Mengenal Pankreatitis Kronis, Peradangan Pankreas yang Terus Memburuk
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pankreatitis kronis adalah peradangan pada pankreas yang tak kunjung sembuh atau membaik, alias terjadi terus-menerus, memburuk seiring waktu dan dapat menyebabkan kerusakan permanen dan berhenti bekerja secara semestinya.
Bisa mengakibatkan malabsorpsi nutrisi, diabetes melitus, dan trombosis vena limpa, berikut ini ulasan mengenai pengertian, penyebab, gejala, dan pengobatan pankreatitis kronis sehingga kita bisa mewaspadainya.
1. Apa itu pankreatitis kronis?
Pankreatitis kronis adalah penyakit peradangan pankreas jangka panjang yang progresif, yang menyebabkan kerusakan permanen pada struktur dan fungsi pankreas.
Pankreas adalah organ kelenjar yang terletak di perut, di belakang perut di bawah tulang rusuk. Organ ini bertugas memproduksi enzim dan hormon penting yang membantu memecah dan mencerna makanan. Pankreas juga membuat insulin untuk memoderasi kadar gula dalam darah.
Mengutip laman The National Pancreas Foundation, negara-negara industri telah memperkirakan tingkat kejadian tahunan 5-12/100.000 orang yang akan mengembangkan pankreatitis kronis. Prevalensinya adalah 50/100.000 orang. Pankreatitis kronis sering berkembang pada pasien antara usia 30 dan 40, dan lebih sering terjadi pada laki-laki.
2. Gejala pankreatitis kronis yang mesti diwaspadai
Awalnya mungkin penderita tidak akan melihat atau merasakan gejala apa pun. Perubahan pada pankreas bisa menjadi sangat parah sebelum penderitanya merasa tidak enak badan. Ketika gejala muncul, ini bisa termasuk:
- Sakit perut bagian atas
- Diare
- Tinja berlemak, yang lembek, dan pucat
- Mual dan muntah
- Sesak napas
- Penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya
- Haus dan kelelahan yang berlebihan
Penderitanya mungkin mengalami gejala yang lebih parah seiring perkembangan penyakit, seperti:
- Cairan pankreas di perut
- Penyakit kuning atau jaundice, yang ditandai dengan perubahan warna kekuningan di mata dan kulit
- Perdarahan dalam
- Penyumbatan usus
Gejala yang menyakitkan bisa berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Bahkan, beberapa pasien melaporkan bahwa makan atau minum dapat memperburuk rasa sakit. Seiring perkembangan penyakit, rasa sakit bisa menjadi konstan.
Baca Juga: Peradangan Pankreas Mendadak yang Bisa Fatal, Kenali Pankreatitis Akut
3. Penyebab pankreatitis kronis
Dilansir Patient, berikut ini adalah beberapa penyebab dari pankreatitis:
- Alkohol: merupakan penyebab umum (7 dari 10 kasus). Laki-laku usia 40-50 tahun adalah kelompok yang paling sering terkena. Dalam kebanyakan kasus, mereka telah banyak minum alkohol selama 10 tahun atau lebih sebelum gejala pertama kali muncul
- Merokok: kebiasaan buruk ini ditemukan berhubungan dengan pankreatitis kronis
- Kondisi genetik: ada beberapa kondisi genetik langka yang dapat menyebabkan perkembangan pankreatitis kronis. Fibrosis kistik adalah salah satunya. "Genetik" maksudnya adalah kamu terlahir dengan itu dan diturunkan dalam keluarga melalui kode khusus di dalam sel yang disebut gen
- Kondisi autoimun: yang mana sistem imun tubuh menyerang pankreas. Ini bisa dikaitkan dengan penyakit autoimun, salah satunya adalah sindrom Sjögren dan sirosis bilier primer
- Penyebab lainnya yang tidak umum: termasuk abnormalitas pankreas, seperti penyempitan saluran pankreas (karena berbagai alasan) dan kondisi yang diwarisi dari salah satu orang tua (keturunan)
- Malnutrisi: konsumsi singkong yang tinggi bisa menjadi penyebab di beberapa negara
- Penyebab yang tidak diketahui: dalam beberapa kasus tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi. Tidak ada penyebab yang ditemukan pada sekitar 2 dari 10 kasus pankreatitis kronis
Sebagai catatan, batu empedu, yang merupakan penyebab umum pankreatitis akut, tidak menyebabkan pankreatitis kronis, kecuali jika tabung kecil yang menghubungkan kantong empedu ke hati (saluran empedu) rusak oleh batu atau infeksi.
4. Diagnosis pankreatitis kronis
Dilansir Healthline, pada tahap awal, perubahan pada pankreas sulit dilihat dalam tes darah. Untuk alasan ini, tes darah biasanya tidak digunakan untuk mendiagnosis penyakit. Namun, tes ini bisa digunakan untuk menentukan jumlah enzim pankreas dalam darah.
Editor’s picks
Tes darah juga dapat digunakan untuk memeriksa jumlah sel darah bersama dengan fungsi ginjal dan hati. Dokter mungkin meminta sampel tinja untuk menguji kadar lemak. Kotoran berlemak bisa menjadi tanda bahwa tubuh tidak menyerap nutrisi dengan baik.
Tes pencitraan adalah cara yang diandalkan dokter untuk menegakkan diagnosis. Dokter mungkin akan meminta pemeriksaan di bawah ini untuk dilakukan di perut demi mencari tanda-tanda peradangan:
- Sinar-X
- USG
- CT scan
- Pemindaian MRI
Dokter mungkin juga merekomendasikan USG endoskopi. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan tabung panjang dan fleksibel ke dalam mulut lalu turun melalui perut dan usus kecil. Tabung ini berisi ultrasound probe, yang memancarkan gelombang suara yang membuat gambar rinci pankreas.
5. Pengobatan pankreatitis kronis
Pengobatan pankreatitis kronis akan fokus pada pengurangan rasa sakit dan meningkatkan fungsi pencernaan pasien. Kerusakan pada pankreas tidak dapat diperbaiki, tetapi dengan perawatan yang tepat, banyak gejala yang bisa dikelola.
Perawatan untuk pankreatitis dapat mencakup pengobatan, terapi endoskopi, atau pembedahan.
1. Obat-obatan
Obat yang mungkin diresepkan dokter meliputi:
- Obat nyeri
- Enzim pencernaan buatan jika kadar enzim pasien terlalu rendah untuk mencerna makanan secara normal
- Insulin jika pasien menderita diabetes
- Steroid jika pasien menderita pankreatitis autoimun, yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda menyerang pankreas
2. Endoskopi
Beberapa perawatan menggunakan endoskopi untuk mengurangi rasa sakit dan menghilangkan penyumbatan. Endoskopi adalah tabung panjang dan fleksibel yang dimasukkan dokter melalui mulut. Ini memungkinkan dokter untuk menghilangkan batu pankreas, menempatkan tabung kecil (stent) untuk meningkatkan aliran, dan menutup kebocoran.
3. Operasi
Kebanyakan pasien tidak butuh operasi. Namun, bila mengalami nyeri hebat yang tidak merespons pengobatan, pengangkatan sebagian pankreas kadang bisa meredakannya. Pembedahan juga dapat digunakan untuk membuka blokir saluran pankreas, mengeringkan kista, atau melebarkannya jika terlalu sempit.
Bila terdiagnosis pankreatitis kronis, pasien harus menghindari alkohol, bahkan jika alkohol bukanlah penyebab penyakit tersebut. Merokok juga sangat tidak disarankan karena bisa meningkatkan risiko kanker pankreas. Konsumsi lemak juga mungkin perlu dibatasi dan mengonsumsi vitamin sesuai arahan dokter.
6. Risiko komplikasi
Kebanyakan orang dengan pankreatitis kronis tidak memiliki komplikasi. Namun, komplikasi tetap dapat terjadi, yang mungkin termasuk:
- Terbentuknya pseudokista (pseudocyst): ini berkembang pada sekitar 1 dari 4 orang dengan pankreatitis kronis. Ini terjadi ketika cairan pankreas, yang kaya akan bahan kimia (enzim), terkumpul menjadi kista, karena saluran tersumbat yang mengarah ke pankreas (saluran pankreas). Ini bisa membengkak dalam berbagai ukuran. Mereka dapat menyebabkan gejala seperti rasa sakit yang semakin parah, mual, dan muntah. Terkadang pseudokista ini bisa hilang sendiri tanpa pengobatan, tetapi kadang mereka perlu dikeringkan atau diangkat lewat pembedahan
- Asites: ini adalah cairan yang terkumpul di rongga perut antara organ dan usus
- Penyumbatan saluran empedu: merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Ini menyebabkan penyakit kuning, karena empedu tidak bisa masuk ke usus dan bocor ke aliran darah
- Kanker pankreas: lebih umum daripada rata-rata pada orang dengan pankreatitis kronis. Risiko meningkat pada perokok dan seiring bertambahnya usia
- Komplikasi langka: termasuk penyumbatan usus, perdarahan atau bekuan darah (trombosis) di pembuluh darah dekat pankreas
Pankreatitis kronis juga bisa memengaruhi kondisi mental, terutama bila pasien sering merasa kesakitan. Beberapa pasien bahkan mengalami depresi, yang akhirnya dapat memengaruhi respons pengobatan. Penting untuk membicarakan ke dokter mengenai gejala depresi yang mungkin dimiliki.
Demikianlah ulasan mengenai pankreatitis kronis. Pasien dengan pankreatitis akut dapat meminimalkan risiko mengembangkan pankreatitis kronis secara signifikan bila segera berhenti minum alkohol. Ini terutama terjadi pada pasien yang konsumsi alkoholnya tinggi dan reguler.
Baca Juga: Waspadai Sejak Dini, Ini 7 Penyebab Umum Timbulnya Kanker Pankreas
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.