Pada awal 2023, pemerintah Amerika memperingatkan masyarakatnya terkait penggunaan xylazine yang juga dijuluki sebagai tranq. Warning tersebut kembali ramai dibicarakan setelah video sekelompok orang mirip zombi beredar di TikTok.
Namun, apa itu tranq sebenarnya? Baca terus untuk mengetahui dari mana obat tersebut berasal, mengapa berbahaya, dan apa efeknya bagi tubuh.
Tranq atau tranquilizer merupakan julukan untuk obat sedatif hewan yang dikenal dengan nama xylazine. Lembaga Food and Drug Administration Amerika Serikat mengategorikan obat ini sebagai 'ancaman yang muncul'.
Xylazine dianggap berbahaya karena termasuk jenis obat penenang untuk hewan. Sementara, pemberian xylazine pada manusia tidak disetujui dan tidak bisa diresepkan, melansir Health Cleveland Clinic.
Diproduksi sebagai keperluan anestesi hewan, xylazine tidak diperuntukkan bagi manusia. Namun, penggunaan secara ilegal terus meningkat dari tahun ke tahun.
Meski dilarang, penyalahgunaan xylazine terus terjadi. Bahkan, obat ini tidak digunakan sendiri. Ada pula yang mengabungnya dengan fentanyl yang merupakan opioid sintetik atau sejenis narkotika. Fentanyl sendiri secara medis digunakan untuk mengobati rasa sakit yang parah.
Fentanyl pun tidak kalah berbahaya jika digunakan tanpa resep. Di luar itu, obat ini menjadi kontributor utama krisis opioid dan berperan dalam sebagian besar kasus kematian orang Amerika berusia kurang dari 50 tahun, melansir sumber yang sama.
Pyramid Healthcare menyebutkan bahwa xylazine menjadi obat jalanan yang umum di dikonsumsi oleh masyarakat Puerto Rico. Obat ini dikaitkan dengan skala penggunaan terlarang kronis yang menyebabkan efek negatif bagi tubuh.
Xylazine adalah agonis α20adrenergik yang bekerja melalui stimulasi reseptor α2 sentral. Konfigurasi kimianya mirip dengan antidepresan trisiklik, fenotiazin, dan klonidin. Obat ini menghambat pelepasan neurotransmitter yang mengakibatkan depresi pada sistem saraf pusat, melansir Tactical and Law Enforcement Medicine.
Xylazine dilaporkan membuat efek obat tinggi bertahan lebih lama. Selain itu, penggunaan obat ini juga jauh lebih mudah dibanding fentanyl atau obat lain yang dicampur dengannya.
Konsumsi xylazine, baik secara oral maupun suntik, dapat menurunkan detak jantung. Obat tersebut juga mengganggu pernapasan dan menurunkan tekanan darah hingga tingkat sangat rendah.
Peredaran dan konsumsi xylazine pada manusia jelas ilegal dan dapat menyebabkan risiko kesehatan serius. Ketika dicampur dengan fentanyl atau benzodiazepine dan alkohol, obat-obatan ini dapat meningkatkan risiko overdosis hingga kematian, melansir Kids Health.
Bukan hanya itu, xylazine yang diberikan dalam bentuk suntik bisa memicu luka kulit, lesi, dan borok. Bekas suntikannya dapat mengakibatkan kulit di area tersebut mati dan membusuk. Kondisi ini disebut sebagai nekrosis. Penangannya kerap membutuhkan amputasi.
Dilansir Michigan Regional Poison Control Center, xylazine memiliki efek farmakologis yang mirip dengan heroin apabila dikonsumsi oleh manusia. Efek yang ditimbulkan meliputi:
Pada awal 2023, Food and Drugs Administration menyetujui penggunaan nalokson yang dijual bebas. Obat ini dapat mengatasi efek overdosis opioid jika diberikan dalam hitungan menit.
Namun, nalokson sejatinya tidak bisa mengurangi dampak tranq. Walau begitu, obat ini dapat diberikan ketika seseorang dicurigai overdosis akibat campuran xylazine dengan fentanyl. Konsumsinya sebagai pertolongan darurat sampai bantuan tiba.
Nalokson tidak efektif jika seseorang hanya mengalami overdosis xylazine. Saat overdosis tranq, penangannya terbaik adalah mendapatkan perawatan medis segera karena individu perlu mendapatkan bantuan pada fungsi pernapasan dan stabilitas tekanan darahnya.
Efek apa itu tranq pada tubuh tidak bisa dianggap remeh. Selain overdosis, ini juga memicu wabah mayat hidup alias zombi seperti yang terjadi di Amerika. Harus diwaspadai dan jangan sampai mencobanya, ya.