Melanoma Amelanotik: Gejala, Penyebab, Pengobatan 

Tampilannya membuat jenis melanoma ini lebih sulit dideteksi

Melanoma amelanotik atau amelanotic melanoma adalah jenis kanker kulit agresif yang tidak menghasilkan pigmen melanin, yang membuat sebagian besar melanoma tampak gelap. Akibatnya, melanoma amelanotik tidak terlihat seperti melanoma lainnya. Mereka mungkin tampak berwarna kulit, merah muda atau bahkan kemerahan, dengan tepi abu-abu atau kecokelatan.

Melanoma amelanotik bisa dengan mudah disalahartikan sebagai karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa, atau salah diidentifikasi sebagai bekas luka atau tahi lalat yang tidak berbahaya, padahal sebetulnya berbahaya, karena mereka sering menyebar lebih cepat daripada melanoma yang mudah dikenali.

1. Apa itu melanoma amelanotik?

Melanoma Amelanotik: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi melanoma amelanotik (researchgate.net/Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology 26(5):591-6/Luc Thomas)

Tahi lalat yang sehat dan kanker kulit lainnya mengandung melanin, tetapi pertumbuhan melanoma amelanotik tidak dapat menghasilkan melanin dan karena itu kekurangan pigmen. Ini biasanya menghasilkan lesi merah muda atau kemerahan yang sangat pucat.

Ini merupakan bentuk kanker yang jarang. Studi database dalam International Journal of Dermatology tahun 2012 terhadap orang dengan melanoma menemukan bahwa hanya 3,9 persen saja yang memiliki melanoma amelanotik.

Hampir 70 persen orang dengan melanoma amelanotik memiliki lesi kulit berwarna merah. Studi dalam jurnal JAMA Dermatology tahun 2014 yang berskala lebih besar menemukan bahwa sekitar 8 persen orang dengan melanoma memiliki pertumbuhan amelanotik.

Melanoma amelanotik tidak lebih berbahaya daripada bentuk melanoma lainnya. Kebanyakan orang yang didiagnosis dan diobati pada tahap awal bertahan hidup. Namun, tingkat kematian untuk melanoma amelanotik cenderung lebih tinggi daripada jenis melanoma lainnya. Ini karena melanoma amelanotik sering tidak terdeteksi hingga terlambat, yang akhirnya terdeteksi ketika sudah menyebar.

2. Gejala

Melanoma Amelanotik: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi melanoma amelanotik (skincancer.net.au)

Mengutip Skin Cancer Foundation, tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk melanoma adalah 99 persen ketika terdeteksi pada tahap awal. Itulah mengapa sangat penting untuk mencari perubahan pada kulit setiap bulan dengan melakukan pemindaian kulit seluruh tubuh. Jika kamu menemukan salah satu atau beberapa hal di bawah ini, segera konsultasikan dengan dokter.

  • Pertumbuhan yang telah berubah ukuran dan terlihat tidak biasa (ingat, pada melanoma amelanotik mungkin tidak ada pewarnaan).
  • Tahi lalat atau bintik pada kulit yang tumbuh menjadi lebih tebal, berubah tekstur atau warna, atau bertambah besar ukurannya.
  • Tahi lalat, bintik, atau luka yang menjadi nyeri atau mulai berdarah, mengeluarkan cairan, atau berkerak juga harus diperiksa oleh dokter.
  • Melanoma amelanotik mungkin terasa menyakitkan, dengan kulit rapuh dan lembut yang terasa mudah rusak. Jika kamu merasakan benjolan atau permukaan terangkat pada kulit yang sebelumnya tidak ada, segera temui dokter.
  • Luka terbuka yang membutuhkan waktu lebih dari tiga minggu untuk sembuh harus segera diperiksa.

Sementara 20 persen hingga 30 persen melanoma berkembang pada tahi lalat yang ada, tetapi mayoritas berkembang pada kulit yang berpenampilan normal. Karena melanoma amelanotik lebih sulit untuk diidentifikasi, perhatikan setiap perubahan pada kulit, terutama yang memiliki sedikit atau tanpa pigmentasi.

Gunakan metode ABCDE untuk menemukan kelainan pada kulit secara mandiri, tetapi pastikan untuk menemui dokter kulit untuk pemeriksaan kulit secara rutin.

Metode ABCDE adalah panduan yang membantu dalam mengenali tanda-tanda peringatan melanoma. Ini merupakan singkatan dari:

  • A: Asymmetrical atau asimetris. Tahi lalat yang menunjukkan melanoma biasanya memiliki dua bagian yang tidak memiliki ukuran, bentuk, atau pola yang sama.
  • B: Border irregularity, yaitu tahi lalat memiliki pinggiran yang tidak rata dan kasar.
  • C: Color variability/change, biasanya terdiri dari beberapa warna, seperti hitam, putih coklat, merah abu-abu atau biru.
  • D: Diameter atau garis tengah. Melanoma biasanya berdiameter lebih besar dari 6 milimeter (mm).
  • E: Evolving atau perubahan. Melanoma bisa berasal dari tahi lalat lama yang berubah bentuk dan ukuran setelah beberapa waktu, atau menjadi gatal dan mudah berdarah.

3. Penyebab dan faktor risiko

Melanoma Amelanotik: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi tanning bed (pixabay.com/Thomas G.)

Melanoma amelanotik tidak umum. Menurut penelitian dalam JAMA Dermatology tahun 2014, melanoma amelanotik jarang terjadi, mencapai sekitar 2 persen hingga 20 persen dari semua melanoma.

Meskipun penampilannya membuat jenis melanoma ini lebih sulit untuk dideteksi, tetapi penyebab melanoma amelanotik sama dengan bentuk lainnya yang mudah dikenali. Paling sering, perubahan genetik pada sel-sel di tahi lalat menyebabkan mereka berubah menjadi sel kanker, atau melanoma.

Semua sel tubuh mengandung DNA, bahan kimia yang mengontrol cara kerja gen. Ketika mutasi DNA menyebabkan gen berfungsi secara tidak normal, sel-sel dapat tumbuh tidak terkendali, menjadi kanker. Penyebab paling umum dari perubahan sel ini adalah paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari atau tanning bed, meskipun mungkin perlu waktu bertahun-tahun setelah paparan UV agar mutasi ini terjadi.

Jarang, mutasi genetik yang diturunkan mungkin juga berperan dalam menyebabkan melanoma. Melanoma yang diturunkan disebabkan oleh perubahan gen penekan tumor, mengganggu kemampuan mereka untuk mengontrol pertumbuhan sel dan akhirnya berkontribusi terhadap kanker.

Faktor risiko

Meskipun faktor risiko ini tidak berarti seseorang akan mengembangkan melanoma, tetapi ini berkaitan dengan peningkatan risiko semua bentuk kanker, termasuk melanoma amelanotik.

  • Paparan sinar UV: Kerusakan DNA di sel kulit dari paparan sinar UV (baik UVA dan UVB), adalah faktor risiko nomor satu untuk semua jenis melanoma. Sinar matahari alami dan lampu tanning bed meningkatkan risiko kanker kulit jenis ini. Sering tersengat matahari (sunburn) selama masa kanak-kanak juga telah dikaitkan dengan perkembangan melanoma di dada, punggung, dan kaki.
  • Tahi lalat: Jika kamu memiliki banyak tahi lalat atau memiliki tahi lalat yang tidak biasa, kamu berisiko lebih besar terkena melanoma. Selain itu, pasien dengan kondisi bawaan sindrom displastik nevus berada pada risiko tinggi mengembangkan melanoma selama hidup mereka.
  • Kulit cerah: Pemilik kulit berwarna terang, berbintik-bintik, dan berambut pirang atau merah dengan mata biru atau hijau memiliki risiko lebih besar terkena melanoma. Ini terutama benar jika kulit cenderung terbakar dibandingkan dengan tanning bed saat terkena sinar UV.
  • Ras: Melanoma 20 kali lebih mungkin terjadi pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam, menurut American Society of Clinical Oncology (ASCO).
  • Riwayat keluarga dan pribadi: Jika kerabat dekat memiliki riwayat melanoma, kamu berisiko lebih tinggi. Jika sebelumnya kamu pernah menderita melanoma atau jenis kanker kulit lainnya, kemungkinan untuk mengembangkannya lagi juga lebih besar.
  • Sistem kekebalan yang melemah: Orang yang menggunakan obat imunosupresif atau memiliki sistem kekebalan yang lemah dari penyakit seperti HIV berisiko lebih besar terkena melanoma.
  • Usia dan jenis kelamin: Risiko melanoma meningkat seiring bertambahnya usia, meskipun ini adalah salah satu kanker yang paling sering didiagnosis pada orang yang lebih muda dari 30 tahun. Pria berisiko lebih besar terkena melanoma setelah usia 50 tahun, sementara perempuan berisiko lebih besar sebelum usia 50 tahun.
  • Xeroderma pigmentosum: Jika kamu memiliki kondisi bawaan ini, kemampuan untuk memperbaiki kerusakan DNA pada tingkat sel terganggu, sehingga meningkatkan risiko melanoma.

Baca Juga: Melanoma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan

4. Diagnosis

Melanoma Amelanotik: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi pemeriksaan kulit (my.clevelandclinic.org)

Melanoma amelanotik bisa menantang untuk didiagnosis karena sering kali mereka kekurangan pigmen. Selain itu, kriteria ABCD klasik tidak selalu akurat untuk mendiagnosis melanoma amelanotik, serta banyak orang yang cenderung mengabaikan gejalanya.

Untuk mendiagnosis segala jenis melanoma, dokter akan melakukan biopsi pada area tersebut, mengambil sampel kulit untuk evaluasi laboratorium. Nantinya yang diperiksa adalah:

  • Ketebalan.
  • Hilangnya permukaan kulit.
  • Tingkat sel membelah.
  • Kehadiran sel kanker tertentu yang menyebar.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dokter dapat membuat diagnosis sekaligus menentukan stadium kanker. Penggolongan stadiumnya adalah:

  • Stadium 0: Melanoma yang hanya ada di lapisan luar kulit.
  • Stadium 1: Jenis melanoma ini memiliki ketebalan di bawah satu mm dan telah tumbuh melampaui lapisan permukaan kulit.
  • Stadium 2: Melanoma pada tahap ini belum memiliki borok namun dapat menimbulkannya. Ketebalannya lebih dari 1 mm.
  • Stadium 3: Melanoma telah menyebar ke kelenjar getah bening atau daerah sekitarnya.
  • Stadium 4: Melanoma yang telah menyebar ke bagian tubuh yang lebih jauh.

5. Pengobatan dan pencegahan

Melanoma Amelanotik: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi pembedahan (pixabay.com/SasinTipchai)

Dilansir Cancer Treatment Centers of America, perawatan untuk semua melanoma tergantung pada stadium dan disesuaikan dengan gejala. Doketer dan pasien akan bekerja sama dalam pengambilan keputusan bersama untuk menentukan pengobatan terbaik tergantung pada situasi dan tujuan pasien.

Satu, atau kombinasi, dari perawatan berikut mungkin direkomendasikan:

  • Operasi: Pengobatan paling umum untuk melanoma dan biasanya mengangkat tumor kanker serta sejumlah kecil jaringan sehat di sekitarnya (margin). Eksisi luas melibatkan pengangkatan melanoma primer dan mungkin termasuk cangkok kulit. Diseksi kelenjar getah bening untuk mengangkat kelenjar getah bening yang terkena dapat dilakukan jika kanker ditemukan selama pengujian sentinel lymph node biopsy (SLNB).
  • Terapi radiasi: Menggunakan sinar energi dosis tinggi untuk membunuh sel kanker. Ini dapat digunakan sebagai pengobatan untuk mencegah melanoma berulang, untuk mengelola gejala jika menyebar ke tulang, dan ketika kanker telah menyebar ke area kelenjar getah bening yang luas, atau kulit yang tidak dapat diobati dengan pembedahan.
  • Imunoterapi: Menambah sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker. Perawatan meliputi PD-1 dan PD-L1 inhibitor, CTLA-4 inhibitor, Interleukin-2, Interferon, dan terapi virus.
  • Terapi bertarget: Menargetkan gen, protein, atau lingkungan jaringan yang menyebabkan kanker berkembang. Ini membantu mencegah pertumbuhan sel kanker dengan menghalangi jalur yang diperlukan untuk melanoma untuk tumbuh. Terapi yang ditargetkan meliputi inhibitor BRAF, inhibitor MEK, inhibitor KIT, dan pengobatan tumor-agnostik.
  • Kemoterapi: Digunakan untuk membunuh sel kanker, tetapi obat kemoterapi adalah pilihan yang lebih kecil kemungkinannya dibandingkan perawatan lain. Terapi infus ekstremitas terisolasi melibatkan pemberian obat kemoterapi hanya ke tungkai yang terkena untuk mengecilkan tumor yang di sana. Ini biasanya digunakan dalam kasus tumor melanotik multipel.

6. Pencegahan

Melanoma Amelanotik: Gejala, Penyebab, Pengobatan ilustrasi penggunaan sunscreen atau tabir surya (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meminimalkan paparan sinar matahari yang berlebihan adalah strategi terbaik untuk mencegah melanoma, termasuk melanoma amelanotik.

Pakailah tabir surya setiap kali berada di luar ruangan. Selama masa paparan sinar matahari yang berkepanjangan atau langsung, mengenakan pakaian longgar dan topi dapat membantu melindungi kulit. Hindari penggunaan tanning bed.

Pemeriksaan kulit secara rutin tidak mencegah melanoma amelanotik, tetapi dapat membantu mendeteksi tanda-tanda melanoma lebih awal. Deteksi dini meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan kanker.

Melanoma amelanotik tahap awal dapat diobati tanpa komplikasi. Seiring melanoma berkembang, komplikasi bisa menjadi lebih serius dan lebih sulit untuk diobati, terutama jika kanker menyebar ke organ internal. Melanoma yang tidak diobati bisa berakibat fatal.

Mendeteksi melanoma pada tahap awal dapat mencegah pertumbuhan sel kanker lebih lanjut dan membuat pasien dapat terus menjalani hidup tanpa komplikasi. Pantau ukuran dan pertumbuhan tahi lalat di tubuh dan temui dokter untuk membantu mengidentifikasi melanoma sejak dini.

Baca Juga: Melanoma Intraokular: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya