesehatan umum pasien.

Dalam kasus yang lebih lanjut di mana kornea rusak, pasien mungkin diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. Pasien mungkin perlu menutup mata untuk melindunginya sampai lesi sembuh.

Suplemen vitamin A dapat dengan cepat membalikkan gejala xeroftalmia dan membantu melindungi anak-anak dari kematian akibat penyakit masa kanak-kanak lainnya.

Suplemen vitamin A diberikan secara preventif di area di mana xeroftalmia merupakan masalah yang diketahui. Ini adalah cara murah untuk mencegah penderitaan dan kematian.

Edukasi mengenai gizi dapat berperan penting dalam membantu masyarakat memanfaatkan sumber makanan mereka sebaik mungkin. Makanan komersial yang difortifikasi vitamin A juga dapat membantu mengatasi kekurangan vitamin A. Beberapa contoh makanannya adalah minyak dan lemak, biji-bijian, susu, dan gula.

Baca Juga: Lidah Berbulu: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Jenis, Pencegahan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya