Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Pasangan yang bosan dengan seks yang itu-itu saja akan mencoba hal-hal baru. Salah satunya dengan seks oral. Sengaja maupun tidak, mungkin pasangan menelan air mani yang mengandung sperma.
Ya, sperma dan air mani sering dianggap sama, nyatanya keduanya berbeda. Air mani berisikan sperma serta komponen lainnya, sementara sperma merupakan merupakan sel reproduksi pria yang berisikan kromosom.
Di dalam air mani sebenarnya tidak ada komponen yang berbahaya. Namun, menelan sperma tidak bisa dikatakan sepenuhnya aman. Ini bisa memicu penyakit dan menyebarkan infeksi menular seksual. Apa saja? Yuk, simak informasinya bersama!
1. Alergi air mani
ilustrasi gatal (unsplash.com/Romina Farías) Beberapa orang meyakini bahwa menelan sperma bisa mengurangi stress dan memengaruhi suasana hati. Walaupun jarang terjadi, reaksi alergi setelah menelan sperma ditemukan pada manusia. Keadaan ini biasa disebut dengan human seminal plasma (HSP) hypersensitivity.
Dalam kondisi ini, tubuh seseorang bereaksi terhadap protein yang ada di dalam sperma. Gejala ringan muncul berupa rasa gatal, kemerahan, serta sensasi terbakar.
Baca Juga: 5 Tips Mencegah Motilitas Sperma yang Menjadi Penyebab Infertilitas
2. HIV
ilustrasi HIV (pexels.com/Anna Shvets) Human immunodeficiency virus (HIV) adalah penyakit menyerang kekebalan tubuh manusia dan belum ditemukan obatnya hingga saat ini. Virus ini dapat menular lewat darah, ASI, air mani, serta cairan vagina. Tidak pandang bulu, perempuan maupun laki-laki bisa terinfeksi.
Aktivitas menelan sperma memungkinkan penularan HIV. Banyak faktor yang memengaruhi risiko penularannya. Dilansir Healthline, waktu air mani di mulut dan adanya luka dalam rongga mulut menjadi pemicu penyebaran virus.
3. Klamidia
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi bakteri penyebab klamidia (unsplash.com/CDC) Klamidia adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang umum terjadi. Infeksi bakteri ini menyebar melalui kontak cairan vagina, air mani, ataupun bersanggama. National Health Service (NHS) menyebutkan seks oral serta menelan cairan mani meningkatkan risiko terinfeksi klamidia.
Bakteri Chlamydia trachomatis dapat ditularkan ke bayi saat ibu hamil. Akan tetapi, kegiatan lain seperti berenang, berpelukan, atau memakai alat makan bersama tidak menyebabkan penularan. Penyakit ini dapat diobati dan sembuh setelah pengobatan dokter. Jika tidak diobati, klamidia menimbulkan komplikasi kesehatan jangka panjang.
4. Sifilis
ilustrasi luka di mulut (pexels.com/Arvind Philomin) Raja singa atau sifilis adalah penyakit yang dipicu oleh bakteri Treponema pallidum. Seks oral dan menelan sperma penderita dapat membuka gerbang penularannya.
Sifilis juga dapat menular melalui bersanggama, seks anal, serta menyentuh luka terbuka (ulkus, kutil, bisul) area genital atau mulut penderita. Hubungan intim tanpa kondom meningkatkan penularan penyakit kelamin ini.
Gejala terjangkit sifilis ringan, bahkan ada beberapa pasien tidak merasakannya ketika awal terinfeksi. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, maka penyebaran akan meluas dan berakibat serius.
Baca Juga: 9 Penyebab Air Mani Berwarna Kuning, dari Usia hingga Kondisi Medis