ilustrasi orang dewasa (Unsplash.com/Pille R. Priske)
Hepatitis dengan etiologi yang diketahui, yakni virus hepatitis A; B; C; D; E; ataupun penyebab lain seperti alkohol, sudah ditemukan di segala usia. Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2019 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara prevalensi hepatitis B dengan endemisitas menengah hingga tinggi, dilansir Databoks .
Berdasar hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, hepatitis menyerang berbagai usia termasuk orang dewasa. Meski demikian, kelompok penderita hepatitis di Indonesia dengan jumlah tertinggi berasal dari kelompok usia pra-pensiun (45-54 tahun) dan kelompok bayi berusia kurang dari 1 tahun.
Berdasar data Global Burden of Disease (GBD), pada 2019 Indonesia menjadi negara ASEAN tingkat kematian akibat hepatitis akut tertinggi, lho. Dengan angka mencapai 2,14 per 100.000 penduduk yang mencakup seluruh kelompok usia dan jenis kelamin.
Kumpulan data kasus kesehatan di Indonesia tersebut menunjukkan bahwa hepatitis, termasuk hepatitis akut dapat menyerang orang dewasa dan anak-anak. Hati-hati ya, guys!
Lalu, bagaimana dengan hepatitis akut 'misterius' yang sedang mewabah? Apakah dapat menyerang orang dewasa?
Menilik publikasi WHO dalam'Severe Hepatitis of Unknown Origin' atau 'Hepatitis Akut Yang Belum Diketahui Penyebabnya', penyakit ini ini menjangkit anak-anak di bawah usia 16 tahun. Kasus bermula dari adanya laporan 10 anak di Inggris yang mengalami gejala serupa hepatitis tanpa diketahui penyebabnya. Hasil tes laboratorium pun tidak menemukan adanya infeksi virus hepatitis.
Di Indonesia, kasus ini tengah menjadi perbincangan masyarakat setelah pemberitaan tiga pasien meninggal dunia dengan dugaan hepatitis akut misterius. Kasus meninggal tersebut terjadi dalam kurun waktu dua minggu saja.
Kasus yang umumnya ditemukan pada anak usia 1 hingga 17 tahun sontak menimbulkan pertanyaan; apakah hepatitis akut menyerang orang dewasa? Khususnya, dalam konteks hepatitis akut misterius ini.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), dr Dwi Prasetyo, Sp.A(K) menjelaskan, meski kasus yang dilaporkan menjangkiti anak-anak, tidak menutup kemungkinan adanya penularan terhadap orang dewasa. Penelitian dan investigasi lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui penyebab kemungkinan kasus pada usia dewasa.
Pencegahan adalah usaha terbaik menghindari penularan serta ketidakpastian apakah hepatitis akut menyerang orang dewasa. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan pola hidup sehat, dan mematuhi protokol kesehatan. Hal ini dilakukan menghindari penularan hepatitis akut secara misterius, baik pada usia dewasa maupun anak-anak.