Xerophthalmia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan
Xerophthalmia lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Xeroftalmia atau xerophthalmia adalah penyakit yang menyebabkan mata kering karena kekurangan vitamin A. Jika tidak diobati, penyakit ini bisa berkembang menjadi rabun senja atau kerusakan pada kornea berupa bintik-bintik di mata yang menyebabkan kebutaan.
Bahkan saat ini, xeroftalmia merupakan masalah utama di negara berkembang dan merupakan penyebab utama dari kebutaan yang dapat dicegah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 254 juta anak-anak mengalami defisiensi atau kekurangan vitamin A dan sejumlah 2,8 juta anak mengembangkan xeroftalmia.
1. Penyebab dan faktor risiko
Vitamin A atau retinol adalah salah satu nutrisi esensial. Fungsi utamanya adalah membantu menjaga kesehatan mata dan penglihatan. Vitamin juga melindungi organ vital tubuh, termasuk paru-paru dan jantung, serta mendukung sistem imun.
Tubuh tidak bisa memproduksi vitamin A, sehingga asupannya hanya bisa didapat dari makanan atau suplemen. Pemenuhan vitamin A setiap hari sangat penting bagi kesehatan. Nah, kekurangan vitamin A dapat menyebabkan mata kering, yang mana ini dinamakan xeroftalmia.
Xeroftalmia bisa terjadi karena kondisi yang mendasari yang menyebabkan kekurangan vitamin A. Faktor risikonya adalah sebagai berikut:
- Usia muda: Kekurangan vitamin A lebih umum dialami bayi dan anak-anak. Kondisi ini bisa menghambat pertumbuhan anak, berdampak negatif pada organ-organ vital, dan memperumit penyakit atau infeksi lain. Bila anak tidak mendapat vitamin A yang cukup saat ia tumbuh, anak bisa mengalami xeroftalmia atau kebutaan pada masa kanak-kanak.
Kekurangan vitamin ini juga bisa dialami anak karena penyakit, seperti campak dan infeksi pernapasan, yang mana bisa meningkatkan risiko xeroftalmia pada anak-anak. Xeroftalmia parah memengaruhi bayi jauh lebih banyak daripada orang dewasa. Anak-anak usia 3-6 tahun berisiko lebih tinggi mengalami rabun senja karena xeroftalmia.
Faktor lainnya
Faktor risiko lainnya dari xeroftalmia pada anak-anak dan orang dewasa meliputi:
- Kemiskinan: Mereka yang tidak mampu menyediakan makanan yang memadai lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit seperti xeroftalmia.
- Kurangnya edukasi mengenai nutrisi: Mereka yang tidak mendapat edukasi yang baik tentang nutrisi lebih biasanya tidak menyadari manfaat vitamin A. Ini dapat menyebabkan asupan vitamin A yang lebih rendah dalam makanan mereka.
- Malnutrisi. Kurangnya asupan nutrisi yang memadai dapat menyebabkan kekurangan vitamin A. Malnutrisi parah dapat menyebabkan mata kering dan mungkin dapat menyebabkan rabun senja.
- Penyakit lainnya: Penyakit seperti pankreatitis, penyakit celiac, atau radang usus dapat menyebabkan kekurangan vitamin A.
- Masalah pada hati: Penyakit hati kronis atau sirosis hati dapat mencegah vitamin A diserap ke dalam tubuh. Ini mengakibatkan defisiensi vitamin yang mungkin dapat menyebabkan xeroftalmia.
- Diare kronis: Orang-orang dengan diare berulang lebih berisiko mengalami xeroftalmia karena berkurangnya kadar vitamin A.
- Alkoholisme: Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menurunkan kadar vitamin A dalam tubuh.
- Pengobatan radioiodine untuk kanker tiroid, yang dapat menghasilkan gejala xeroftalmia yang tidak permanen.
- Fibrosis kistik.
Baca Juga: Mastoiditis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan
Baca Juga: Lidah Berbulu: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Jenis, Pencegahan