Hepatitis Akut Misterius: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Segera obati sebelum terlambat!

Beberapa minggu terakhir dunia membicarakan kasus hepatitis akut misterius yang telah dilaporkan di beberapa negara, termasuk di Indonesia.

Sementara hepatitis akut bukanlah penyakit yang baru diketahui, insiden ini membuat kita harus waspada terhadap penyakit yang menyerang organ hati atau lever ini. Inilah beberapa informasi yang bisa kita pelajari mengenai hepatitis akut misterius.

1. Definisi

Hepatitis Akut Misterius: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi virus hepatitis (scientificanimations.com)

Hepatitis akut adalah istilah untuk kondisi peradangan atau inflamasi akut yang menyerang parenkim atau sel hepatosit pada hati. Umumnya, hepatitis bisa dikategorikan sebagai hepatitis akut hingga kronis berdasarkan durasi inflamasi dan tingkat kerusakan pada hati.

Jika masa inflamasi atau kerusakan sel hati berlangsung selama kurang dari 6 bulan, maka hepatitis ini dikategorikan sebagai hepatitis akut. Namun, jika periode inflamasi dan kerusakan sel hati berlangsung lebih dari 6 bulan, maka ini bisa disebut sebagai hepatitis kronis.

2. Penyebab

Menurut data dari SUNY Upstate Medical University, ada beberapa penyebab umum hepatitis akut yang terbagi menjadi akibat infeksi dan non-infeksi. Penyebab hepatitis akut berdasarkan infeksi dibagi menjadi:

1. Virus hepatitis:

  • Hepatitis A
  • Hepatitis B
  • Hepatitis C
  • Hepatitis D
  • Hepatitis E

2. Virus non-hepatitis:

  • Virus Epstein-Barr (EBV)
  • Cytomegalovirus (CMV)
  • Herpes simplex virus (HSV)
  • Coxsackievirus
  • Adenovirus
  • Dengue
  • COVID-19

3. Bakteri, jamur, dan parasit

Dilansir Healthline, umumnya hepatitis akut disebabkan oleh infeksi virus, terutama virus hepatitis A dan hepatitis E. Selain infeksi virus hingga parasit, hepatitis akut juga bisa disebabkan oleh:

  • Konsumsi alkohol: Perlemakan hati, hepatitis alkoholik akut, dan sirosis hati.
  • Obat atau racun: Asetaminofen, obat antiinflamasi non-steroid (OAINS), dan suplemen herbal atau nutrisi.
  • Hepatitis autoimun.
  • Penyakit saluran hati atau bilier.
  • Metabolisme atau turunan: Perlemakan hati non-alkoholik, hemokromatosis, dan penyakit Wilson (penumpukan tembaga di hati).
  • Kehamilan: Preeklamsia, perlemakan hati akut saat kehamilan, dan sindrom HELLP (pecah sel darah merah atau hemolisis, peningkatan enzim lever, dan penurunan trombosit).
  • Faktor iskemik dan vaskular: Syok kardiogenik, hipotensi, sengatan panas, penggunaan kokain, metamfetamin, dan efedrin, sindrom Budd-Chiari akut, serta sinusoidal obstruction syndrome (kerusakan hati akibat paparan obat/racun).
  • Sindrom Reye (pembengkakan hati dan/atau otak).
  • Tumor ganas.
  • Cangkok primer tak berfungsi setelah transplantasi hati.

3. Gejala

Hepatitis Akut Misterius: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi penyakit kuning atau jaundice (britannica.com)

Perbedaan lain dari hepatitis akut dan kronis juga terletak pada permulaan gejala. Sementara hepatitis kronis umumnya tak bergejala hingga kerusakan hati parah, infeksi hepatitis akut dapat segera menunjukkan gejala. Gejala-gejala yang umum ditunjukkan pasien hepatitis akut adalah:

  • Kelelahan ekstrem.
  • Gejala mirip flu.
  • Tinja berwarna pucat.
  • Nyeri perut.
  • Hilangnya nafsu makan.
  • Penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan.
  • Mata kuning (ictera) atau penyakit kuning (jaundice).

Mengetahui gejala hepatitis akut dan penanganannya tergantung dari penyebabnya. Oleh karena itu, jika gejala muncul, dokter perlu mencari tahu beberapa hal seperti durasi sakit, riwayat bepergian, penggunaan obat, konsumsi alkohol, riwayat seks, riwayat transfusi darah, hingga konsumsi makanan.minuman.

Selain faktor-faktor tersebut, dokter juga perlu mencari tahu bukan hanya obat yang dikonsumsi pasien, melainkan juga riwayat konsumsi obat bebas seperti parasetamol, obat batuk pilek umum yang mengandung parasetamol, multivitamin, hingga suplemen herbal atau nutrisi.

Baca Juga: 5 Pasien Anak Meninggal Diduga Hepatitis Akut Misterius 

4. Komplikasi

Jika dibiarkan, hepatitis akut bisa mengakibatkan gagal hati akut. Dilansir Mayo Clinic, gagal hati akut bisa menyebabkan:

  • Cerebral edema: Cairan berlebih pada otak yang menyebabkan disorientasi, kelinglungan, hingga kejang.
  • Koagulopati: Hati tidak mampu membantu pembekuan darah. Salah satu tandanya adalah pendarahan pada saluran pencernaan.
  • Infeksi: Gagal hati akut menyebabkan pasien lebih mudah terserang infeksi, terutama pada darah (septikemia), pernapasan, dan saluran kemih.
  • Gagal ginjal: Selain gagal hati, gagal ginjal bisa terjadi bila pasien hepatitis akut mengalami overdosis parasetamol yang menyerang hati dan ginjal.

5. Diagnosis

Saat mendiagnosis hepatitis akut, sangat penting untuk memastikan jenis hepatitis yang diderita pasien, apakah itu akut atau kronis. Tes utama yang digunakan untuk mendiagnosis hepatitis akut adalah dengan tes fungsi hati. Beberapa tes yang digunakan adalah:

1. Penanda aktivitas hepatosit:

  • Kenaikan serum bilirubin.
  • Kenaikan kadar amonia.

2. Penanda kerusakan sel hati: Kenaikan serum transaminase (aspartate aminotransferase/AST, serum glutamic-oxaloacetic transaminase/SGOT, alanine aminotransferase/ALT, dan serum glutamic pyruvic transaminase/SGPT):

  • Jika lebih dari 500 IU/L atau lima kali dari standar normal, maka dipastikan ada kerusakan sel hati, terutama pada hepatitis akut.

3. Penanda kerusakan hati akibat kolestasis (kerusakan aliran cairan empedu):

  • Kenaikan kadar alkaline phosphatase (AP) dan gamma-glutamyl transferase (GGT)

4. Penanda fungsi sintesis:

  • Tingginya waktu prothrombin (PT), terutama international normalized ratio (INR) lebih dari 1,5 menandakan gagal hati akut.
  • Penurunan albumin.
  •  
Hepatitis Akut Misterius: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi tes darah (unsplash.com/Nguyen Hiep)

Selain tes fungsi hati, pasien diharapkan untuk menjalani tes diagnosis lain untuk mengetahui keparahan hepatitis akut dan pengobatan yang diperlukan. Berdasarkan pedoman American College of Gastroenterology (ACG), pendekatan pertama bergantung dari parahnya kenaikan kadar ALT dan AST.

1. Kenaikan serum transaminase ringan/kurang dari lima kali batas normal:

  • Tes darah komplet, AST, ALT, APT, bilirubin, albumin, PT/INR, hepatitis A IgM antibody, hepatitis B antigen, hepatitis B core antibody, hepatitis B Surface Antibody and Hepatitis C Antibody, dan tes zat besi, dan USG.

2. Kenaikan serum transaminase parah/lebih dari 15 kali batas normal dan ALT lebih dari 10.000 IU/L:

  • Tes EBV, CMB, ceruloplasmin, penanda autoimun, tes obat yang mencakup paracetamol dan toksikologi urine, serta tes Doppler.

3. USG.

4. Biopsi lever.

6. Pengobatan

Penanganan hepatitis akut bergantung pada penyebabnya. Sementara yang paling umum terjadi, hepatitis A dan E bisa ditangani dalam waktu 2 sampai 4 minggu dengan perawatan pendukung seperti asupan carian melalui infus hingga terapi gejala.

Jika hepatitis akut disebabkan oleh konsumsi parasetamol berlebihan atau sudah mencapai tahap gagal hati akut, maka pasien harus segera ditangani dengan N-acetylcysteine. Obat ini bisa diberikan secara oral atau infus dengan syarat:

  • 72 jam oral: N-acetylcysteine 140mg/kg diberikan secara oral, diikuti dengan 70mg/kg tiap 4 jam dengan total 17 dosis.
  • 20 jam infus: N-acetylcysteine 150mg/kg diberikan lewat infus selama 60 menit, diikuti dengan 50mg/kg selama 4 jam, lalu 100 mg/kg selama 16 jam.

7. Pencegahan

Berita baiknya, hepatitis akut bisa dicegah. Pertama, dapatkan vaksinasi hepatitis A (dua dosis, diberikan sejak anak berusia 12 sampai 23 bulan) dan B (tiga dosis, diberikan sejak anak berusia 6 bulan). Vaksinasi hepatitis B juga otomatis melindungi dari hepatitis D. Berita buruknya, hepatitis C dan E belum memiliki vaksinasi khusus.

Lalu, virus hepatitis bisa berpindah lewat cairan tubuh, air, dan konsumsi makanan/minuman. Kiat lainnya untuk mencegah hepatitis akut adalah dengan menjaga kebersihan. Jika berada di wilayah yang tinggi kasus hepatitis, maka hindari mengonsumsi:

  • Air
  • Es
  • Boga bahari mentah atau tidak matang
  • Buah/sayur mentah

Selain itu, risiko hepatitis akut bisa ditanggulangi dengan cara:

  • Tidak memakai jarum secara bergilir
  • Tidak memakai pisau cukur secara bergilir
  • Tidak memakai sikat gigi sembarangan
  • Tidak menyentuh darah

Hepatitis B dan hepatitis C bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Untuk mencegahnya, gunakan praktikkan seks aman dengan kondom.

Demikianlah fakta seputar hepatitis akut misterius. Apabila kamu mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini, segera temui dokter agar segera mendapat pemeriksaan dan perawatan yang dibutuhkan.

Baca Juga: Antisipasi Hepatitis Akut, Menkes: Rajin Cuci Tangan Saja 

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya