Kamu sedang terbaring lemah karena flu atau demam, lalu tiba-tiba badan basah kuyup oleh keringat. Pernah mengalaminya? Banyak orang percaya, kalau sudah mulai keluar keringat deras, berarti akan segera sembuh. Rasanya seperti tubuh sedang “membuang” racun, lalu besoknya kamu akan kembali segar bugar. Namun, apa benar selalu begitu?
Nyatanya, berkeringat saat sakit bukan sekadar mitos tanda mau sembuh. Proses ini memang erat hubungannya dengan cara kerja tubuh melawan penyakit, tetapi penyebabnya bisa bermacam-macam. Yang paling umum adalah demam.
Saat demam, suhu tubuh naik untuk membantu membunuh kuman. Begitu suhu mulai turun, otak akan memerintahkan kelenjar keringat bekerja lebih aktif untuk menurunkan panas. Itulah kenapa badan bisa tiba-tiba banjir keringat saat kamu merasa tidak enak badan.
Selain karena demam, beberapa obat juga bisa memicu keringat. Misalnya, obat penurun panas atau antibiotik tertentu dapat membuat suhu tubuh turun, memicu tubuh berkeringat lebih banyak. Ada juga kondisi tubuh berkeringat karena stres atau rasa cemas berlebih ketika sakit.
Jadi, keringat bisa jadi tanda baik, bahwa suhu tubuh mulai turun dan sistem imun sedang berjuang. Namun ingat, berkeringat saja belum tentu berarti penyakit benar-benar sudah hilang. Bisa jadi, infeksi masih aktif, atau ada gejala lain yang justru perlu diwaspadai.
Kalau kamu merasa keringat disertai gejala yang tidak biasa, seperti dehidrasi parah, tubuh sangat lemas, atau demam tinggi tak kunjung turun, sebaiknya segera periksa ke dokter. Jangan cuma menilai sembuh atau tidaknya kamu dari ada atau tidaknya keringat, karena tubuh punya cara yang lebih kompleks untuk pulih.